Chapter 2

1 1 0
                                    

i have removed myself from anything that made me feel confined

- Ayya

— — — — —

Seharian penuh sudah dihabiskan untuk waktu berdua antara Ian dan Ayya.

"cape Ay? mau balik?", tanya Ian diatas motor.

"hah?", sahut Ayya.

"mau balik?", tanya Ian sekali lagi.

"hah apa?", sahut Ayya lagi.

"astaghfirullah budeg ya lo?", ketus Ian.

"apaan?! lo bilang gue budeg?!", ujar Ayya sambil memukul helm Ian.

"aduh, giliran dibilang budeg aja denger", sebal Ian.

"apaan sih? gajelas banget lo", cetus Ayya.

Karena Ian yang lelah dengan kebudegan Ayya. Akhirnya ia memutuskan untuk memberhentikan motornya di pinggir jalan.

"Nona Ayya, apakah anda lelah?", tanya Ian lembut namun memasang wajah kesal.

"oh engga, kenapa? lo cape?", tanya Ayya polos.

"engga, mau keliling nyari makan malem?", tanya Ian.

"kalau keliling gas aja, tapi kalau makan .. ga deh, kenyang", jawab Ayya enteng.

"walau kenyang makan ya, beli ice cream sama cemilan aja gimana?", lanjut Ian menawarkan.

"oiya ayo, tadi kita belum beli ice cream sama cemilan", jawab Ayya.

"yaudah, kasian nona Ayya ngidam", ejek Ian dengan terkekeh kecil.

"iya nih, kasian anak Jaehyun pengen", lanjut Ayya dengan muka mengejeknya.

"Jaehyun Jaehyun, cowo lain kek. Jaehyun mulu", cetus Ian.

"yaudah ganti, Taehyung aja", jawab Ayya memasang wajah yang menjengkelkan.

"kok Taehyung sih?!", protes Ian.

"terus siapa dong? Mingyu? ga deh, dia keknya dating sama .. siapa sih itu? lupa", jelas Ayya.

"diem ah, gausah dijelasin. mau Taehyung kek, Jaehyun kek, Mingyu kek, semuanya HALU", tekannya diakhir kalimat.

"riweh aja lo. buruan pengen ice cream", rengek Ayya sambil melingkarkan kedua tangannya di pinggang Ian.

"iya cantik, otw ngueng", celetuk Ian dengan tertawa.

Tak membutuhkan waktu lama, mereka mampir ke Alfam*rt dekat dengan kawasan rumah Ayya. Ya bisa disebut, tempat biasa Ayya membeli cemilan.

"mau apa? ambil aja", tawar Ian.

"lo yang bayar ya?", canda Ayya.

"iya, gue yang bayar", jawab Ian enteng.

"asik, makasih jelek", celetuk Ayya dengan nyelonong pergi ke tempat snack.

"hadeh .. udah gede, masih aja kelakuan kek anak TK", gumam Ian.

Ian yang merasa gemas dengan tingkah laku si Ayya, ia langsung pergi berjalan mendekati lalu mengacak pelan pucuk rambut si wanita itu.

"apasih Ian? berantakan rambut gue", kesal Ayya.

"lagian, lo gemes banget. kan gue ga kuat", ledek Ian.

"gausah alay deh, rapiin lagi nih", suruh Ayya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Behind The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang