Part 1

2.1K 266 32
                                    

Haii,

Yuk vote dulu, pencet bintangnya,
._.

Selamat baca yaaa.

****

Jakarta, siang hari yang di rasa cukup menyebalkan untuk beberapa orang yang tidak tahan untuk berada diluar lama-lama karena matahari yang kini begitu menyengat. Terlihat seorang laki-laki berbadan tegap dengan setelan jas yang begitu rapih berwarna navy sedang berjalan di bawah kukungan panasnya ibukota dengan begitu santai.

Sekali-sekali ia menyeka bulir-bulir air yang ada di keningnya. Wajah yang begitu sempurna, menurut banyak orang itu kini melihat ke arah kanan dan kiri pada jalanan yang baru pertama kali ia menginjakkan kakinya di sana.

Matanya melihat ke pergelangan tangan, waktu menunjukkan pukul dua siang. Memasuki kawasan salah satu Mall di jakarta ini. Kaki jenjangnya menelusuri setiap lantai itu, tangannya merogoh handphone pada jas yang kemudian ia tempelkan pada telinga.

"Saya sudah sampai, tempatnya berada di mana?" Laki-laki itu memulai pembicaraan pada orang di sebrang sana. Kakinya terus menelusuri dalam mall ini sambil berjalan pada interupsi yang di katakan.

Sesampainya di sana, ia begitu terpelangah saat menatap banyaknya orang di lantai ini. Bagaimana bisa sebanyak-nya orang bisa berkumpul hanya di satu lantai? Padahal selama ia memasuki kawasan ini tadi sebelum tiba di lantai ini, kondisinya begitu lengang dan terbilang tidak cukup ramai

Sangat menarik kah di sini sampai orang rela-rela mengantri dan berdesakan hanya untuk masuk dan menonton sebuah pertunjukan musik saja? Ia sangat tidak habis pikir.

"Pak!" Teriakan seseorang dari arah samping itu membuyarkan muka keterkejutan-nya. Segera dirinya menghampiri orang yang sedang menunggu di depan sebuah pintu merah. Berjabat tangan sambil tersenyum tipis pada seseorang itu.

"Bapak sudah di tunggu di dalam. Mari Pak," Katanya, mempersilahkan Laki-laki ber-jas itu berjalan lebih dulu.

Sesaat masuk dan berjalan, ia kembali di buat terkejut dengan apa yang di lihat sekarang. Belum hilang dengan pikiran orang-orang yang di luar, kini ia kembali takjub dengan orang-orang yang ada di dalamnya.

Segini banyak kah anggota mereka? Berapa ratus banyak mereka dan bagaimana caranya mereka perfom dalam satu waktu? Ini mengalahkan pemain sepak bola, bahkan dua kali lipat pikirnya.

"Ini baru anggota-nya, bagaimana jika di tambah dengan staff di balik layar?" Batinnya, sebisa mungkin ia mengontrol dirinya agar lebih tenang.

Berjalan menuju suatu ruangan yang di tunjukan. Sekali-sekali ia mencoba tersenyum dan mengangguk singkat pada orang-orang yang menyapanya dengan begitu sopan.

"Selamat siang Pak dan selamat datang di Teater JKT48. Perkenalkan saya Melody selaku General Manager Teater," Sambutan dari Melody saat dirinya baru saja membuka pintu. Segera ia menjabat tangan dengan perempuan itu. Dapat di lihat ada beberapa staff dan dua orang yang mungkin itu adalah member JKT48.

"Ah iya Pak, ini kapten dari JKT48 Shani Indira Natio," Melody menunjuk Shani yang kini sedang berdiri sambil tersenyum. Menjabat tangan itu dengan singkat, "Dan ini, Jinan Safa, wakil kapten dari JKT48."

Setelah berkenalan dengan orang yang tadi di tunjuk dan din kenalkan oleh Melody, kini dirinya berjalan menuju kursi yang telah di sediakan, "Silahkan duduk," Katanya.

"Sebelum saya memperkenalkan diri, saya mengucapkan Terimakasih atas waktu yang telah di luangkan untuk saya, padahal saya menghubungi Bu Melody tadi secara mendadak," Dirinya tersenyum kepada Melody.

GRACIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang