Jam sudah menunjukan pukul 10 Malam, yang artinya hari semakin larut. Jaemin beranjak, menunggu taksi. Ia merutuki dirinya yang pulang selarut ini karena kemungkinan sedikit taksi yang masih ada.
Lama menunggu, membuat Jaemin jengah. Akhirnya ia memutuskan berjalan kaki hingga bertemu dengan taksi malam.
Jaemin menyeringit bingung ketika ada mobil yang menyeggatnya, ia sedikit takut jika itu seorang penculik.
Namun kekhawatiran itu menghilang, berganti menampakan senyum termanisnya.
Dari dalam mobil, keluar laki-laki bertubuh tinggi, rambut bersurai blonde dan bibirnya yang sedikit tebal.
Hwang Hyunjin, teman lama Jaemin.
🐚🐚🐚
Jaemin masuk kedalam apartement pribadinya, setelah pertemuan dengan Hyunjin tadi mereka berbincang sebentar, dan berakhir Hyunjin mengantar pulang dirinya.
Jaemin menyeringit ketika pintu apartementnya tidak terkunci, ah pasti Jeno ada disini.
"Jen.." Jaemin berucap pelan sembari meletakkan sepatu ke dalam raknya.
"Dari mana?" Jaemin terperanjat kala suara dingin menyapa indra pendengarannya, Jeno duduk di sofa ruang tamu sambil menatap tajam Jaemin.
Jaemin mencoba tenang, dia tersenyum.
"Aku habis pulang dari toko buku tadi."
"Jangan mencoba berbohong." Jeno melangkah ke arah Jaemin, menarik kasar lengan Jaemin dan memojokannya. Menatap tajam sambil menahan amarahnya yang siap meluap.
"Aku tidak berbohong, aku memang baru pulang jen!" Suara Jaemin meninggi
Jeno geram, ia menarik kasar rambut Jaemin. Menyeretnya ke dalam kamar dan melempar kasar ke arah ranjang.
"Apa pria tadi mengajarkan mu untuk menantang ku, Na Jaemin?" Suara Jeno masih tenang namun penuh dengan tekanan, Jaemin tidak menyangka jika Jeno tau dirinya pulang dengan Hyunjin.
"Dia temanku Jeno.." Lirih jaemin
"Aku tidak peduli dia siapa."
Jaemin buru-buru mencari cara agar jeno tidak marah, Jaemin mendekat ke arah Jeno, melingkarkan tangannya ke perut Jeno dan mengusapkan punggung sahabatnya. Jeno kini memejamkan matanya menikmati elusan yang terasa menenangkan.
Perlahan Jeno membalas pelukan Jaemin.
🐚🐚🐚
Di dalam kamar, Jeno dan Jaemin hanya saling diam. Jeno merengkuh tubuh yang lebih kecil, dan Jaemin mendusalkan wajahnya pada dada bidang Jeno mencoba mencari kehangatan di dalam dekapannya.
"Jangan pergi bersama orang lain lagi." Perintah Jeno
Jaemin hanya menghembuskan nafasnya lelah, meski begitu ia tetap mengangguk sebagai jawaban.
"Andai saja tadi kau tidak pergi kerumah Haechan, sudah pasti aku tidak akan pulang bersama Hyunjin." Jaemin memajukan bibirnya, entahlah ia merasa kesal.
Jeno yang mendengarnya hanya terkekeh, ia mengecup kening si manis cukup lama.
"Haechan pacarku, di posisi saat ini kau sama sekali tidak berhak untuk merasa cemburu, Jaemin."
Ah, tidak berhak ya.
🐚🐚🐚
LBL LBL LBL, LAMA BANGET LOCH BOOK INI DIANGGURIN. 5 Bulan ada kali yaa? 😭
Aku seneng tadi ada yang minta aku up, jadinya aku sempetin up di book ini.
Ayo spam komen guys biar aku semangat!💚
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend (NoMin)
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Sifat posessif begitu melekat, tanpa adanya ikatan yang jelas. -- ⚠warning⚠🔞 bxb , mature content , 18++ 🔞