A

6 4 23
                                    

1. Percakapan saudara
_-_-_

 Percakapan saudara_-_-_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🗣🗣🗣

Seorang pemuda tampan baru saja keluar dari dalam kamarnya, dia sesekali menguap dengan matanya yang masih merem melek seraya merenggangkan sendi-sendinya sampai berbunyi. Karena semalaman dia berkutat dengan istri virtualnya, akibatnya beginilah jadinya dia bangun kesiangan, yang lebih tepatnya jam 11 siang ini dia baru bangun dari tempat peristirahatan nya.

Walaupun hanya memakai kaos hitam oblong dan sarung yang masih melekat di pinggangnya, tidak menutupi sedikitpun ketampanan dari seorang Alvin Bathara Reyan.

Alvin melihat ke arah ruang tengah yang tepat di depan kamarnya, menampakkan 3 orang lelaki tampan terkulai lemas layaknya cacing kelaparan tengah menonton kartun Dora. Tapi dia tidak terlalu peduli, dan memilih melengos pergi.

Kakinya melangkah ke arah dapur, membuka tudung saji yang ternyata kosong melompong, padahal biasanya setiap di buka selalu berisi harta karun berupa makanan yang tersedia di situ, walaupun hanya nasi goreng, tapi menurutnya itu adalah salah satu makanan mewah yang adiknya buat.

"Lo semua ngabisin sarapan nya ya?!" tuduh nya, kembali menghampiri ke-3 lelaki yang merupakan adiknya itu, tak sengaja sampai membawa-bawa tudung sajinya.

Mereka sekilas hanya menoleh, lalu melanjutkan aktivitas nya kembali.

"Wah. Kebangetan ya lo pada, gak setia Abang!" sambung Alvin, melempar asal tudung saji itu.

Clo menyaut malas, sebelum itu menghembuskan nafasnya panjang. "Boro-boro, kita aja dari pagi tadi belum sarapan! Tuh si Beca, pagi-pagi udah ngilang aja gak pamit lagi, seenggaknya bikin makanan dulu kek!'' tampik nya sekalian menggerutu.

Alvin berdecak ikut terduduk lemas di samping Bayu, berniat menyandarkan kepala di bahu adik keduanya itu, tapi sebelum berhasil lelaki berkacamata yang tengah asik membaca buku fantasi itu langsung menggeser tubuhnya dari Alvin, yang membuat sang empu terjatuh untung ke sofa juga, Alvin hanya mendengkus kesal tidak punya tenaga untuk membalas.

"Dari pagi? Emang kemana tuh anak?" tanya Alvin lagi, berpindah menidurkan kepalanya ke pangkuan Bayu yang sudah dialasi bantal, kali ini Bayu membiarkan nya.

Kalau sudah berhubungan dengan bahu Bayu tak bisa membiarkan, dia punya area sensitif di bahunya, bahkan sekadar di sentuh pun berakibat kegelian, tak heran saudara-saudara nya jika sedang menjahili akan mengincar bahunya.

"Kalo kita tau, udah kita jemput dari tadi." Jawab Bayu, masih membaca buku kesayangan nya.

"Telepon udah?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AbcdeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang