Sore ini mega kelabu menutupi bumantara, yang bisa di tebak dengan logika bahwasannya sebentar lagi hujan akan mengguyur kota Jakarta.
Ia mendesah kecewa sembari mengamati mega kelabu yang mulai menangis deras dibalik kaca mobil milik Bundanya.
Sembari menunggu Bundanya menyelesaikan pekerjaan nya di seberang jalan sana, ia membuka handphone untuk memberi tahu kepada teman nya bahwa ia akan terlambat datang malam ini.
Centang dua abu-abu yang berarti sudah terkirim namun belum dilihat oleh Sang penerima. Pintu mobil dibuka pertanda seseorang telah tiba, “Bunda lama banget ngapain, hujan juga. Emang bunda beli apasih?” Bunda menoleh dengan mengulurkan tangan kanan yang memegang sebuah kardus berukuran persegi panjang, kemudian menjawab, “Buka aja.”
Senyum haru mewarnai wajah manisnya, “Bundaa, iii baik banget sih, kan aku nggak minta lho padahal, niatnya aku mau beli bulan depan make uangku sendiri.”
“Simpen aja uang kamu, itu dibuat latihan nanti malem. Bunda doain supaya mimpi kamu bisa terkabul suatu saat nanti.”
×××
Maureen Isabelle Elvirzya, dunia nya baik-baik saja jika saja peristiwa di bulan maret tidak terjadi. Namun, jika tuhan sudah menggariskan, apa yang bisa diperbuat oleh manusia?
"Maurenn!"
Citt...
Brakk
"Kakakkk,"
Dan . . . .
semua nya terlampau abu jika diterima
KAMU SEDANG MEMBACA
Menata Seirama
Teen FictionSuatu peristiwa di bulan Maret yang membuat hidupnya berubah seketika, dan di pertemukan kembali dengan seorang Ree Ananta Mahardika. Ree itu pundak nya, Ree itu tangan yang membantunya berdiri saat Ia jatuh, Ree itu segala nya. Bagi dirinya, Ree it...