Seandainya saja Nanda mendapatkan tugas untuk mendeskripsikan seorang Sandikala Adji, maka hanya ada satu kata menyebalkan. Adji adalah adik kelas Nanda, dirinya bertemu Adji pada MOS, saat itu Adji tersesat yang mengharuskan dirinya bertanya ke seseorang, dan Nanda lah orang yang ditemui Adji saat itu.
Selanjutnya banyak hal terjadi, semenjak perkara tersesatnya Adji, Nanda jadi menemui anak itu dimana mana. Contohnya saja saat dirinya tengah membawa buku tugas teman sekelas untuk diserahkan ke ruang guru, dirinya menabrak seseorang dan seseorang itu adalah Adji, klise sekali, seperti adegan sinetron. Nanda juga selalu menemukan Adji di kantin, perpustakaan, bahkan di depan rumahnya, untuk yang satu ini Nanda baru tahu kalau Adji adalah tetangganya.
Adji itu anak terakhir di keluarganya, dirinya memiliki seorang kakak namanya Jevias Novanda yang berselisih satu tahun dengannya. Ini rahasia, tapi kakak Adji adalah mantan crush Nanda, bisa dibilang ingin mendekati kakaknya, tapi malah mendapatkan adiknya.
=^=
Saat ini matahari tengah bersinar terik, Nanda juga tidak paham kenapa rasanya panas sekali padahal jarum jam baru saja menunjuk ke angka 10. Nanda duduk di pinggir lapangan, dipangkuannya ada sebotol air minum untuk seseorang yang sedang mengikuti pelatihan basket, siapa lagi kalau bukan Adji?
Saat ini Adji sedang menggiring bola, bukanya fokus ke ring basket, dirinya malah mengalihkan fokusnya ke Nanda, dan seketika mengedipkan sebelah matanya, tentu saja untuk Nanda, tapi kaum hawa yang sangat menyebalkan (dimata Nanda), terlalu percaya diri sehingga berteriak dan mengatakan Adji memperhatikan mereka.
Nanda menghela nafas kasar, sudah Nanda bilang Adji itu menyebalkan.
Beberapa menit kemudian latihan telah selesai, Adji sedikit berlari untuk menghampiri Nanda di pinggir lapangan, tapi sebelum sampai ke arah tujuannya, Nanda melemparkan botol minum kearahnya dan menjauh dengan menghentakan kaki—kebiasaannya ketika sedang ngambek.
Adji segera mengikuti Nanda, kata Nanda Adji itu tidak peka, padahal Adji itu tidak pernah bolos pramuka, apakah kode Nanda lebih sulit daripada kode dan sandi yang Ia pelajari? Entahlah, Adji pun tidak bisa mengerti perasaan seorang Nanda Senjana yang berubah ubah.
"Kak, kakak marah ya sama Adji?"
"Engga"
"Kakak ngambek?"
"Menurut situ?"
"Salah Adji apa kak?"
"Ngga ada"
Adji menghela nafas, selain rumus matematika, bagi Adji, seorang Nanda Senjana juga sangat sulit dimengerti, Adji menarik tangan Nanda menjauh dari lapangan.
"Kenapa kita ke belakang kelas?" Nanda mendengus, Adji sangat tidak jelas, dirinya itu ngambek, bukanya ditraktir tapi diseret ke belakang kelas, untuk apa?
Adji tidak menjawab, dirinya hanya menengok ke arah sekitar, setelah dirasa aman, Adji mencondongkan badannya ke depan dan mencium pipi Nanda. Nanda yang mendapat perlakukan seperti itu hanya mampu mematung di tempat.
"Sudah ya Kak Nanda sayang, jangan ngambek lagi, pulang sekolah nanti Adji beliin Kak Nanda susu kotak yang banyak, jadi jangan ngambek lagi, Adji sayang kak Nanda" Setelah mengecup pipi Nanda sekali lagi, Adji segera pergi meninggalkan Nanda yang masih mematung ditempat.
Sandikala Adji memang penuh kejutan.
.
.
.
TBCkenapa di pipi? kenapa ga di bibir aja?masih kecil ya, ga boleh, lagian Adji takut sama ayahnya Nanda, mukanya kayak preman, tau lah ya siapa ( ◜‿◝ )
janlup votment sayang, yang ga votment nanti malem gulingnya berubah jadi pocong, aminn
Lee Jeno as Jevias Novanda
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet | SungJaem [DISCONTINUE]
Fanfiction[DISCONTINUE] "Backstreet itu gampang kok, nahan cemburunya aja yang susah" -Nanda Senjana warning : bxb, homo, boyslove if you are homophobic please go. start : 27.09.21 end : 4.10.22 ©renjunieculture