BAB 1 : Jake dan Keluarga Jung

293 39 10
                                    

"Ibu itu seperti polisi. Mereka selalu percaya yang terburuk." — Don Vito Corleone, The Godfather

* * *

Busan, Korea Selatan
Desember 1988

SEBUAH taksi berwarna mencolok berhenti tepat di depan mansion bergaya Eropa yang mewah. Seorang remaja perempuan cantik berwajah mungil keluar dari dalam taxi dengan balutan kaus putih dan ripped jeans-jangan lupakan oversized denim jacket keluaran terbaru dari brand ternama dunia yang juga membungkus tubuh bagian atasnya. Sebuah tas ransel hitam kecil bertengger di kedua bahunya yang lebar. Ia melangkah cepat memasuki mansion mewah tersebut, tak mengacuhkan barisan para pelayan yang membungkuk hormat padanya.

"Daddy!" panggilnya girang. Ia berlari menuju sang Ayah yang tampak serius berbicara dengan seorang pemuda asing.

Sang Ayah menoleh dan di detik itu juga wajahnya berubah tegang, "Jessie...." cicitnya dalam suara rendah, dan sebuah senyum canggung tercetak saat sang puteri tercinta menerjangnya dengan sebuah pelukan hangat.

"I miss you a lot, Dad," katanya.

"I miss you too, sweetheart," sahut sang Ayah nyaris tak terdengar. Keduanya berpelukan, terlihat seperti tengah melepas rindu. Walau kenyataannya jauh sangat berbeda. Wajah Ayah gadis itu justru pucat pasi.

Sang pria tua melirik dari balik punggungnya—ke arah si pria yang lebih muda. Lirikan matanya seolah mengatakan; Kenapa puteriku bisa berada di sini?

Remaja perempuan itu melepas pelukannya, kemudian melirik ke arah pemuda yang berdiri tegak di balik punggung sang Ayah. "Who's he, Dad?" tanyanya dalam bahasa Inggris yang terdengar fasih. Raut wajahnya tampak amat penasaran. Kedua iris cinnamon itu menatap lekat si pemuda.

Sang Ayah menoleh ke arah pemuda yang masih senantiasa berdiri dibelakangnya itu. "Ini Jake, asisten pribadi Appa," terangnya membuat Jessica memandang sang Ayah dengan terkejut. Pasalnya, setahu gadis itu sang Ayah tidak pernah ingin memiliki asisten pribadi, lalu mengapa sekarang ia memilih satu. "Dan Jake.... ini puteriku. Puteri sulungku yang sering kuceritakan padamu," sambung pria paruh baya itu lagi. Wajahnya datar saat berkata. Ada banyak hal yang tengah pria itu pikirkan, salah satunya adalah kedatangan puteri tercintanya yang secara tiba-tiba ini.

Jake mengangguk paham. Sepasang iris biru pemuda itu menatap Jessica dengan datar. "Saya Jacob Benjamin Gyllenhaal. Panggil saja Jake. Senang bertemu dengan Anda, Nona," ujar Jake, terdengar datar dan kaku. Lalu setelahnya pemuda itu membungkuk hormat pada Jessica.

Sikapnya yang terlalu sopan, membuat Jessica dengan refleks beringsut mundur. Sikap Jake membuatnya merasa kikuk. Dia tidak terbiasa mendapatkan perlakuan seperti ini di Amerika.

Dia memandang canggung ke arah Ayahnya, sedang yang ditatap hanya menunjukkan sebuah senyum simpul. Remaja itu terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya berkata, "Jessica. Panggil Jessie saja, dan jangan bersikap formal seperti itu padaku. Kau membuatku risih, Jake," akunya seraya mengulurkan tangannya, sedang Jake tampak ragu untuk menjabat tangan sang nona muda.

Jessica berdecak sebal, dengan cepat ia meraih tangan Jake yang menggantung di udara. "Sudah kukatakan untuk tidak bersikap formal padaku, bukan?" ucap Jessica. "Nice to meet you, Jake," sambungnya kemudian tersenyum hangat.

 "Nice to meet you, Jake," sambungnya kemudian tersenyum hangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Gangster's Daughter (JILICE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang