Namaku Gia, dan aku ingin menceritakan kepadamu sebuah kisah yang pernah aku alami saat aku duduk di bangku menengah atas, tepatnya ketika aku baru duduk di bangku kelas satu atau sebut saja bangku kelas 10. Di sekolah itu, yang aku tidak ingin menyebutnya, ada banyak sekali cerita yang kuingat. Sekarang sekolah itu sudah lebih bagus dari sekarang, tapi nyatanya, aku bisa bilang sekolah itu dulu pernah menyimpan kisah tragis. Kisah yang pernah aku alami bersama empat orang sahabatku. Kisah yang membawaku sempat mengalami trauma karena tidak ingin mengingatnya kembali. Entahlah, kisah itu seperti disembunyikan oleh pihak sekolah. Aku gak tau ya, tapi itu sempat terjadi pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2016. Ditahun itu juga aku pernah mengenal mereka. Ya, mereka adalah keempat sahabatku. Nama mereka Hendri, Angel, Dio, dan Viergiawan. Tapi sebelum aku memulai kisah tragis ini dengan mereka, izinkan aku memulai perkenalan tentang mereka terlebih dahulu.
Sahabatku yang pertama namanya Hendri. Dia lahir di Bandung, 9 oktober 1998. Dia sering di panggil oleh kelima sahabatku dengan moderator pesimis. Entahlah, tapi dia memang adalah seorang moderator. Dikelasku, dia adalah yang paling pandai dalam berbicara. Terlebih dalam diskusi, dia pasti selalu ditunjuk jadi moderator. Aku bisa bilang dia juga pandai berkelit. Selebihnya, tidak ada hal yang menarik darinya. Oh ya satu lagi, dia sering berbicara dengan ciri khas formalnya.
Sahabatku yang kedua namanya Dio, dia lahir juga di Bandung, 13 mei 1999. Oleh sahabatku yang lain, dia sering di sebut si pangeran seksual. Ya, dia memang banyak cewek, playboy, banyak trik juga yang selalu dia mainin sama teman cewekku yang lain. Meski begitu, di kisahku, dia adalah orang yang terakhir kali ku jumpai.
Sahabatku yang ketiga namanya Angel. Dia lahir di Bandung, 9 maret 2000. Tidak ada pribadi yang menonjol darinya, mungkin bisa dibilang biasa-biasa saja. Satu hal yang aku tau darinya, dia adalah siswa yang sering dandan di kelas. Kemanapun itu, dia pasti selalu membawa peralatan skin care nya. Dikisahku, kalau itu tidak salah dia adalah orang kedua yang mati dibunuh
Yang terakhir adalah Viergiawan. Info tentangnya tidak banyak aku ketahui, mungkin hanya sekilas karakternya saja. Oleh sahabatku yang lain, dia sering dipanggil si kelinci paskah. Di panggil kelinci paskah, karena dia adalah orang yang paling ceria. Entahlah, aku juga tidak tahu apa hubungannya kelinci paskah dengan orang ceria. Dikelasku, dia memang orang yang paling ceria dibanding yang lain, dia juga sering berpikiran positif. Namun di kisah yang pernah aku alami ini, dia seperti keluar dari karakternya. Bisa dibilang, dia yang awalnya adalah orang ceria, seketika berubah serius ketika dihadapkan oleh kejadian waktu itu.
Saat aku menulis kisah ini, aku berada di perpustakaan pusat yang ada di kampusku, yaitu di Bandung, di temani oleh suara berisik hujan yang kudengar dari luar kaca jendela. Disini, aku menulis kisah tentang mereka, dan kali ini aku sendirian. Dalam artian, aku pernah menulis kisah tentang mereka sebelumnya, bedanya di temani oleh mereka, di kelas yang saat itu sering kita sebut sebagai markas kita bermain.
Oke, aku tidak ingin berlama-lama, mari kita mulai ceritanya..
Sebelum membaca, jangan lupa dukung cerita ini ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Permainan dimensi waktu
Mystery / ThrillerIni adalah kejadian yang pernah aku alami bersama empat orang sahabatku di sekolah menengah atas. Kejadian ini sudah lama sekali terjadi. Tapi sampai saat ini pihak sekolah seperti menutupinya.