"HBDPJM"

9 2 0
                                    

Jimin terperanjat dari ranjangnya saat telinganya menerima suara keras dari ruangan di samping kamarnya yang mengalunkan lagu memekakkan pendengaran.

Ia masih mengatur nafas, dan memegang kepala yang terasa pening karena terbangun dengan tiba-tiba saat pintu kamarnya dibuka mendadak, memunculkan eksistensi Kakak tertuanya dengan spatula di tangan kanan yang mengacung ke arahnya.

"Mau jadi apa kau jam segini masih produksi pulau lokal?" Seokjin berkacak pinggang, menatapnya nyalang, "Tak habis pikir lah aku dengan kau, sudah kubilang sampe berbusa mulutku, jangan kau terus-terusan begadang kalo besoknya kau ada jam kuliah paok."

"Tak begadang lah aku, Bang. Cepatnya tidur ku semalam."

"Halah banyak cakap kau, cepat lah kau mandi sekarang."

Jimin masih mendengus kesal melihat kepergian Kakaknya yang kembali menutup pintu dengan keras. Ia melihat jam di atas nakas dan tercekat melihat jarum pendek jam nya menunjuk angka delapan. Jimin hanya punya waktu lima belas menit, dan jarak kampus nya dua kilometer dari rumahnya.

"Alamat tak mandi lagi aku."

Ia mengambil gerakan terburu menuju ke kamar mandi.

Setelah menyelesaikan urusannya di kamar mandi yang hanya membutuhkan beberapa menit untuk mencuci muka dan menyikat gigi -ya, apa itu mandi? Kata itu tidak ada dalam kamus nya jika dalam waktu terpepet seperti saat ini.

Jimin mencari handphone nya untuk melihat jadwal nya hari ini. Apalagi saat ini? Handphone nya tidak ditemukan dimana pun.

Ia semakin panik, dengan tergesa membuka pintu kamar dan menuruni tangga menuju lantai bawah.

Gelap total. Semua jendela dan gorden tertutup rapat. Kemana orang-orang? Semua nya hening, bahkan lagu yang dinyalakan di speaker yang membangunkannya tadi tak terdengar sekarang.

Tiba-tiba kekesalannya mulai menyeruak. Ia sudah kepalang terlambat, dibangunkan dengan suara keras, handphone nya hilang, dan semua orang di rumahnya tidak ada sekarang.

Dengan emosi yang sudah menggelegak di ujung tenggorokannya, Jimin bergegas dengan tangan yang mengepal menuju tempat saklar lampu rumahnya, ia menyalakannya.

Sungguh terkejut saat penglihatannya menangkap presensi semua orang yang ia kenal dekat, mereka mengelilingi meja besar yang dipenuhi makanan dan beberapa kue cantik di sana.

Konyol sekali melihat mereka mengenakan topi khusus ulang tahun dan memegang balon berbentuk huruf.

Seokjin memegang huruf H, Namjoon di sampingnya memeluk balon huruf B, Hoseok dengan cengirannya dan huruf D, Taehyung memegang huruf P di samping Jungkook yang memegang huruf J, dan Yoongi ... Jimin menahan tawa nya saat melihat wajah laki-laki itu yang terlihat ogah-ogahan dengan balon huruf M di dekapannya.

H B D P J M.

"HAPPY BIRTHDAY, PARK JIMIN." Teriak mereka berbarengan, dengan suara letusan confetti yang menyebarkan kertas-kertas kecil ke arahnya.

Emosinya campur aduk, sisa kesal yang tadi ia rasakan, terkejut, terharu ... tahan dirinya untuk tidak menangis sekarang.

-The End-

Halo, ini tulisan dari Grey. Khusus dibuat untuk mengapresiasi hari lahir salah satu dari tujuh orang yang sangat berpengaruh besar dalam hidupnya. Izinkan dia untuk mengucapkan, Happy early birthday, Park Jimin. Terima kasih sudah menjadi cermin untuk dia berkaca dan menjadi manusia yang lebih baik setiap harinya. Jangan lelah menjadi wadah untuk dia menampung semua emosinya. Ayo terus bersama sampai dia menemukan wadah lain, dan kamu menemukan isi lain untuk wadah yang kamu punya. Let's hold each other's hands.

27 September 2021.

Jimin's BrithdayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang