Cheat and Die

Prolog

Seorang gadis muda berkisar umur 20-25 tahun sedang berjalan di lorong hotel yang mewah yang sangat terkenal di kota ini. Setibanya dia di ujung tangga hotel, dia melihat ke bawah sambil tersenyum tipis.

3 polisi, dan para pegawai hotel. Batin gadis itu

Gadis itu melihat 3 polisi yang sedang berdiri dilantai bawah di dekat tangga hotel dan para polisi itupun juga langsung melihat kearah gadis itu begitu melihat sosok gadis itu. Tapi, terlambat. Gadis cantik yang masih muda itu sudah mengeluarkan pistol dari balik gaunnya berwarna putih, meletakkan pistol itu di samping kepalanya sambil menatap tajam kearah polisi dan tersenyum sinis. Lalu....

DOR.

Tubuh gadis itu menggelinding di tangga dengan darah yang mengucur dari kepalanya merubah warna gaun yang dipakainya, gaun putih yang berubah menjadi merah darah.

“ahhh” teriak para pegawai hotel.

Seorang polisi dari ketiga polisi itu, yang memakai kaos putih, jaket, dan celana coklat itu menatap jasad gadis itu dengan tatapan sedih dan bersalah, polisi itu menutup matanya dan tetesan Air mata keluar dari sudut matanya.

“Anna Agnestina, sudah meninggal dunia” ucapnya lirih.

Polisi itu langsung berjalan perlahan menghampiri jasad gadis itu, dia berlutut dan menutup mata jasad gadis itu dengan telapak tangannya sampai mata jasad itu tertutup. Raut wajah sedih dari sang polisi tak bisa lagi disembunyikan.

Kedua polisi yang lain ikut menghampiri dan menepuk pundak polisi yang memakai kaos putih yang sedang sedih itu.

“Pras, ini bukan kesalahanmu. Ini adalah pilihan Anna. Ayo kita segera urus jasadnya dan melaporkan ini ke markas” kata polisi berkemeja navy, Ahmad namanya.

“iya Praas, sebentar lagi tim forensik akan tiba kesini” sambung polisi berbaju hitam, Andri.

Pras, polisi berkaos putih itupun bangkit dari posisinya dan berjalan keluar dari hotel. menengadahkan kepalanya ke langit dan membiarkan airmatanya jatuh.