2.-Tired

6 1 0
                                    

Aku selalu ingin menyerah tuhan.
Aku terlalu lelah.


Angin malam berhembus dengan kencang membuat gadis berambut di kuncir itu mengehela napas kasar.

Bayangan masa kelam terus menghantui pikiran nya. Ia melihat ke ponsel sudah pukul dua belas malam namun ia tak kunjung tidur. Al bilang ia akan bermain game bersama teman nya sampai pukul satu pagi.

Saat melamun, pintu kamar Nika terbuka menampakkan sosok wanita berkacak pinggang.

" Ngapain lo? Tidur sana! Begadang gak guna " Ucap Diana -mama-.

Setelah mengatakan itu Diana menutup pintu kamar secara kasar membuat suara terdengar kencang.

Nika menutup jendela kamarnya lalu berbaring di atas kasur king nya menatap langit kamar dengan tatapan kosong.

" Aku mau mati aja! Aku gak kuat lagi hidup kayak gini " Lirih Nika.

" Mulai sekarang kamu punya aku, kamu gak sendirian lagi dan gak akan nanggung beban sendirian " Ucap Al menenangkan Nika sambil menangkup pipi Nika yang basah karena air mata yang mengalir deras.

" Janji? "

" im Promise "

Nika tersenyum mengingat itu. Ingat dimana ketika ia sudah lelah sendirian menanggung semua beban, ketika ingin mengakhiri hidup nya Al datang mengulurkan tangan membantunya keluar dari lingkaran gelap itu.

Sejauh ini gue beruntung, gue beruntung karena seseorang hadir mengulurkan tangan buat gue. Tapi apa ini bersifat lama? Atau sementara?

" Semuanya jadi berwarna ya sekarang "Nika tersenyum lalu matanya fokus pada ponselnya. Ada pesan dari Al, cowok itu pasti sudah selesai main game.

Sudah tidur?

Tanpa babibu ia segera membalas pesan itu. Senyum di bibirnya mengembang.

Belum, nunggu in kamu selesai main game.

Aku temenin tidur mau?

Sleep call?

Tanpa lama Al menelpon Nika. Mendengar gadis itu berbicara sesuka hatinya. Tanpa sadar diam diam Nika tertidur dengan sambungan telpon yang masih tersambung.

Tidur yang nyenyak cantiknya aku.

****
Jam menunjukkan pukul enam pagi. Nika sudah bersiap untuk pergi ke sekolah, membuka ponsel menemukan banyak notif dari sang pacar.

Bangun

Bangun sayanggg

Wake up

Kebo gak bangun bangun

Ayo bangun bayi besar.

Ia tersenyum senang, melihat kelakuan sang pacar yang bertambah bucin. Nika keluar dari kamarnya dengan tas ransel di bahu nya. Menggunakan seragam sekolah SMA. Melewati ruang tengah dengan langkah cepat.

Berjalan dari rumah menuju depan gang rumahnya agar bisa menaiki angkutan umum. Jarak rumah dengan gang nya menghabiskan waktu 5 menit dengan berjalan kaki.

Saat sampai di depan gang, suara deruan motor berada di sampingnya. Nika menoleh melihat pemilik motor tersebut.

Pemilik motor tersebut membuka kaca helm nya menunjukkan wajahnya. Nika tersenyum senang, pagi pagi sudah di buat bahagia oleh sang pacar.

" Yuk berangkat " Ajak Al sambil mengambilkan helm untuk Nika.

Nika mengangguk. Al memakaikan helm itu di kepala Nika sambil mengaitkan nya. Lalu menepuk nepuk kepala nya.

" Helm nya kebesaran, gak pa-pa ya" bukan berniat mengatakan bahwa helm kebesaran, tapi berniat meledek gadis itu.

Al mengantar Nika ke sekolah. Hanya butuh waktu 5 menit untuk ke sekolah Nika.

" Belajar yang bener ya, aku ke sekolah dulu" Ucap Al sambil menaruh helm yang di pakai Nika.

" Iya, aku masuk gerbang dulu " Saat ingin melangkah Nika membalikkan tubuhnya menghadap Al.

" Kenapa? Ada yang ketinggalan? "

" Salim dulu sama dede cantik " Tawa Al pecah mendengarnya. Namun tetap saja di lakukan.

Al meraih tangan kanan Nika lalu mencium punggung tangan nya.

" Pipi nya sekalian nggak nih? " goda Al. Wajah Nika berubah merona saat mendengar itu.

" Kebiasaan deh usil bikin blush terus" Gerutu Nika sambil menyembunyikan wajahnya yang sudah merona.

" Yaudah aku berangkat sekolah dulu ya, jangan lupa makan! " Peringat Al.

Motor Al berlalu dari hadapan Nika. Fyi, Nika dan Al memang berbeda sekolah. Jarak sekolah Nika dan al lumayan cukup jauh, namun cowok itu masih tetap mengantar Nika.

Nika masuk ke dalam sekolah. Lumayan luas, banyak orang berlalu lalang. Nika merasa kesepian, ia hanya butuh tempat berbagi cerita, bukan berarti tidak punya teman namun dirinya pemilih dalam menceritakan tentang dirinya.

Mereka ada, namun aku selalu merasa kesepian di tengah keramaian.

****

Dont forget to follow, Vote and spam komen!!!  See u

ArunikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang