Chapter 1

8 3 1
                                    

"I love u. You belong to me"
... : People don't belong to people

- Ayya

— — — — —

"aku berangkat, mau jemput Ayya", ucap lelaki tampan sambil menuruni anak tangga dan merpaikan seragam di bagian lengannya.

"sarapan dulu, sayang", ucap wanita paruh baya sambil menyusun makanan yang ada diatas meja.

"gausah ma, nanti aja di sekolah", pamitnya.

"eh tunggu, bawa ini buat Ayya", pinta Michelle, sang mama sambil memberikan kotak tempat yang berisikan roti.

"yaudah aku pamit ya ma, bilang papa aku ke sekolah. Assalamualaikum", lanjut Ian, lelaki tampan itu.

Ian mengeluarkan sepeda motornya yang cukup populer dikalangan remaja seumurannya. Ia melihat kearah jam tangan yang masih menunjukkan pukul 06.05 pagi.

"kepagian ga ya? ah trobos", gumamnya dan mencetak senyum tipis dipinggir mulutnya.

Tak menunggu lama, ia pun langsung memajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Entah apa yang membuatnya ingin cepat-cepat sampai dirumah wanitanya itu, ralat temannya.

20 menit berlalu ..

"Assalamualaikum, Ayyaa !", teriaknya sambil menekan bel rumah.

...

Tak ada sahutan siapapun dari dalam rumah. Apakah Ayya masih tidur?

Karena Ian yang penasaran, ia pun mengirimkan beberapa pesan, namun tak ada respon apapun. Karena ia yang merasa khawatir dan tak enak hati, akhirnya ia memutuskan untuk menelpon berulang kali. Ternyata sama saja, tak ada yang mengangkat telpon itu.

"Loh tumben? Ayya kemana ya? Ga mungkin jam segini Ayya udah di sekolah", batinnya.

10 menit berlalu ..

Jam sudah menunjukkan pukul 06.35, namun tak ada tanda-tanda Ayya akan keluar. Seketika Ian pun mengingat sesuatu ..

"oh sial, pintu belakang kan gapernah dikunci. bodoh banget gue", keluh Ian pada kebodohannya sendiri.

Ian pun berlari menuju pintu belakang. Dan benar saja, pintu belakang tak dikunci. Ia menerobos masuk, dan mencari keberadaan Ayya. Ternyata ..

"Ay!", teriak Ian saat melihat Ayya menangis dipojokan kamar sambil menggigit kukunya hingga berdarah dan meninggalkan bekas luka.

"Ay! Tatap gue, lo kenapa?!", bentaknya sambil memperhatikan kedua bola mata wanita ini.

Ian yang peka terhadap keadaan si Ayya, langsung memeluknya dengan hangat dan juga mengusap lembut rambutnya itu.

"Tenang ya Ay, ada gue disini", ucapnya menenangkan.

Sesaat ia melihat kedua bola mata wanita itu, banyak yang membuat janggal, dan juga hanya kekosongan pada diri Ayya.

"Ian, aku takut", tuturnya pelan.

"Gapapa Ay, libur dulu ya hari ini?", sambung Ian.

Ayya pun hanya mengiyakan pertanyaan yang terlontar dari Ian. Sebenarnya, hal apa yang membuatnya sangat takut?

"ini minum dulu", perintahnya sambil menyodorkan segelas air.

Tak ada jawaban dari Ayya, ia hanya menatap sekelilingnya dengan tatapan takut dan tangan yang gemetar.

Ian menatap lembut dan meminumkan air secara perlahan pada Ayya. Sebenarnya tatapan apa yang diberikan olehnya?

20 menit hanya berdiam-diaman. Hingga akhirnya Ayya membuka pembicaraan.

Behind The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang