Hah..
Helaan nafas keluar saat mataku bersibobrok dengan keramaian kota.
.
Berbicara dengan adanya malam.
Aku tahu kenapa semua orang menunggu untuk malam beranjak. Mereka yang mempunyai aktifitas tentu tidak akan menyia-nyiakannya, apalagi perkara mengumpulkan cuan tentu tidak akan sabar untuk berganti hari.
Banyak orang berpendapat bahwa malam hari hanya tempat istirahat dari kebisingan siang hari, ada juga yang tidak terlalu memperdulikan yang namanya malam hari.
Dan dengan kasus ku kali ini, tentunya berbeda.
Yaps benar, berbeda cerita.
Beberapa orang mungkin mengganggapku tidak ada masalah karena topeng yang aku pakai setiap hari membuatku menjadi periang.
Ada kalanya lelah menyerang. Fisik entah batin yang berteriak meminta rehat.
Tentu dengan aku yang seperti itu malam hari adalah tempatku untuk bernaung. Sebab, udara dingin yang sejuk dan menenangkan.
"Itu tidak baik untuk kesehatan jika kau terus berdiam diri di bawah guyuran langit malam." Ucap sosoknya yang beberapa tahun silam.
Tidak baik katanya ?
Lalu aku harus bagaimana ?
Apakah aku harus berteriak kepada setiap orang bahwa aku sakit ?
Apakah aku juga harus berteriak kepada setiap orang bahwa aku marah dan kecewa ?
Bahkan, Kau.
Kau yang notabenenya seorang yang aku punya saat itu meninggalkan asa yang menyakitkan.
Aku tahu, saat hidupku sepenuhnya bergantung kepada seseorang. Seseorang yang mungkin bahkan bisa mengeluarkan aku dari kelamnya malam. Ternyata salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akankah Mentari Datang?
General FictionAku lelah menunggu bias terang yang konon bisa menggantikan kelamnya malam.