Nama gadis muda itu Yuna. Di semesternya yang ketiga, ia sudah mendapat predikat "cewek cool" di setiap perkuliahan yang diikuti. Tinggal menunggu waktu untuknya nenjadi trend setter baru di kampus.
Tampilannya selalu trendi dengan berbagai merk ternama; tas Gucci, jaket Dior, sepatu Chanel, kacamata gelap Burberry, celana Slvrlake. Dengan rambut gelap bergelombang, wajah latin yang didapat dari ayahnya, dan sifatnya yang agak tomboy, hampir semua senior akan menoleh mengagumi. Terutama karena komelakan tubuh bak model didukung payudara dan pantatnya yang kencang, Yuna adalah idola baru kampus.
Tak ada yang percaya sifat asli Yuna. Hanya aku yang tahu wajah sebenarnya gadis itu.
.
.
"Ah, ah, ah, lebih kencang, Sayang...!"
Tidak ada yang mendengar teriakan erotis Yuna di dalam penthouse itu kecuali aku yang semakin kencang menghujamkan penis buatan yang terpasang di pinggulku ke dalam vagina basah yang sudah orgasme entah berapa kali.
Wajah berpeluh dengan make up yang sudah luntur dan rambut berantakan Yuna justru membuatku tambah terangsang. Tubuh eksotis nan molek itu menggelinjang tiap kali penisku menghantam bagian terdalam lubang kemaluannya dan menghantarkan Yuna ke puncak kenikmatan.
Aku terkekeh tiap kali Yuna mengejan dan berkelonjotan. Imej-nya sebagai gadis cool di kampus lenyap sudah digantikan lacur ketagihan seks setiap kali ia tak didepan publik.
Aku menjambak rambut panjangnya hingga ia tertarik mendongak, penis plastikku masih sibuk menghajarnya.
"Yuna punya siapa?"
Yuna hanya mengerang-erang, tak sanggup merangkai satu frasepun ketika birahi membutakan. Karenanya aku kembali menjambak rambutnya lebih keras sembari menyodokkan keras-keras dildo hitam favoritnya ke titik nikmatnya hingga Yuna berteriak kencang.
"Jawab aku! Yuna punya siapa!?"
"Punya...C-Chloe... Yuna punya Chloe...!" terbata-bata, akhirnya Yuna mampu menjawab di sela rintihan dan erangan. Kedua tangannya gemetar menahan badan yang masih menungging di saat aku menyetubuhi dari belakang.
Yuna terengah-engah ketika aku berhenti karena tersadar ada sesuatu mengaliri paha depanku; rupanya Yuna kembali klimaks dan menyemprotkan air maninya ke sprei kasur king size-nya. Aku memandangi tubuh berpeluh gadis seksi yang kupenuhi dengan kissmark dan pantatnya yang merah hasil tamparan.
Waktunya istirahat, pikirku. Jam sudah menunjukkan tengah siang, dan aku butuh menghadiri perkuliahan jam tiga nanti.
Segera kucabut penis yang menancap di Yuna selama lebih dari dua jam. Cairan pelumas dan maninya segera mengalir bebas tanpa hambatan, dan tubuh Yuna ambruk tak berdaya. Mata gadis itu terpejam; mungkin pingsan setelah orgasme terakhirnya.
Tanpa mengelap atau merawat idola kampus itu, aku meninggalkan kamar dan bersiap pergi.
.
.
Yuna berjalan ke kamar mandi setelah kuliah Profesor Zoe yang terakhir untuk semester ini ketika mendadak sebuah tangan menggeretnya masuk ke gudang alat kebersihan persis di sebelah tempat tujuan. Pintu gudang terkunci begitu ia masuk dan sepasang tangan mencengkeram pinggangnya.
Wajah cool Yuna segera meleleh melihat iris coklat Chloe yang menatapnya lapar, seolah ia akan menyetubuhinya seharian.
Tak perlu sepatah katapun sebelum Yuna mengalungkan sebelah kakinya ke pinggul Chloe dan pasrah dengan serangan ciumam Chloe di lehernya. Dua gadis itu menghindari merusak dandanan Yuna saat di kampus dengan ciuman ganas karena tahu betapa repotnya mengaplikasi ulang dandanan khas Yuna.
![](https://img.wattpad.com/cover/282019126-288-k122533.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Twisted Lust
RomantikPlease consider support me at Trakteer https://trakteer.id/hannah.allanbecker/link and KaryaKarsa https://karyakarsa.com/sisterhood 21++ BEWARE!!!! - CHAPTER #1 : Twisted Toy [ Warning: mind-manipulation, lesbian, underage ] - CHAPTER #2 : Twisted S...