Kenyataan
Happy reading!
====="Pelan-pelan Ar. Sakit...." ringis Zhafira.
"Ini udah pelan Zha," jawab Ares. Lanjut mengompres memar di dahi Zhafira telaten.
Gadis itu meringis berulang kali. Merasakan kepalanya berdenyut nyeri, juga kakinya yang sakit bukan main. Imbas dari insiden terpelesetnya di toilet baru terasa setelah dia berganti pakaian dan duduk manis di bangsal uks.
"Saya pijat sekarang ya," izin Pak Ardan yang baru datang dengan minyak urut di tangannya.
"Sekarang Pak? Nggak bisa nanti aja? Dahi saya masih nyut-nyutan nih," Tawar Zhafira menunjuk dahinya.
Pak Ardan menghela nafasnya. Berjalan mendekati Zhafira, sambil membuka tutup minyak urut andalannya.
"Pak," rengek Zhafira, saat Pak Ardan meraih kakinya, dan mengoleskan minyak yang berbau khas itu di kakinya.
"Kaki yang terkilir itu harus di urut secepat mungkin. Kalau dibiarin, bisa-bisa makin sakit."
Zhafira memejamkan matanya, enggan melihat Pak Ardan menjamah pergelangan kakinya. Entah benar atau tidak. Menurut Zhafira, kurang afdol rasanya kalau mata tidak terpejam saat rasa sakit mendera.
Grap
Mata Zhafira kontan terbuka, begitu sebelah tangannya di genggam. Dia menoleh, menatap sosok yang duduk di sampingnya.
"I'ts okay. Nggak usah takut," lontar Zayn. Menguatkan genggamannya.
Zhafira mengangguk. Mencoba mengulas senyumnya, di tengah usahanya menetralisir rasa sakit di pergelangan kakinya yang kian terasa saat Pak Ardan menekannya.
"AKH!" Jerit Zhafira spontan.
"Zhafira!" Tegur Pak Ardan. Berhenti sejenak dari kegiatannya. "Bisa nggak kalau teriak pelan sedikit? Saya sampai kaget mendengar suara kamu," omelnya.
Zhafira diam-diam berdecak. Sejak kapan orang yang berteriak pakai nada rendah? Pak Ardan ada-ada saja.
"Bukannya-"
Gerald segera menyikut perut Ares. Takut cowok itu mengeluarkan sanggahannya yang mengakibatkan Pak Ardan kesal.
"Nggak usah nambah-nambah polusi suara," ujar Gerald pelan, namun penuh peringatan.
Ares mengangguk patuh. Cengegesan. Sebelum fokusnya kembali ke tangan Pak Ardan yang belum selesai dari aktivitas mengurut pergelangan kaki Zhafira.
"Lebay banget sih. Biasa aja dong. Sakit sih sakit, tapi nggak usah gelondotan kayak gitu," celetuk Carissa di sudut uks. Menarik atensi semua orang.
"Biarin aja kali. Kok lo yang sewot?" Balas Allisya jengah. Tidak peduli meski Gerald berusaha memberinya peringatan.
"Tau tuh! Orang Zayn mau-mau aja kok digelondotin," tambah Ares. Lalu bertos ria dengan Allisya.
"Cih!" Decih Zayyan. Akan mengeluarkan pendapatnya juga. Namun Zayn memberinya pelototan lebih dulu.
Zhafira menarik nafasnya panjang. Kemudian memaksa senyumnya mengembang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Critical Point (REVISI)
Teen Fiction(PLAGIAT DIHARAP MENJAUH. NULIS SATU CERITA NGGAK GAMPANG! ) #01 on accident (10 oktober 2021) #02 on hurt (13 oktober 2021) #02 on harapan (1 november 2021) "ZAYN PACARNYA ZHAFIRA I LOVE YOU!" jangan tanyakan ekspresi Zayn ketika Zhafira berteriak...