Good bye Sukabumi, welcome to Bogor city
06-Juli-2020
Persiapan pindah rumah keluargaku sudah di lakukan dari pukul 06.00 pagi, berat karena harus meninggalkan kota kecil penuh arti ini ya dimana lagi kalau bukan sukabumi. Disana aku harus menginggalkan banyak hal mulai dari teman,sekolah,tetangga yang sudah seperti keluarga, semua kenangan dan juga cinta.
Aku pergi dari kota ini dengan bebagai kesedihan dan penyesalan "Berati kalau udah di sana aku ga bisa liat bian lagi" Cuma itu yang selalu ada di pikiranku, oh iya ada satu lagi "maaf ya lek aku ga sempet datang untuk berpamitan sama kamu tapi aku akan janji sama diriku bahwa suatu saat aku akan berkunjung untuk ziarah dengan Al-fatihah" mereka adalah lelaki yang aku cinta di sana setelah ayahku.
"Udah siap la" Tanya ayahku
Aku tersenyum mengangguk
Aku lupa memberi tahu kalian tentang alasan kenapa aku pindah.
Ayahku di PHK di kantornya jadi ayah dan ibuku memutuskan untuk pulang ke kampung halaman kami di Bogor karena kata ayah "kalau tetap tinggal di sini kita semua akan mati kelaparan" itulah alasannya. adikku yang paling bersemangat tapi kami tidak kami pulang dengan hampa tidak punya apa-apa mobil,rumah,dan pekerjaan ayah semua hilang harus di jual untuk bekal hidup ke depannya.
Pukul 07.00 kami berangkat.
Menerima atau tidak tapi kenyataan tidak bisa di hindar.
Akhirnya kami sampai.
Kami di sambut oleh keluarga kami di Bogor.
Ayah datang langsung memeluk Embah dengan air matanya.
"Ka ayla beneran mau tinggal disini?" Tanya ayu keponakanku
"Iya dong masa iya Cuma prank"
"Asikkk bisa maen terus setiap hari"
Aku di sambut hangat oleh keluargaku. Ya! tidak ada yang lebih indah dari bersatu kembali.
Kemudian aku teringat pada salah satu kenangan yang setiap kali aku berkunjung ke kota hujan ini aku mencari dia.
Dan kami semua mulai sibuk membereskan semua barang-barang kami.
3 hari berlalu
Rumah sudah rapi. Aku memutuskan untuk jalan-jalan sore dan bertemu teman-teman kecilku.
"Ka Ayla aku kaya mimpi tau ka Ayla pindah lagi ke sini"
"Haha. Lebay kamu"
"Ka Ayla tau ga?"
"Apa?"
"Ka Fikri udah pulang loh dari pesantrennya"
"Terus sekarang dimana?"
"Di Sini, biasanya sih suka nongkorngnya di villa depan rumah ka ayla"
" Oh ya? Tapi dari tiga hari yang lalu di situ sepi-sepi aja deh"
"Masa iya?"
"Iya ca"
"eh tapi sebelah rumah ka ayla tuh suka rame yang pada maen gitar nyanyi-nyanyi gitu"
"nah berarti pada ngumpulnya di rumah ka ariawan"
"hah? Ariawan?"
"iya yang sipit itu"
"haha,oh iya tau"
"Mirip jimin loh ka, kakak suka kan sama jimin"
"yang bener?"
"Iya tau, ke sukaan ka ayla kan?"
"Iya suka tapi lebih suka Taehyung hehe"
Sambil menikmati sore dengan mengobrol bersama martsha teman kecilku yang selalu memberikan informasi tentang Fikri setiap kali aku berkunjung ke Bogor.
Fikri itu bisa di bilang cinta pertama aku Ayla Nandita ya wajar setiap kali datang rasanya harus banget jumpa dia.
Setelah bertemu teman-temanku dan banyak bertukar cerita tentang apa yang terjadi selama ini,sang senja pun sudah akan turun untuk bertukar tugas dengan bulan. Dan artinya aku sudah harus pulang
. di perjalanan pulang aku bertemu dengan Fikri.
Aku senyum
Dia memalas
"Asik nih ada orang jauh"
"sombong lu fik"
"Lu yang sombong ga pernah keluar"
"sibuk bukan sombong"
"Sama aja kali, maen dong keluar di rumah mulu hamil lu?"
"enak aja lu"
"mangkanya maen"
Setelah percakapan kami pada akhirnya di tutup dengan
"udah ah gua mau balik magrib" kata fikri
Itu sangat cukup menghapus rindu perasaan yang tak terbalas selama lima tahun lamanya,tapi sudah dari lama juga aku menghapus perasaan cinta sepihak ini ya karena...
Cinta satu pihak sangat melelahkan bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
SPATIUM
Teen FictionBahwa yang sebenarnya yang menyulitkan dan menyakitkan dari cinta itu ialah "jarak"