01. Elves Woozi

18 4 0
                                    

"tolong aku"

"Ibu..ayah.."

Brak!!

Kepalanya menoleh cepat, ia memperhatikan buku yang tidak sengaja ia jatuhkan karena terkejut akibat suara aneh yang barusan didengar olehnya . pemuda itu menggeleng cepat. ia mematikan musik di ponselnya lantas melepaskan earphone yang berada di telinganya sesaat lalu meletakkannya diatas buku yang terbuka dihadapannya.

Jihoon sedikit menunduk mengambil buku tebal sejarahnya yang tadinya terjatuh tepat dibawah kakinya. Saat itu, ia merasakan angin yang kuat menghembus pada wajahnya. anak itu cepat menegakkan badannya meletakkan buku tadi didadanya, Jihoon pegang erat buku itu saat jantungnya tiba tiba berdegup kencang.

Lagi lagi jihoon menggeleng dan melihat buku tulis yang sedari tadi dicoret dengan tulisan pelajarannya bahkan hampir memehuni seluruh kertas putih itu dengan tinta, kini menjadi.. kertas kosong?Jihoon mengeritkan alisnya, sambil membolak balikkan seluruh lembaran buku miliknya itu dengan cepat. dan ya, semuanya menjadi kosong bersih. Astaga! Jihoon refleks menyenderkan punggungnya pada kursi yang diduduki dan tiba tiba kepalanya menjadi terasa sangat pusing.

"bagaimana bisa semua pelajaran yang kubuat tiga hari tiga malam lenyap gitu aja? Sungguh aku sudah gila. sinting! Apa apaan sih? Tadi suara aneh sekarang semua tulisan tugasku hilang? Oh Tuhan aku benar benar sedang bermimpi" ujarnya mengomel kesal ditempatnya.

"Hisk.. sakit"

Jihoon menopang kepalanya dan menutup kedua telinganya dengan tangannya agar suara itu tidak mengganggunya. jadi selama aku mendengar musik lewat earphone tadi, beneran ada suara aneh itu? Oh! Sejak kapan aku jadi indigo begini

"Ibuu!" Panggilnya dengan berteriak dari dalam kamarnya tersebut, bulu kuduknya rasanya sudah tegang , Jihoon bukan orang penakut jadi ia pasti tidak akan kebiribit birit seperti orang lain

"Ibuu" teriaknya lagi dan tidak mendapat suara lain selain suara detak jarum jam didinding sudut kamarnya.

Jihoon hanya berdecak kesal saat melirik jam dinding yang masih menunjukkan pukul sembilan malam, lalu mengingat lagi, sekarang kan hari Senin pasti ibunya belum pulang bagaimana Jihoon melupakan waktu kerja ibuku yang akan pulang jam sepuluh nanti? pasti karena ia tengah panik sekarang. Pemuda tersebut keluar kamar sendiri saja, Jihoon beranjak dan memegang knok pintu tapi anehnya pintu tersebut tidak bisa dibuka. Jihoon mencoba lagi untuk menarik knok pintu dengan benar tapi hasilnya tetap sama saja.

"Apa aku menguncinya tadi?" Jihoon melirik ke nakas dan berjalan kearah sana, mengambil kunci cadangan yang kusimpan di laci.

"Nah dapat!"

Ia lanjut membuka pintu itu dengan kunci itu "aneh sekali, seingatku aku akan mengunci jika sudah tidur tapi ini? Apa ada yang mengunciku dari luar?!"

Cttek!

Bunyi kunci itu terdengar nyaring tapi kenapa masih tidak bisa dibuka? Heh!

"Anak setan!"

Jihoon terdiam, menutup mulutnya yang spontan mengeluarkan kata kata tadi, "astaga aku kehilangan akal dengan mengucapkan hal seperti itu disaat seperti ini"

Kembali, Jihoon mencoba membuka pintu, satu kali, dua kali, bahkan ketiga kalinya tetap saja ia terkunci "Awas aja pelakunya akan aku bilas wajahnya dengan kain lap!"

"Hihihi"

Saat Jihoon misuh misuh, ia mendengar suara tawa seperti tawa anak kecil. sungguh membuat Jihoon tidak berani bergerak sedikitpun.

"Apa ini namanya Sweet Seventeen?" Lirihnya kesal menendang pintu didepannya dengan keras. Sungguh ya, sangat tidak lucu! Ah yaampun, aku hanya mau keluar

Elves Amoore | SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang