" Danny cikgu disiplin nak jumpa kau " ujar Thaqif .
Aku bangun dari duduk . Tali leher dan baju yang tidak kemas itu aku biarkan . Aku berjalan menuju ke bilik kaunseling . Aku tidak memandang ke hadapan menyebabkan aku terlanggar seseorang .
" Sorry " ujarnya
Aku tidak membalas apa apa . Dia mengutip bukunya yang berteraburan . Aku hanya berdiri kemudian mengambil buku yang berada berhampiran kaki aku dan memberikan kepadanya kemudian berlalu pergi .
Pintu bilik kaunseling aku ketuk lalu masuk . Aku berjalan ke arah guru kaunseling yang sudah bersiap sedia untuk memberikan bebelannya kepada aku .
" Danish ini dah kali ke berapa awak buat masalah ? " soalnya
Aku hanya mendiamkan diri
" Saya taktahu apa nak jadi dengan awak ni " sambungnya
Aku masih mendiamkan diri .
" Orang macam awak ni memang takda masa depan " sambungnya
Ayat itu . Ayat yang sudah selalu aku dengar . Takda masa depan . Tak berguna . Sampah masyarakat . Mustahil akan berubah jadi baik . Sentiasa gagal . Tak berjaya dalam hidup .
Semua ayat yang hanya disebabkan kau jahat sekali orang akan label kau jahat selamanya tapi mereka tak sedar apa yang mereka hamburkan itu merupakan salah satu sebab kenapa kau masih jadi 'jahat' dan tak berubah . Bukan tak mahu cuma takda siapa akan percaya kau .
Pintu bilik disiplin dibuka dari luar . Seorang perempuan yang memakai pakaian seragam sekolah masuk ke dalam bilik disiplin tersebut .
" Maaf lambat cikgu " ujarnya
Dia berdiri di sebelah aku . Aku tidak mempedulikannya .
" Danny mulai hari ni awak akan berada dalam pantauan Erina selama 5 bulan sehingga peperiksaan besar . "
Aku memandangnya . Dia ni nak pantau aku ? Dahla pendek . Lagipun takkan ada orang yang dapat bersabar dengan perangai aku apatah lagi minah ni .
" Ini usaha terakhir yang cikgu buat untuk betulkan awak cikgu taktaula kalau tak menjadi juga " keluh cikgu disiplin
Aku dan Erina keluar dari bilik disiplin . Aku berjalan meninggalkannya . Di tiba tiba memanggil aku
" Danish ! " ujarnya
Aku memberhentikan langkah dan berpusing memandangnya . Ya , aku nakal tapi tak biadab .
" Danny " ujarku membetulkannya
" Tapi nama kau Danish " balasnya
" Orang panggil aku Danny " balasku merenungnya
Dia tidak menghiraukan renungan itu yang dimana kebiasaannya orang akan takut dengan aku disebabkan renungan itu . Dia membalas renungan aku memastikan mata kami bertemu .
" Balik sekolah jumpa dekat meja tepi padang " ujarnya
Aku tidak membalas dan berpusing lalu berjalan masuk ke kelas .
Loceng berbunyi menandakan masa persekolahan tamat . Aku pergi ke padang di tepi meja seperti yang dikatakan oleh Erina . Kenapa aku ikut cakap dia ? Sebab hati aku suruh .
Dari jauh aku nampak Erina yang duduk membelakangi aku sedang mengulangkaji pelajaran . Aku berjalan ke arahnya . Idea nakal muncul .
Aku menarik getah rambut yang mengikat rambutnya . Dia menoleh memandang aku . Rambutnya yang tadi terikat rapi kini terurai . Seolah masa berhenti aku terkesima . Aku kacau dia aku yang terpaku .
Aku berdehem sedikit menghilangkan kegugupan . Dia hanya tersenyum . Tidak marah sedikit pun dengan usikan aku . Aku duduk di hadapannya .
" Ada apa ? " soalku mengelak dari bertembung mata .
Dia memberikan aku sehelai kertas dan pen .
" Alamat rumah , nombor telefon , allergies " ujarnya selamba
Aku hanya memandangnya . Zaman dah maju minta number pun bertulis ke ? Aku tiada masa untuk menyoal dan hanya menulis semua yang dia minta .
" Lawa tulisan kau " ujarnya
Aku tidak sedikit pun terkesan dengan pujian itu . Kertas itu aku beri kepadanya . Dia bangun dan berlalu untuk pergi setelah aku memberikannya kertas itu .
" Kau nak buat apa ? " soalku
Dia berpusing memandang aku .
" Eksperimen " balasnya
Aku seakan tidak percaya . Minah ni pelik .
Jarum jam menunjukkan 6.30 pagi . Aku dipaksa bangun dari katil apabila mendengar bunyi loceng dan ketukan pintu yang bertalu talu .
Memandangkan aku tinghal seorang diri memang takkan ada orang yang nak bukakan pintu tu . Pintu aku buka dan terkejut dengan kehadiran Erina .
" Hai " sapanya
" Kau buat apa dekat sini ? " soalku
" Nak ajak kau pergi sekolah sama sama kalau tak kau lambat " ujarnya
" You really need to do this ? " soalku
Dia mengangguk .
Aku menutup pintu tanpa mengatakan apa apa . Sukahati dia la nanti dia blah la tu . Aku sambung tidur .
Jarum jam menunjukkan 7.30 pagi dan seperti kebiasaan aku akan lambat ke sekolah lagi . Aku bersiap untuk ke sekolah dan membuka pintu . Aku terkejut apabila mendapati Erina duduk di hadapan pintu .
Minah ni seriousla ? Dia tak takut lambat ke ? Bukan dia selalu datang awal ke ?
" Kau buat apa dekat sini ? " soalku
" Tunggu kau " balasnya selamba .
Sepanjang perjalan ke sekolah kami tidak bercakap apa apa . Kadang kadang aku meninggalkan dia jauh kebelakang namun dia sikit pun tidak terganggu dengan perangai aku .
Kami tiba di hadapan pintu sekolah . Dia masuk terlebih dahulu lalu menunjukkan sekeping pas kepada cikgu yang bertugas .
Aku memandangnya pelik . Kenapa nama aku kena tulis nama dia tak ?
" Weh " ujarku sambil menarik getah rambutnya menyebabkan rambutnya terurai sekali lagi
Dia berpusing memandang aku .
" Apa ? " ujarnya
" Kenapa nama aku kena tulis nama kau tak ? " soalku
" Sebab aku diberi pengecualian " balasnya
Aku memandangnya pelik
" Kan aku kena pantau kau so ? " ujarnya menyoal aku balik
Aku berfikir lama . So maknanya kalau dia lambat bukan salah dia tapi salah aku . Dia berjalan meninggalkan aku . Getah rambutnya yang aku tarik tadi aku masukkan ke tepi kocek beg sama seperti semalam .
Sesi oembelajaran sudah semestinya membosankan dan seperti biasa aku tidak memberikan perhatian tetapi harini lain seperti biasa aku tidak tidur dan hanya memerhati Erina yang duduk selang beberapa meja di hadapan aku .
Memerhai dan berfikir . How can I annoy her so dia akan give up untuk teruskan "pemantauan" dia terhadap aku .
Masa rehat tiba . Aku pergi ke rooftop . Tempat di mana aku selalu menghabiskan masa . Sebatang rokok aku keluarkan dari kotak .
Belum sempat aku nyalakan seseorang terlebih dahulu menjentik rokok itu membuatkannya terlepas dari bibir aku dan jatuh ke lantai . Aku memandang sisi aku . Erina .
" No smoking " ujarnya sambil menghulurkan sebatang lolipop kepada aku .
Aku memandangnya . Rambutnya diikat rapi dengan getah rambut bewarna putih . Aku hanya mengeluh dan menarik kasar lolipop itu . Dia menadah tangan .
" Kau nak apa ? " soalku
Dia tidak membalas dan hanya mengambil kotak rokok yang aku letakkan di dalam kocek baju kemeja aku .
Dia ingin berlalu pergi . Aku menarik getah rambutnya . Tiba tiba rasa macam habit .
" Nak apa ? " soalnya
Aku mendiamkan diri lama .
" Takda apa " balasku dan memandang semula ke hadapan
" Oh lupa nak bagitau nanti hari sabtu jumpa dekat study cafe depan sekolah " ujarnya
Aku mengangkat kening memandangnya .
" Buat apa ? " soalku
" Study " balasnya
" Kalau aku tak datang ? " soalku
" Aku tunggu sampai kau datang " balasnya
Aku hanya mendiamkan diri . Dia berlalu pergi . Getah rambutnya yang aku tarik tadi aku masukkan ke dalam kocek seluar .
Sabtu . Hari yang aku rasa nak bermalas malasan duduk rumah tengok tv atau mungkin lepak dekat cyber cafe untuk 5 6 jam . Namun message dari Erina mematikan angan angan aku .
Jangan lupa harini study cafe depan sekolah 10 pagi - 2 petang . Kalau kau tak datang juga aku tunggu kau datang .
Aku melihat jam di dinding . 9.00 pagi . Maknanya aku ada satu jam lagi . Aku dengan malas pergi ke bilik air . Aku bersiap dan mengunci pintu rumah .
Aku berdiri di hadapan study cafe itu . Aku tiba tepat pukul 10 pagi . Dari jauh aku boleh nampak Erina yang sedang mengeluarkan buku dan meletakkannya di atas meja . Aku hanya memandangnya . Tiada niat nak masuk .
Aku terfikir . Mungkin . Mungkin kalau aku biar dia tunggu untuk beberapa jam dia akan blah . Dia akan giveip dengan aku . Aku berlalu ke cyber cafe berdekatan . Menghabiskan masa bermain game .
Aku keluar dari cyber cafe setelah jam menunjukkan 12 tengah hari . Aku pergi ke study cafe itu . Dari luar aku nampak Erina sudah tiada di kerusinya . Aku hanya tersenyum . Kan dah kata dia takkan tahan punya dengan perangai aku .
Aku masuk ke dalam kafe tersebut . Duduk di tempat yang Erina duduk sebentar tadi . Namun aku memandang pelik beg nya yang masih terdapat di kerusi itu .
Dia tertinggal ke ? . Aku berfikir sendirian .
Tidak lama selepas itu Erina tiba dengan membawa dulang . Dia tersenyum memandang aku kemudian meletakkan dulang .
Dia ni sabar betul eh . Agaknya kalau aku tak muncul dia ni tak balik .
" Lambat dua jam tapi takpa " ujarnya lalu duduk .
Aku hanya mengeluh .
" Sekarang aku dah ada kau dah boleh balik " ujarku dan bangun untuk pergi
Dia menarik hujung baju aku .
" Danish - I mean Danny kita bincang okay ? " ujarnya
Aku taktau kenapa . Kenapa aku tak boleh ignore dia macam aku ignore orang lain .
Aku duduk kembali .
" Okay macam ni aku tau jumaat sabtu kau tak suka keluar rumah so apa kata kita study dekat library je nanti " ujarnya
Aku hanya mendiamkan diri .
" Okay kau taknak study tapi kau duduk je kat situ boleh ? Buatla apa kau nak tapi kau duduk dekat situ . 1 jam je . " ujarnya
Otak aku pantas terfikir . Buat apa je .
" But no smoking okay " sambungnya
Aku memandangnya pelik . Duh siapa je smoking dalam library .
" Aku tau kau tak fokus dalam kelas so nanti aku buatkan kau nota okay untuk apa kita belajar " ujarnya
" Lepastu aku datang rumah kau hari hari untuk make sure kau pergi sekolah jangan ponteng tak kesahla lambat ke cepat " sambungnya
Aku mendiamkan diri .
" No smoking walau dekat mana pun rooftop , belakang sekolah , dekat rumah you can eat lollipops . Kalau kau nak lollipops mintak je aku " katanya sambil mengeluarkan hampir 5 batang lolipop dari dalam kocek
Aku memandangnya lama .
" Kenapa kau beria sangat nak ubah aku bukannya aku berubah pun nanti " ujarku
I mean everyone say aku takkan berubah . Kenapa aku kena berubah . Takda sebab .
" Aku tak boleh ubah kau sebab hanya kita je boleh ubah diri sendiri " balasnya memandang aku
" Tapi aku buat rasa nak berubah tu hadir dalam diri kau " sambungnya dengan senyuman .
Sejak hari itu , dia datang rumah aku setiap pagi . Kalau hujan dia akan bawak payung . Dia akan tunggu aku keluar walaupun kena pergi sekolah pukul 9 pagi .
Kami akan pergi sekolah sama sama walaupun aku selalu jalan cepat cepat tinggal dia dekat belakang . Library ? Study ? Mestilah tak .
Aku datang library . Tidur . Main game . Baca nota yang dia dah buat untuk aku dan kacau dia belajar . Itu yang aku buat hari hari . Dia akan ikat rambut dia guna getah baru sebab aku selalu tarik getah rambut dia .
Sejujurnya dekat rumah aku ada sebekas getah rambut dari pelbagai warna dan jenis . Semuanya Erina punya . Dari mana aku dapat getah rambut dia ? Sebab aku selalu kacau dia hari hari .
Library . Padang . Kantin . Rooftop . Gelanggang . Semua tempat sebab hampir separuh dari hidup aku dikelilingi dia . Kadang study dekat library and study dekat padang bila aku ada training .
Rooftop ? Sebab segala jenis projek cikgu partner kan aku dengan dia . Kantin ? Dia selalu heret aku pergi kantin walaupun aku tak makan kadang kadang . Gelanggang ? Dia selalu datang tengok match aku .
Apa aku buat degan getah rambut dia ? Aku simpan jela jangan fikir bukan bukan aku bukan pervert . Nakal tapi beradab gitu .
Sejak aku kawan dengan dia ni aku dah tak ponteng sekolah . Gred aku naik walaupun hanya tempat ke 3 atau 2 dari bawah . Come on aku selalu dapat nombor last . Banggala sikit . Smoking ? Aku dah berhenti . Dia bagi aku lolipop sampai aku rasa aku boleh kena kencing manis .
Semua ni tanpa sedar buat hati aku yang layu mekar semula . Perasaan asing tiba tiba hadir tanpa aku minta . To the point i cant imagine doing anything without her .
Dari jauh aku nampak Erina melambai ke arah aku dari meja di tepi padang itu . Aku yang baru habis training berjalan ke arahnya . Seperti biasa aku hanya duduk dan tak buat apa apa .
" Apa cita cita kau ? " soalnya
Cita cita ? I never think of that .
" Tak fikir lagi " balasku
" Kau minat apa ? " soalnya
Minat ? Apa aku minat ? Sukan ? Mestilah tak semua ni paksaan je . Aku mula berfikir . Aku tau apa aku minat .
" Muzik " balasku memandangnya
Dia memandang aku .
" Aku nak join band " balasku
Dia tersenyum ." Good for you nanti kau boleh la ajar aku main alat muzik " ujarnya dan tersenyum
She didnt judge me ? Orang selalu judge aku bila aku bagitau cita cita atau impian aku sebabtu aku tak pernah terfikir nak jadi apa .
" Erina kau rasa aku baik ke ? " soalku dengan serious tiba tiba
Dia memandang aku dengan senyuman . Belum sempat dia membalas satu bola meluru ke arahnya . Tindakan refleks menyebabkan aku berdiri di hadapannya dan menahan bola itu . *sila guna daya imaginasi
Bola itu tepat terkena badan aku . Belum sempat aku merasai kesakitan Erina tiba tiba bersuara .
" Baik . Kau baik " balasnya dengan senyuman .
Aku terpaku . Aku tiba tiba tak dapat rasa apa apa kesakitan .
" Ta- tapi aku jahat aku tak layak terima apa apa peluang " balasku
" Semua orang layak terima peluang kedua dan tak semua orang jahat tu jahat kan aku kata kau baik " balasnya dengan senyuman
Masa seakan terhenti . Aku memandangnya . I can feel butterflies in my stomach . Aku dapat rasa muka aku jadi merah . Senyuman dia . For sure . Aku suka dia .
Disebabkan Erina aku berjaya dapat result yang baik bagi peperiksaan besar walau tak sebaik dia yang dapat straight A . Namun itu tak penting . Aku kena confess . Harini .
" Rina ! " laungku dari jauh .
Dia pusing memandang aku lalu tersenyum . Senyuman yang entah aku akan dapat jumpa lagi atau tidak kalau aku tak confess sekarang
Kami berdiri di tengah tengah kawasan itu . Umpama kami sahaja berada di situ .
" Aku suka kau " luahku
Dia tersenyum . Kalau dia reject pun aku redha .
" Aku tau " ujarnya
Aku terpaku . Dia tau . Macam mana ? Habistu dia nak reject aku ke sekarang
" Aku tak reject kau tau " sambungnya sambil tergelak
Aku menunjukkan muka lega
" Kau boleh janji dengan aku ? " soalnya tiba tiba
" Janji kau akan kejar cita cita kau dan jadi band yang paling famous dalam dunia " ujarnya
Aku mengangguk .
" Janji kau takkan ulang habit lama ? "
Aku mengangguk
" Aku nak sambung belajar luar negara " ujarnya tiba tiba
Aku terkedu
" Kau boleh janji kau akan tunggu aku tak ? " soalnya
Aku tidak mengangguk atau menggeleng
" Kau nak kawin dengan aku ? " soalnya
Aku mengangguk . Walaupun pada hakikatnya mungkin mustahil
" So boleh janji yang kau akan tunggu aku ? " soalnya
Lama aku berfikir kemudian mengangguk
" Kau kejar cita cita kau sampai berjaya then aku balik malaysia kita kahwin " ujarnya
Aku hanya mampu tersenyum . Dia melangkah pergi .
" Aku janji aku cari kau " ujarnya
Beberapa tahun kemudian ...
Lagu terakhir dimainkan . Aku kini merupakan keyboardist dalam sebuah band bernama Polyanthus . Band paling terkenal di negara ni .
Lampu pentas dimatikan setelah persembahan berakhir . Namun pengacara tiba tiba meminta kami untuk stay di atas pentas dahulu .
Kami bingung namun hanya berdiri . Kelihatan lampu dihalakan di barisan paling hadapan penonton . Seorang wanita berdiri memegang microphone dan semua orang memberikan perhatian kepadanya .
Aku memandangnya . Seolah olah sepeti seseorang yang aku kenal . Aku melangkah ke hadapan . Berada betul di hujung hadapan pentas menghadap wanita itu .
" Danish , I found you " ujarnya dengan senyuman
Senyuman yang sudah lama aku tidak lihat .