"Buang." Perintah itu terdengar mutlak.
"Ck, Buang. Gue gak suka." Jeno mengambil batang cokelat dengan paksa dari tangan pemuda manis di depannya, menginjaknya dan menyingkirkan dari hadapannya.
Pemuda manis yang bersama jeno adalah, Na Jaemin.
Na Jaemin sosok manis, dengan surai merah mudanya.
Hampir 8 tahun Jaemin bersama jeno, menemaninya, hingga tanpa sadar saling bergantungan satu sama lain.
Jaemin menyukai Jeno, ya tentu saja. 8 tahun tidur bersama, sering melakukan hal yang tidak seharusnya seorang teman lakukan, bahkan sering di perlakukan lembut oleh Jeno. Bagaimana dirinya tidak terbawa perasaan?
Ya, berulang kali Jaemin menyatakan perasaannya dan seringkali juga Jeno menolaknya mentah-mentah.
Alasan Jeno menolak Jaemin karena dia memiliki pacar dan ia tidak tertarik untuk memikat Jaemin di hidupnya.
Meski begitu, Jaemin tidak diperbolehkan dekat dengan perempuan atau laki-laki selain Jeno,
Lucu bukan?
"Jeno, kalo kamu nggak mau terima setidaknya jangan di buang apalagi di injek kayak gitu." Jaemin meringis, melihat cokelat yang ia beli tadi pagi khusus untuk crush spesialnya ini, di tolak mentah-mentah begitu saja.
"Maaf." Jeno menarik lengan jaemin, memeluk pinggang ramping itu dengan posesif, mengecup singkat bibir plum pemuda manis di hadapannya.
"Jangan kasih gituan lagi, gue mampu beli sendiri na." Jeno merapikan poni jaemin yang sedikit berantakan.
Jaemin membuang nafasnya pasrah, dengan begitu ia tetap mengangguk. Tangannya bergerak memeluk leher Jeno, menelusupkan wajahnya ke ceruk lelaki tampan itu, menghirup dalam-dalam aroma kesukannya.
"Jeno, apa kau ada acara nanti malam?" Jaemin masih pada posisi yang sama.
"Tidak ada."
"Kalau begitu, temani aku ke toko buku, ada beberapa novel yang ingin ku beli."
Jeno tersenyum samar,
"Siap, sayang." Jeno mengelus pinggang ramping jaemin dengan penuh kasih sayang.
--
Jeno dan jaemin telah sampai pada toko buku yang cukup ramai, karena jam masih menunjukan angka 7 malam, jadi masih ada banyak pengunjung yang datang.
Jeno memerhatikan Jaemin, dia baru sadar jika Jaemin memakai kemeja putih tipis dan kancing dada nya terbuka.
Apakah jaemin sengaja ingin di perkosa?
"Jaemin." Jeno menggeram sedikit, menatap kesal objek di depannya.
"Uhm?" Jaemin bingung kenapa jeno terlihat marah.
"Lo mau ke toko buku atau ke club? Itu baju lo kebuka." Jeno menarik paksa lengan jaemin, menyuruh duduk di pangkuannya.
Mereka masih di dalam mobil.
Jaemin kikuk, posisinya dengan jeno sekarang sangat intim. Jaemin bisa merasakan hembusan nafas jeno di wajahnya.
Perlahan tapi pasti jeno memiringkan wajahnya, mencium bibir pemuda manis di depannya itu, melumatnya kasar dan meremas pinggang ramping jaemin. Jaemin sendiri sudah meremat tengkuk jeno, untuk membuat ciumannya semakin dalam.
Tangan jeno mulai nakal, meraba pantat sintal Jaemin dan meremasnya. Dapat ia rasakan jika jaemin mendesah pelan.
"Nghh.." Jaemin menepuk pundak jeno, menandakan ia membutuhkan oksigen.
Jeno melepas tautannya, bertukar liur dengan jaemin adalah favoritnya.
"Pakai ini." Jeno melepas jaket denim nya, memasangkan pada tubuh jaemin. Terlihat kebesaran jika jaemin yang menggunakannya.
Baiklah, sifat posesifnya Jeno kembali.
--
Jaemin dan jeno menghabiskan hampir satu jam di dalam toko buku itu, sebenarnya hanya jaemin yang betah karena sedari tadi Jeno hanya memainkan ponsel nya tanpa berniat menganggu Jaemin dan dunianya.
Dring dring dring
Ponsel Jeno bergetar, menandakan telepon masuk. Nama kekasihnya terpampang jelas pada benda persegi itu.
Lee Haechan.
Jeno buru-buru kuluar dan menekan tombol hijau.
"Ya halo."
"Jen, apa kau sedang sibuk?"
"Tidak."
"Baguslah jen, ayo temani aku di apartement. Aku sendirian."
"Baiklah, 20 menit aku sampai."
"I Love Youuuu."
Dan panggilan terputus, dengan cepat jeno masuk ke dalam, memecah konsentrasi jaemin.
"Ada apa?" Jaemin bertanya pada jeno yang mengambil kunci mobilnya.
Jeno melirik jaemin, tersenyum dan mengecup singkat bibirnya.
"Aku akan menemani Haechan malam ini."
Terlihat jelas semburat kekecewaan pada mata kelam milik Jaemin, dengan begitu ia berusaha tetap tenang.
"Lalu aku?"
"Naik taksi, bisa kan?"
Jaemin mengangguk, sebelum jeno pergi. Jaemin menyempatkan diri untuk mengecup dan melumat bibir Jeno dengan penuh cinta.
---
Tbc or Unpub?
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend (NoMin)
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Sifat posessif begitu melekat, tanpa adanya ikatan yang jelas. -- ⚠warning⚠🔞 bxb , mature content , 18++ 🔞