Unu

361 25 0
                                    

Dimalam yang dingin dan gelap yang hanya disinari oleh cahaya remang dari sinar rembulan membuat kesan menakutkan terpancar dari hutan.

Keheningan yang seharusnya tercipta di malam hari perlahan hilang dan digantikan dengan suara pertarungan serta lolongan serigala yang terdengar hampir di seluruh penjuru hutan.

Kini nampak dua orang sedang bertarung saling menghantam lawan dengan kekuatan masing-masing darah mulai bercucuran dari badan sang lelaki tinggi dia sudah kewalahan menerima serangan brutal dari lawannya membuat sekujur tubuhnya dipenuhi oleh luka dan melemahkan pertahanannya.

“Beraninya kau menyentuhku dan menyakitiku dengan feromonmu.” mata yang tadinya berwarna coklat kini perlahan mulai berubah menjadi warna kuning terang, tatapan tajam darinya seakan mengoyak tubuh sang lawan.

Tangannya mulai terangkat membuat sang lawan merasa pergerakannya terkunci badannya kaku tak bisa bergerak seluruh tulangnya seakan remuk ketika pemilik mata kuning terang tadi mengarahkan tubuhnya menghantam pohon besar dibelakangnya.

Dia kini sudah tidak mampu melawan lagi membuat pemuda yang berada didepannya tersenyum miring, pemuda itu kini mulai mendekat kearahnya mengeluarkan bola api yang merupakan kekuatannya dan membakar tubuh lawannya hingga menjadi abu.

“REONER ! kenapa kau ada disini ?" Tanya seorang bertubuh lebih tinggi darinya.  Mendengar teriakan tersebut matanya kini berubah kembali ke warna semulanya dia berbalik dan memasang wajah datar mendapati seorang pemuda yang tak lain adalah saudara kembarnya.

“Bisakah kau tidak berteriak kepadaku Julio” kata seorang pemuda yang bernama Reoner.

“Bagaimana aku tidak berteriak padamu hah! kau keluar dari pack secara sembunyi-sembunyi kau tidak tau Ayah dan Ibu khawatir padamu omega bodoh.” Julio menatap Reoner dengan tatapan tajamnya.

“Sudahlah daripada kau mengoceh terus lebih baik kita kembali ada banyak alpha liar disini, kau tidak mau bertemu dengan mereka bukan Julio” dengan santai Reoner mulai melangkah menjauhi Julio dengan wajah kesal Julio pun menyusul Reoner untuk kembali ke pack mereka.

Sesampainya mereka di pintu masuk pack mereka terlihat Orang tuanya dan beberapa pemimpin pack berdiri dan memandangi mereka dengan tatapan khawatir. Ibu Julio dan Reoner mendekat pada kedua putranya dan memeluk mereka erat.

“Julio, Reoner hiks ibu khawatir pada kalian hiks kenapa kalian meninggalkan pack dengan nekat apa kalian tidak berpikir banyak bahaya yang mengincar kalian berdua hah!” Wilonar menangis dipekukan kedua putra kembarnya.

“Maafkan kami baba kami tidak bermaksud membuat kalian khawatir.” Kata Julio dengan nada menyesal. Wilonar melepas pelukannya melihat dari atas kebawah penampilan anaknya matanya tertuju pada cakaran didada Reoner.

“Reoner, kenapa kau bisa mendapat cakaran ini.” kata Wilonar membuat perhatian orang-orang disana terutama perhatian Yuven mengarah pada badan putra keduanya itu.

“Aku tadi bertarung dengar seorang werewolf liar kalian tidak perlu khawatir hanya cakaran kecil ini akan sembuh dalam waktu 3 hari.” Ucapnya untuk menenangkan kedua orangtuanya.

“Bagaimana kami tidak khawatir luka ini bukan sekedar luka biasa kita harus segera menemui Teodhor untuk mengobati lukamu.” Dengan cepat mereka melesat menuju rumah dokter pack mereka untuk mengobati luka Reoner.

“Dia akan sembuh setelah beberapa hari aku sudah memberi obat pada lukanya kalian tidak usah khawatir pulanglah ke rumah kalian dan biarkan dia istirahat dahulu.” Ucapan Teodhor membuat Wilonar dan Yuven lega, mereka membawa pulang Reoner diikuti oleh Julio dibelakangnya.

Dari kejauhan terlihat 3 orang pemuda sedang berdiri dengan wajah cemas tetapi ketika mereka ber-3 melihat adanya keberadaan orang lain wajah mereka terlihat lega.

“Derio, Terra, Jerrel cepat masuk ke rumah dan biarkan Reoner serta Julio istirahat jangan ada yang menganggu mereka mengerti.” Wilonar mengajarkan perkataan itu kepada ketiga putranya yang lain. Ketiga pemuda omega tersebut mengangguk dan kembali ke kamar mereka masing-masing.

“Kalian berdua tidurlah pulihkan tenaga kalian.” Yuven berkata dengan lembut lalu keluar dari kamar Reoner dan Julio membiarkan kedua putra manisnya beristirahat.





______________________________________

Maaf ya guys baru update chapter pertamanya sekarang maaf kalau cerita ini jelek. Tapi aku harap kalian menikmati ceritanya, terimakasih buat yang sudah mampir dan membaca ceritaku ini.

Jangan lupa vote ya guys.

Pera ❤️


An AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang