2

19 9 6
                                    

Happy reading

Si pangeran kutub, Arga, kini tengah berjalan sendirian ke parkiran dengan langkah santainya. Dirinya sudah ditinggal oleh dua teman dakjalnya itu.

Saat sudah berada di parkiran, terlihat hanya ada motor Arga saja. Pasti semua anak-anak di SMA Brighton sudah pada pulang.

Arga menaiki motornya, lalu melaju keluar dari lingkungan sekolah. Namun, saat baru beberapa meter dari gerbang sekolah, Arga memicingkan matanya kala melihat seseorang yang tak asing dimatanya.

....

"Siall, harusnya tadi gue terima tawaran si Abel buat nebeng dia. Pake segala nolak lagi, Arghhhh." Keluh Natha.

Natha dengan terpaksa berjalan kaki, karena ia lupa tadi untuk minta jemput Ayahnya. Dan lebih parahnya, dia tidak tau alamat rumahnya, dia baru pindah 3 hari yang lalu. Dia belum hafal daerah-daerah di Jakarta.

"Hp pake lowbat lagi," Ponselnya lowbat, disini juga sedari tadi tidak ada kendaraan umum yang lewat.

"Moga ada pangeran yang nolongin gue, amin." Monolog nya, seraya meraup wajahnya.

Saat di persimpangan jalan, dia bingung harus kemana. Seingatnya tadi dia tidak lewat sini, apakah dia salah jalan?
Natha mendudukkan dirinya dipinggir trotoar, ia lelah. Padahal baru beberapa meter jalan, dan sekolahannya juga masih terlihat, walaupun tidak terlalu jelas.

"Panas bangett, gilak." Natha mengibas-ngibaskan tangannya didepan wajahnya. Cuaca lumayan terik, menurutnya lebih baik, daripada hujan.

Brumm.. brumm..

Tiba-tiba sebuah motor sport berhenti tepat didepannya. Natha mengernyit, siapa dia? Sepertinya dia mengenalnya.

"Arga?" Gumam Natha, saat orang itu membuka helm full face nya.

"Lo ngapain disini? Lagi ngemis?" Tanya Arga, setelah turun dari motornya.

"Hooh lagi ngemis, sini kasih ma puluh ribu buat gue jajan." Balas Natha malas.

"Ck, belum dijemput apa gimana? Malah ngejubrak disini kaya gelandangan." Decak Arga.

"Sembarangan ngatain gue gelandangan, mending bantuin gue. Pinjem ponsel lo buat telpon bokap gue," pinta Natha kesal.

Arga langsung merogoh saku celananya dan mengambil ponsel apel gigitnya. "Nih, jangan buka yang lain-lain." Peringat Arga.

"Iya tenang aja."

Natha mulai mendial nomor Ayahnya, tapi nomornya tidak aktif.

Nomor yang anda tuju, sedang tidak aktif. Cobalah beberapa saat lagi.

Natha berdecak kesal, lalu mencoba menghubungi Bunda nya. Panggilan pertama tidak diangkat, panggilan kedua barulah tersambung.

"Assalamualaikum bunda,"

"Waalaikumsalam dek, ini Natha?" Tanya Bundanya dari sebrang sana.

"Iyaa Bun, ini Natha. Ayah kemana? Natha udah selesai sekolahnya, tapi belum ada yang jemput Bun." Ujarnya.

"Astaghfirullah, Bunda sama Ayah lagi nggak dirumah dek. Ayah lupa katanya, mau jemput kamu. Terus mobil yang satunya lagi di bengkel, belum selesai dibenerin."

Argantha {Hiatus!}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang