Chapter 2 - Tak Terduga

36 2 0
                                    


Mereka bertiga (Edgar, Zanna, dan Yasha ) masih dalam perjalanan pulang. Hari sudah larut malam, jalanan sepi sunyi dan hening tanpa lalu lalang kendaraan. Ini adalah waktu-waktu rawan saat melakukan perjalanan, tapi mereka bertiga terlihat bersikap biasa saja, seolah tidak akan terjadi apa-apa seperti biasanya, lagipula mau tidak mau mereka harus tetap melanjutkan perjalanan.

"Sepertinya malam ini mendung, semoga saja kita sudah sampai rumah sebelum turun hujan"

"Iya Tuan, angin juga bertiup agak lebih kencang dari biasanya"

"Hemm,, hei Edgar apa kamu gak bisa merubah gaya bicaramu yang terlalu formal dan kaku itu ?"

"Iya tuh Edgar, kayak robot aja kamu"

"Maafkan saya, dulu saat masih di militer saya dilatih seperti ini, sekarang sudah jadi kebiasaan"

"Ya sudah deh, yang penting kamu nyaman sama cara bicaramu. Aku gak keberatan kalo kamu bisa bicara lebih santai seperti Zanna"

"Fufufu.. Dengerin tuh Edgar, lagian kan Boss kita bukan mafia jahat, gak kayak Edral yang tadi tuh, ngeliat mukanya aja aku udah sebel"

"Huss, jangan begitu.. Sebentar lagi dia bakal jadi partner bisnis kita lo, jadi nanti kamu harus terbiasa berurusan dengan dia, soalnya bakalan tak serahin ke kamu semua, hahaha"

"Heeeehh,, kok gitu sih boss..."

"Yok.. semangat.. kamu pasti bisa,, hihihi"

"Huff,, Yaudah deh, tapi nanti kalo aku kesusahan bantuin loh boss"

"Oke bisa diatur"

"Yess,, asyiikk... bonus juga bakal naik, yuhuuu.."

"Eh??........(terdiam)"

"Hemm.. kenapa Boss ??", (dengan senyum mengancam)

"A...aa...ah.. iya.. iya.. nanti bonus naik, bonus naik,, Edgar juga sekalian"

"hehe,, makasih Boss"
"Terima Kasih Tuan"

Mereka bertiga terus melanjutkan obrolan tanpa mengetahui bahaya seperti apa yang sedang mengintai mereka..

..........................................................................

Satu hari sebelum proposal sampai ke tangan Edral, Suroto telah memberikan bocorannya kepada Edral. Ini adalah bagian dari strategi balasan mereka untuk mengambil alih gabungan dari kedua perusahaan nanti.

Didalam perjanjian, masing-masing akan menuliskan nama sebagai penanggung jawab dari rencana tersebut, lalu pihak Yasha mengajukan diri sebagai pengelola. Namun sebagai asuransi untuk berlangsungnya kerjasama, apabila terjadi sesuatu kepada pengelola pertama dan manajemen tidak bisa berjalan, maka demi perusahaan dan demi kehidupan para pegawai, manajemen akan beralih ke tangan Edral untuk dikelola. Itu adalah celah yang ingin mereka manfaatkan.

Setelah mengetahui hal itu, Edral segera memberi perintah. Ia menyuruh Suroto untuk menyiapkan beberapa orang untuk mencelakai Yasha saat kesepakatan telah ditandatangi. Dan Edral secara sengaja akan memilih pertemuan berlangsung pada malam hari.

Setidaknya hingga saat ini, ketika kesepakatan sudah ditandatangi dan Yasha dalam perjalanan pulang, rencana Edral berjalan dengan lancar. Kini ia hanya perlu menunggu kabar selanjutnya dari Suroto.

..........................................................................

Ketika pergi dari kediaman Edral, Suroto langsung menuju tempat para preman yang juga merupakan anak buahnya dan anak buah Edral berkumpul. Mereka semua sudah bersiap dan berbaris mendengarkan perintah karena ini adalah malam dimana mereka akan ditugaskan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gerak Dalam BayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang