Juli 2020.
Suara tepuk tangan dari seluruh hall Brawijaya sangatlah keras. Rayna dan Ocha dibuat takjub oleh acara pembukaan Brawijaya Fest sore ini. Mereka berdua tak berhenti saling menatap, "Woah anjir gila keren banget,"
"Iya anjir gimana gak keren, ternyata cheerleader nya sebagus itu!" timpal Lexa.
"Iya kan! Gimana kalo kita daftar ekskur cheerleader juga ntar? Ya itung-itung bisa modus juga ama abas,"
"Ck, Carol! Otak lo mah modus mulu,"
"Abas apaan?"
"Anak basket Vania, masa gitu aja gatau,"
"Lagian kenapa disingkat-singkat sih,"
"Shh, udah jangan ribut kalian, itu tim basket udah pada baris di luar gerbang," Rayna menunjuk kearah gerbang hall. Terlihat Arlo dan teman-temannya yang mengenakan jersey berwarna putih biru bertuliskan Brawijaya Fest 2020.
"Nah pasti semuanya udah gak sabar kan? Kita sambut ini dia tim basket dari SMA Brawijaya!"
Seluruh hall Brawijaya langsung gempar saat Arlo dan teman-temannya berlari kecil masuk ke hall.
"Anjing! kak Arlo ganteng banget!" Carol berteriak histeris saat Arlo mengacak-acak rambutnya di tengah sana.
"Nah tim lawan dari SMA Brawijaya hari ini kayaknya juga udah pada tau deh ya! Tahun lalu mereka sempet tanding di Jakarta dan hasilnya banyak yang seri, nah gimana ya hasilnya di Brawijaya Fest hari ini? Ini dia tim basket dari SMA Taruna Cemerlang!"
"Wah gila Ray, gue gak ngerti lagi suasananya beneran seru,"
"Iya Cha gue merinding anjir,"
"Sekarang diberikan waktu 10 menit untuk masing-masing tim melakukan pemanasan dan persiapan lainnya," Keenan, wakil ketua OSIS Brawijaya mengingatkan kepada kedua tim untuk melakukan pemanasan dan persiapan lainnya. Terlihat Arlo dan teman-temannya berdiskusi dengan coach mereka, Damar.
Terlihat diskusi itu sangat santai dan cepat, bahkan waktu mereka untuk persiapan masih ada lima menit. Rayna memainkan hp nya sembari menunggu mulainya pertandingan basket.
"Hai Rayna!"
Rayna mematikan hp nya dan menoleh keatas, mendongakkan kepalanya, "E-eh iya kak,"
"Mana yang gue minta bawa?"
"Ini kak," Rayna mengulurkan botol air yang tadi ia beli diluar. Arlo mengambil botol tersebut, membuka segel tutupnya dan meneguk air itu, "Makasih ya, nih gue titip,"
Arlo menaruh kaos tim yang biasanya dipakai setelah pertandingan di atas paha Rayna dan langsung pergi menuju timnya lagi.
"Ray? Kok kak Arlo deket sama lo?"
"H-hah? Nggak kok, gak kayak yang kalian pikirin,"
"Terus kok lo bawain minum segala?"
"Ck, kalian kenapa sih jadi kepo gitu sama Rayna? Kalaupun Rayna deket sama Arlo, menurut gue gaada urusannya deh sama lo pada,"
"Ya ada dong Cha, kita kan semuanya temenan, jadi ya masa ga ngasih tau kalo ada apa-apa,"
"Gaada tuh dari kalian yang ngalah satu tiket buat Rayna padahal dia udah beliin lo pada tiket nonton hari ini, mau jawab apalagi?"
"Ck, udah Cha udah ah yang lain, nonton aja,"
Rayna menengahi mereka dan fokus menatap ke tengah hall, tepatnya ia sedang memperhatikan Arlo. Sadar tak sadar, Carol menatap Rayna tak senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet 17
Novela JuvenilSiapa sangka 17 tahun tidak selalu seindah yang diceritakan orang-orang kepada Rayna? Rayna, Brawijaya, Denpasar, Bali, 2020 dan 2021. TeenFiction by watterflowa.