PROLOG

2 2 0
                                    

Tatapan mata wanita itu membuat Ayyub benar benar terpana. Namun, sadar akan apa yang dia lakukan salah, Ayyub langsung memalingkan wajahnya begitu pula dengan wanita itu.

Keduanya saling membisu, tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut kedua manusia itu.

Ayyub yang selalu diajarkan untuk tidak sembarang menatap wanita merasa yg dia lakukan '3 detik' yg lalu adalah dosa yang sangat amat besar. Ayyub ingin sekali mengatakan 'maaf' namun, lidahnya terlanjur kaku.

" 'ana asf, Assalamualaikum"

Suara lembut itu terngiang-ngiang di telinga Ayyub. Setelah ucapan salam itu, wanita tersebut langsung pergi meninggalkan Ayyub sendirian yang berdiri membeku di 'balai' penjagaan kebun kurma milik majikannya.

Angin silir bertiup pelan...

Rambut pemuda itu menerpa wajah yang terbilang rupawan, mata coklat terang bagai batang kurma. Tubuhnya yg tegap, dan rahangnya yang begitu sempurna.

Ayyub menatap sebuah bungkusan pelepas kurma yang tergeletak di tangga balai-Nya. Sebuah senyum tipis terukir di bibirnya yang merah bahai kelopak mawar. Membuat siapa saja yang melihat terpesona dengan keindahan dari senyum tipisnya itu...

Makkah, 1521

Ilustrasi - @sleeppeacw_ [Instagram]

HUMAIRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang