**Gubrak (suara meja)
"Apa-apaan ini", teriak pria itu menanggapi proposal kami.Dia adalah seorang penguasa seluruh pasar di wilayah ini, dia dikenal sebagai Mister Edral. Dia orang eropa yang datang kesini karena kalah saing di sana dan mencoba menguasai dunia bawah / underground wilayah ini.
Disebelahku duduk satu orang lagi, pria paruh baya dengan badan agak gemuk. 'Om Gentong', itulah sapaannya, hanya bercanda, hehe..!! jelas bukan itu. Nama aslinya adalah Pak Suroto.
"Mas, kali ini saya yakin kita bakal bisa ambil kendali secara perlahan", gumam Pak Suroto dengan pelan kepadaku.
"Jangan buru-buru pak, ini masih separuh jalan", kataku.
"Kalo udah ditangani Boss, saya yakin pasti berhasil", saut sekretarisku si Zanna mencoba menenangkan kegelisahanku.
Dia dulunya adalah wanita yang aku temukan terlantar dijalan, entah karena apa aku lupa. Dia awalnya aku beri pekerjaan karena merasa kasihan, tapi kini dia tumbuh sebagai sekretaris yang cakap dan andal.
Aku kembali menatap Edral yang sedang membaca proposal kami.
Untuk yang belum tau apa yang sebenarnya terjadi, aku akan menceritakannya.
Singkatnya, aku dan Pak Suroto sedang berkolaborasi mengajukan proposal sekaligus tuntutan kita untuk memegang kendali atas peredaran produk-produk tekstil di pasar. Sebelumnya kami telah terlibat persaingan sengit dengan Edral. Aku menjalankan bisnis yang secara tidak sengaja 'mengusik' dominasi penuhnya di pasar, bisnisku adalah distributor produk tekstil secara luas. Sedangkan untuk Pak Suroto, dia adalah pemilik salah satu pabrik baju sekaligus ketua perkumpulan para pelaku industri tekstil di wilayah ini.
Disini hampir semua komoditas ada di genggaman Edral. Dari bahan mentah hingga penyaluran barang jadi, dia menguasai semuanya.
Ketika aku pertama kali menjajakkan bisnisku di sini, aku mendapat banyak keluhan para pegawaiku, ternyata mereka sering dipalak dan dihadang orang-orang tak dikenal. Saat itu pula aku datang kesini untuk menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi.
Setelah menyelidiki lebih lanjut, dugaanku benar. Kawasan ini telah dimonopoli oleh seseorang dengan cara yang agak tidak etis. Saat itulah salah satu pedagang kemudian menyarankanku untuk bertemu dengan Pak Suroto.
Aku dan Pak Suroto kemudian saling bertemu. Menurut ceritanya, dia selama ini juga menentang monopoli di sini. Dia kemudian menceritakan segala macam hal, mulai dari dirinya sendiri, bisnisnya, hingga menceritakan tentang sang dalang yaitu Mister Edral. Semenjak obrolan kecil itu, kami memutuskan untuk tetap berinteraksi dan akhirnya mencapai kesepakatan untuk berkolaborasi, terutama untuk membebaskan industri tekstil dari cengkraman monopoli tersebut.
Apa saja yang kami berdua lakukan ?
Kami hanya bekerjasama untuk menyaingi kekuatan dominasi Edral. Dengan kekuatan pengaruhnya, Pak Suroto mendorong pelaku industri tekstil yang lain untuk berbondong-bondong menyalurkan produksi mereka kepadaku dan membeli bahan mentah dariku juga. Karena bahan yang diperoleh dariku lebih murah, mereka bisa memproduksi barang lebih murah pula dan ini mempengaruhi harga di pasaran. Singkatnya, barang distribusiku menjadi lebih murah daripada distribusi milik Edral.Kami berdua bermain dengan halus, sampai saat dimana distribusi Edral menurun dengan drastis.
Dan tiba-tiba Edral mengundang kami untuk bertemu.
Awalnya Edral berusaha mengusir bisnisku, namun karena kepercayaan pasar dan industri sudah mengakar pada bisnisku, dia tidak bisa serta merta melakukannya. Dia justru akan semakin kehilangan kendalinya di pasar jika melakukan itu, dan dia paham betul akan konsekuensinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerak Dalam Bayangan
Science FictionSinopsis : Menceritakan kisah seorang pemuda jenius bernama Yasha (lulusan jurusan Ekonomi dan jurusan Fisika) yang memutuskan untuk terjun kedalam aktivitas dunia bawah (dunia belakang layar) yang selama ini memanipulasi dunia permukaan, dimana itu...