01 - Ananta Dewa

1.4K 380 97
                                    

:: :: ::

Mari berbicara tentang Ananta Dewa, atau kerap dipanggil Dewa. Cowok tampan dengan senyuman manis nan ramah lingkungan. Sikapnya nggak neko-neko, enggak rusuh, enggak bobrok. Definisi dari anak kalem, terkalem diantara para monyet-monyet lepas di kelas 11 MIPA 3. Yang juga merangkap sebagai, bayi kesayangannya anak kelas.

Bagaimana tidak? Tutur katanya baik, kadang juga polos, sepolos emas yang dihasilkan manusia sehabis makan dan minum. Dia mampu diandalkan, bisa disuruh-suruh. Beli cilok depan SD pas jam istirahat? Bisa. Beliin paket kuota pas jam pelajaran? Bisa. Ngutangin temen juga? Bisa.

Apalagi jokiin game temen. Sangat-sangat bisa, karena selain titel bayi yang disandang, dia juga memiliki titel lain. Proplayer, gamers, game apapun dia bisa. Bahkan cooking bunda pun bisa. Keahlian lainnya lagi adalah, mampu mengunggah hati siapapun bahkan kalaupun itu kaum jantan, hanya karena senyuman polosnya. Yang membuat orang-orang jadi ingin menempel terus dengan Dewa.

Semua bisa dilakukan oleh Dewa. Dari yang kecil sampai besar. Kecuali satu, dia susah menaati aturan kebersihan kelas, juga susah menjinakkan sang seksi kebersihan.

Lisha Regyna. Cewek berambut pendek yang galak. Galaknya karena suka melihat teman-temannya melanggar aturan kebersihan, serta menagih-nagih denda akibat melanggar aturan.

Dan orang yang paling sering kena semprot oleh Lisha adalah Dewa.

Dan orang yang paling senang dimarahi oleh Lisha, adalah Dewa.

Dan perlakuan jahil Dewa hanya untuk Lisha.



**

"WAAA! DEWAAA!"

Seruan serta hentakan kaki mendekati Dewa dan kawan-kawan yang lagi asyik mabar mobile legend. Biasalah, kalau lagi jam istirahat, mereka menyempatkan waktu mabar. Apalagi kalau Dewa lagi free, malas jajan keluar kelas. Auto dijadikan kesempatan buat para budak game yang mau naikin ranking. Minta digendong Dewa.

Dewa menoleh segera. Menanggalkan ponselnya dan menatapi gadis berambut pendek tersebut. Dia tersenyum seperti biasa.

"Mulai lagi nih mulai," sahut Juna tapi masih fokus memilih hero untuk dipakai nge-rank. Dia tampak sudah tahu dengan kedatangan Lisha kepada Dewa.

"Wa, cuekin aja, fokus main," ujar Miko menyahuti. Wajahnya serius. Benar-benar serius. Karena malem tadi begadang, main solo buat naikin rank, tapi kalah terus-menerus sampai enam kali. Yang tadinya *legend, sekarang hampir ke *epic. Katanya mau nangis dia saat melihat bintangnya hilang satu persatu.

Namun, baik Dewa maupun si oknum yaitu Lisha, mengabaikan mereka. Keduanya saling pandang. Jika Dewa memandang seperti biasa, ramah dan senyuman yang senantiasa. Berbeda dengan Lisha yang menatapi Dewa tajam.

"Lo kemarin bilang bayar denda hari ini sama Jiyo. Tapi kata Jiyo belum, kenapa belum? Lupa bawa dompet lagi? Duitnya dipinjem Barra? Atau habis karena jajan?!"

Dewa mengerjap-ngerjap. Bibirnya dikulum dengan mata yang menatap polos. Dia tidak bisa berkutik karena disemprot berkali-kali oleh Lisha.

"Anjir, Lisha, Lisha. Yang santai dong! Lo mau bikin anak orang nangis?" seru Yogi, kemudian mendekati Dewa dan mengelus kepala Dewa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Falling || WinwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang