jangan lupa like dan komentar ya♡
☆☆☆
Mengalihkan topik, Tang San menceritakan kepada Cheng Xia apa yang dia lihat tadi.
Cheng Xia tampak terdiam beberapa saat kemudian bertanya, "Gege, kabut hitam itu... mungkin yang Gege maksud adalah lubang cacing...?"
[gambarnya ada di chapter 2]
Nadanya tidak yakin. Sepertinya Cheng Xia sendiri pun tidak tahu apa sebenarnya keberadaan kabut hitam itu.
Namun, Tang San adalah anak yang cerdas. Sedikit konfirmasi yang tidak yakin dari Cheng Xia sudah membuatnya mengetahui apa itu.
Wajahnya tersenyum saat berkata, "Pantas saja. Perasaan yang diberikan kabut hitam itu sama persis dengan perasaan saat aku menemukanmu jatuh dari langit."
"Eh?" Cheng Xia melongo. Anak putih itu tidak mengerti.
"Xiao Xia, bukankah kamu mengatakan bahwa kamu masuk ke lubang cacing sebelum datang ke sini?" Melihat Cheng Xia mengangguk, Tang San melanjutkan, "Mungkin ada sisa-sisa kekuatan dari lubang cacing itu yang ikut denganmu. Perasaan aneh yang kurasakan saat itu pasti dari sana."
Cheng Xia mengangguk. "Jadi begitu."
"Apa ada perubahan dengan tubuhmu, Xiao Xia?"
Tampaknya Cheng Xia baru menyadari bahwa dia ingin membicarakan tentang ini. Setelah Tang San bertanya, anak putih itu langsung berkata dengan penuh antusias. "Benar, Gege! Kekuatan Spiritual-ku sekarang bisa digunakan! Aku bisa merasakannya!"
Tang San balas tersenyum, menanggapi Cheng Xia yang terlihat sangat bahagia. "Apakah ada yang lain? Sesuatu yang asing."
Cheng Xia menggaruk rambutnya yang tidak gatal. "Sekarang Gege berkata begitu, memang ada yang aneh." Cheng Xia mengangkat tangan kanannya. "Rasanya aku dapat memunculkan sesuatu di sini..." Setelah mengatakan itu, sebuah buku yang tadi Tang San lihat muncul.
Kali ini, kabut ungu tua itu tampak lebih ringan lagi, dan bintik warna-warni bahkan terlihat sangat redup.
Di jilid buku itu, ada simbol berbentuk pentagram dengan tiga belas simbol lain. Terlihat aneh dan asing di mata Tang San.
"Itu adalah Roh. Esensi roh yang beberapa hari yang lalu kita bicarakan," Tang San menjelaskan.
"Eh? Lalu kenapa aku bisa memilikinya? Bukankah Gege bilang esensi roh terbangun saat berumur 6 tahun? Aku sudah 7 tahun dan lagipula aku bukan..."
Tang San menepuk bahu Cheng Xia. "Jangan pikirkan itu. Mungkin kekuatan spiritual Xiao Xia beradaptasi dengan dunia ini sehingga memungkinkan Xiao Xia mempunyai esensi roh."
"Dan sepertinya kabut hitam dari apa yang Xiao Xia sebut lubang cacing juga terlibat. Apa tujuannya?"
Sambil berpikir, Tang San merapihkan tempat tidur. Saat mereka mengobrol, langit sudah mulai cerah dan saatnya bagi Tang San untuk melanjutkan kegiatan sehari-harinya.
Cheng Xia sudah mengembalikan esensi rohnya. Dia ikut membantu merapihkan tempat tidur. Saat dia melihat ke sana sini, dia tidak melihat selimut yang kemarin berjasa menutupi rasa malunya.
"Gege, apa kamu melihat selimut yang aku pakai?"
Tang San menoleh. "Sudah Gege cuci semalam," jawabnya sambil tersenyum.
Senyum yang membuat wajah Cheng Xia kaku.
Celaka! Dasar Cheng Xia bodoh! Sudah bagus Gege mu itu tampaknya melupakan kejadian kemarin dan tidak berniat membahasnya!
Dan sekarang kamu dengan bodohnya membuka topik ini?!
Cheng Xia ingin menggali tanah untuk bersembunyi sekarang juga.
Dan tebakan Cheng Xia benar.
Tang San memasang wajah tampak mengingat sesuatu. "Oh, benar. Soal kemarin, Gege tidak keberatan."
Mata Cheng Xia berbinar.
"Tapi-"
Mata Cheng Xia meredup dengan datar.
"Gege hanya butuh alasan. Kenapa Xiao Xia kemarin seperti itu?"
Hal ini akhirnya ditanyakan!
Apa yang harus aku lakukan? Tidak mungkin kan aku menjawab kalau kemarin aku tiba-tiba heat, padahal sebelumnya aku tidak pernah?
Tidak mungkin kan aku menjawab kalau aku heat karena Gege nya itu?!
Bukankah Gege nya akan menunduhnya mesum!?
"Anu... itu..." Cheng Xia memilin jari-jarinya dengan gugup. Matanya melihat ke sana-sini, mencoba menghindari tatapan Tang San.
Tang San dengan sigap memegang dagu Cheng Xia, membuat anak cantik itu tidak bisa lari kemana-mana.
Jika seseorang bisa membaca pikiran, mereka mungkin akan melihat banyak tanda seru di atas kepala Cheng Xia.
"Efek sa..."
"Hm?" Tang San ingin mendengarnya lebih jelas.
"Itu efek samping, Gege. Bukankah sebelumnya aku bilang tentang tiga jenis Kekuatan Spiritual? Dua dari tiga jenis kekuatan spiritual memiliki kekurangan karena terlalu kuat. Sebelumnya aku tidak pernah mengalami ini karena Kekuatan Spiritual-ku tidak aktif. Tapi kemarin tiba-tiba aktif!"
Melihat Tang San masih tidak yakin dengan jawabannya, Cheng Xia rasanya ingin menangis.
Sebenarnya itu tidak bohong. Dia hanya menutupi kenyataan tentang heat dan hal-hal itu. Jadi Cheng Xia tidak salah, oke?
"Sebelumnya Kekuatan Spiritual Xiao Xia tidak aktif? Kenapa itu terjadi?"
Itu yang ingin aku ketahui, Gege. Aku juga tidak tahu kenapa itu tidak aktif sehingga membuat aku menjadi lelucon keluarga. Dan kenapa sekarang bisa tiba-tiba aktif?
Cheng Xia menggelengkan kepalanya, dia benar-benar tidak tahu.
"Mungkinkah karena kabut hitam itu?"
Cheng Xia tidak menjawab. Dia tidak mengiyakan karena lubang cacing tidak memiliki kekuatan seperti itu. Meski begitu, itu satu-satunya penjelasan yang logis mengenai Kekuatan Spiritual-nya yang tiba-tiba aktif.
Menatap Tang San di depannya yang sekarang terlihat sangat tampan—hampir seperti pangeran berkuda putih di matanya, Cheng Xia justru curiga itu karena keberadaan Gegenya ini.
Tapi, apakah itu logis?
"Lupakan itu, Gege. Sebelum itu, aku penasaran esensi roh Gege itu apa? Apakah itu buku sama seperti aku?"
Tang San menggelengkan kepalanya sambil terkekeh. Dia tidak keberatan dengan Cheng Xia yang tiba-tiba mengalihkan topik. "Tidak, Xiao Xia. Esensi roh kita berbeda."
"Oh..." Cheng Xia mengangguk mengerti.
"Benar juga. Gege belum memperlihatkannya kepada ayah. Kakek Jack juga membicarakan tentang akademi. Tadinya Kakek Jack akan ikut kemari untuk membicarakannya dengan ayah, tapi Gege pulang terburu-buru."
Cheng Xia ingat kemarin saat Tang San baru saja pulang. Wajahnya langsung memerah. Dia menepuk kedua pipinya dengan malu kemudian berkata, "Apa aku boleh melihatnya?"
Tang San mengangguk. "Tentu. Xiao Xia akan melihat nanti bersama ayah."
Author Note:
Jadi guys. Aku sebut wuhun sebagai esensi roh. Paham ya.
Dan ide mainstream tentang esensi roh Cheng Xia nanti, aku nggak bermaksud kok.
Aku nyesuain keadaan Cheng Xia. Dia datang lewat lubang cacing, ingat? Dan itu ada di luar angkasa.
Dan saat aku mikir esensi roh yg ada hubungannya dengan itu,
jeng jeng jeng, jadilah ini.
Maafkan diriku yg tidak punya ide lain, unch
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Douluo Dalu: Destiny
Fanfiction[Bukan Novel Terjemahan] Sejak hari itu, Cheng Xia dinobatkan sebagai orang yang paling tidak berguna. Orangtuanya yang menaruh harapan tinggi padanya langsung berbalik meninggalkan dia. Namun suatu hari, setelah kunjungan seorang peneliti ke rumah...