•Our Home•

9 0 0
                                    

Note :
⊙ω⊙___⊙ω⊙ = ganti hari

 ̄³ ̄___ ̄³ ̄ = hari yang sama

✿___✿             = waktu yang
                            sama di
                            tempat lain/
                            sementara itu

Ӧ___Ӧ              = flashback


[ Verus Amor ]

Seperti biasa, Renaldi dibuat sibuk oleh tugas-tugas sekolahnya. Bagaimana tidak? Kebiasaan Renaldi adalah menumpuk semua tugas yang diberikan, lalu mengerjakan seluruhnya secara bersamaan yang sudah pasti membuatnya begadang secara rutin.
Tidak ada yang berubah sejak dirinya duduk di bangku Sekolah Dasar sampai saat ini sudah berada di kelas dua belas putih abu-abu, masa terindah dan tak terlupakan kalau kata orang-orang.

Perlahan, suara hujan yang menyapu atap rumah Renaldi makin mengganggu pendengarannya. Bahkan earphone yang volumenya sudah dinaikkan tidak menyamarkan suara sapuan hujan yang didengarnya.

Renaldi memutuskan untuk berhenti dengan segala tugasnya karena musik dari earphone miliknya benar-benar tidak terdengar lagi, walaupun tidak ada hubungannya dengan tugas, pokoknya Renaldi tidak bisa mengerjakan tugas tanpa musik. Alasan tidak masuk akal, bilang saja malas.

Derasnya hujan menjadi alunan musik indah untuknya yang sedang melayangkan pikirannya ke masa lalu. Renaldi selalu bertanya pada dirinya sendiri, mengapa orang tuanya belum kembali juga sampai saat ini? Masa kecil yang ia lalui bersama orang tuanya terdengar indah walaupun hanya mendengar semua itu dari cerita kakaknya, Javar.

Kakaknya pernah bilang Renaldi beruntung karena mendapatkan kasih sayang orang tua saat masih kecil, berbeda dengan dirinya yang bertemu ayah ibu saat usianya menginjak 12 tahun.
Terlalu jauh menenggelamkan diri dalam lamunan, Renaldi dibuat kembali ke dunianya saat ini karena deringan yang terdengar cukup memekakkan telinga keluar dari ponselnya dan didukung oleh hujan yang sudah mulai mereda.
Nama yang muncul menunjukkan siapa yang sedang memanggil membuat Renaldi mengembangkan senyumnya.

"Ren?"

Ucapnya dari seberang sana yang Renaldi sudah tahu maksudnya.

"Belum"

Helaan nafas terdengar jelas di ponsel Renaldi, ia paham jika temannya ini sudah sekian kali mengomeli dirinya perihal tugas. Selalu saja Renaldi dikalahkan oleh rasa malas dan prinsip hidupnya yang 'kalau bisa nanti, kenapa harus sekarang?'.

"Eh? Kenapa panggilannya diputus?"

Tanyanya pada diri sendiri, tidak biasanya sahabat Renaldi yang tergolong anak ambis bersikap seperti ini. Biasanya akan mengomel lalu memberikan jawaban dan menjelaskan besok di kelas, Renaldi sebenarnya tidak mendengarkan, temannya saja yang terlampau bersemangat menjelaskan tugas untuknya.

Hampir satu jam, ditunggunya jawaban yang akan dikirim oleh sahabatnya, namun tidak ada.
Karena sudah dikuasi oleh rasa kantuk, Renaldi memutuskan untuk menyimpan ponselnya dan menuju ke alam mimpi.


⊙ω⊙___⊙ω⊙


"Kita sambut Tuan Renaldi"

Sudah terbiasa dengan ucapan satpam sekolahnya yang hampir ia dengar setiap hari. Renaldi tidak pernah peduli dengan kalimat itu, hanya memasuki gerbang untuk menuju kelasnya.
Koridor sekolah yang terlihat sepi karena jam pembelajaran sudah dimulai di dalam kelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Verus AmorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang