Selamat membaca,
Vote dan komen yaa
\
/
\
[xxix/ix]
Seorang cowo yang baru saja keluar dari salah satu gedung di Universitas Sebelas April, berjalan menuju parkiran sepeda.
"Bryakta,"
Bryakta menoleh. Melihat seorang cowo berlari ke arahnya. Bryakta berhenti melangkah, menunggu cowo yang memanggil itu sampai di depannya.
"Ayo temani saya ke bank, bayar semester-an."
"Saya mau pulang." Bryakta melangkahkan kaki menuju salah satu sepeda yang berada di sana. Memegang setir sepeda, lalu menaiki sepeda itu dan bersiap untuk meninggalkan parkiran kampus.
Cowo satunya bergegas naik di pijakan roda belakang sepeda itu, tak lupa kedua tangan memegang pundak Bryakta. "Mari kita ke bank."
Bryakta sedikit terkejut akan tindakan temannya yang mendadak naik, lantas satu kaki Bryakta yang mulanya menginjak pedal di atas, kini spontan turun ke bawah untuk menyeimbangkan sepeda agar tidak jatuh, kemudian menoleh ke belakang. "Turun Utpala! Saya mau pulang."
"Gak mau Bryakta, temani saya ke bank dulu."
"Kamu bisa ke sana sendiri."
"Sekali ini aja Bryakta." Utpala menundukkan kepala menoleh ke wajah Bryakta.
Bryakta menghela napas pelan. "Benar sekali ini aja? Saya gak mau ke bank lagi."
Utpala mengangguk. "Iya, kita kan udah semester akhir."
Bryakta tersadar, itu tandanya pembayaran semester tinggal kali ini dan Utpala memang pintar mencari waktu yang tidak bisa Bryakta tolak. "Kalau gitu pergi sendiri."
"Kamu kan anak beasiswa, mana sempat ngerasain bayar semester ke bank. Makanya saya ajak kamu biar tau gimana suasana bank."
"Anak jalur mandiri mana tau enaknya kuliah dibiayain pemerintah." Bryakta menginjak pedal sepeda, melajukan sepeda keluar dari area Universitas Sebelas April.
"Bryakta sombong ya."
Keduanya tertawa.
Diperjalanan menuju bank, Bryakta dan Utpala saling melemparkan pertanyaan. Sesekali mereka tertawa bersama seraya melihat-lihat jalanan kota yang sudah dipenuhi oleh pengguna kendaraan lainnya.
"Ngapain tadi kamu ke kampus? Masih liburkan?"
"Kan tadi saya udah bilang, mau ngajak kamu ke bank, biar tau suasana bank."
"Sialan juga ya kamu Utpala. Kamu bisa pergi sendiri kan? Biasanya juga pergi sama sopir kamu."
"Saya udah jawab tadi kan Bryakta."
"Kamu beneran ngajak saya ke bank buat pamer uang kamu?"
Utpala tertawa. "Benar, seratus untuk Bryakta."
Bryakta tersenyum seraya menggeleng-gelengkan kepala. "Riya' kamu Utpala."
Utpala tertawa. "Gak riya' gak hidup,"
"Emang bedebah kamu Utpala." Bryakta dengan tertawa.
Utpala mengangguk. "Em, sampai-sampai saya tadi ke kost-an buat nyari kamu. Eh, kata pemilik kost-nya kamu pergi ke kampus. Yaudah saya ke sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
BRYAKTA
Romance"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" customer service bank sambil tersenyum manis. Bryakta menatap customer service bank tersebut. Membaca tulisan nama yang tertera di meja customer service itu. Calya Bajramaya, nama customer service tersebut...