ii

8 1 0
                                    

Juli 2020.

"Hari ini tanggal berapa sih Ray?"

"20 Juli Cha, Brawijaya Fest pembukaan anjir, masa lupa. Baru aja kemarin diomongin,"

"Hehe suer lupa,"

"Ntar mau gue jemput ga?"

"Nonton basket?"

"Yoi, mau ga?"

"Lo belom punya SIM kan tapi?"

"Iyasih, tapi gimana lagi. Kalo gue ga naik motor, duit makan gue gaada pasti karna ongkos kemana-mana mahal,"

"Boleh-boleh, tapi jangan ketahuan papi gue ya?"

"Ntar lo tunggu aja diluar komplek,"

"Okedeh. Yang lain datengnya pake apa?"

"Palingan juga naik grab?"

"Kita gak mau bareng aja sama mereka?"

"Gue sih no, bercanda," Rayna terkekeh pelan dan kembali mengerjakan tugas kelompoknya, bersama Ocha.

•••

"Ntar chat aja ya Ray kalo udah jalan ke rumah gue,"

"Oke Cha! Gue duluan ya soalnya ada yang mau gue kerjain dulu,"

"Oke, hati-hati Ray, love and see ya!"

Rayna memasang ekspresi geli dan kembali menjalankan motornya pulang ke rumah. Hari ini ia akan sedikit sibuk karena ia hanya punya waktu sekitar dua jam untuk bersiap-siap ke opening Brawijaya Fest sekalian menjemput Ocha, lalu ia juga harus pergi ke pantai Sanur terlebih dahulu.

Rayna memarkirkan motornya dan masuk ke pantai Sanur melihat ke sekitarnya. Tidak biasanya pasiran pantai ini bersih. Ia berlari, menghindari panasnya matahari menuju ke tempat yang teduh.

"Rayna?"

"Eh? Kak Arlo?" Sebenarnya Rayna bingung kenapa lagi-lagi ia bertemu dengan Arlo? Bukan seharusnya Arlo sedang latihan untuk pertandingan nanti sore? Kenapa Arlo ada di pantai Sanur, seorang diri?

"Ngapain lo disini?"

"Nyari angin kak,"

"Panas gini nyari angin?"

"T-tadi gak sepanas ini kak,"

"Hm, boong,"

"Bener kak,"

"Yodah iyadah, gue duluan ya mau latian. Jangan lupa ama janji lo ntar,"

Rayna mengangguk dan enggan menjawab lebih jauh kepada Arlo. Arlo pun pergi karena ia harus berlatih untuk pertandingan nanti sore.

Tak lama, matahari tidak seterik itu lagi. Rayna berlari pelan menuju seorang ibu yang sedang duduk di bagian dalam pinggir pantai, "Bi Sriiiiii!"

"Eh Rayna?"

"Iya bi hehe,"

"Kenapa Ray?"

"Saya mau nambah tato nih bi,"

"Tumben kamu datengnya siang-siang?"

"Hehe. Kan udah janji juga sama bibi kalo weekend saya mau kesini lagi,"

"Padahal tato bibi toh biasa aja, malah ga jarang dikatain jelek hasilnya sama bule,"

"Ya tapi Rayna suka bi soalnya cepet ilang gitu jadi kalo ada apa-apa, misalnya ketahuan kan Rayna gaperlu repot-repot ngapusnya,"

"Yaudah sini duduk, mau digambarin apa?"

"Oh bentar bi," Rayna duduk di sebelah Sri, diatas kain lebar bermotif kotak-kotak. Rayna membuka hp nya dan mencari gambar yang ia ingin dijadikan tattoo.

Sweet 17Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang