Ada dua aturan yang harus selalu karin tepati ketika menaiki bus kota. Pertama tidak boleh mengganggu orang disekitarnya dan kedua tidak boleh diganggu oleh orang lain. Itu karena Karin baru saja pindah kekota ini. Biasanya karin membawa barang-barang yang cukup merepotkan dari kantor. Disini letak masalahnya, dia tidak ingin mengganggu orang lain dengan barang-barangnya maka tugas pertamanya adalah memastikan barang-barangnya tidak menghalangi jalan orang lain. Tapi, hari itu laki-laki tak dikenal duduk tepat disampingnya. Perasaan cemas mulai muncul didada Karin.
Bus kota terus melaju, mungkin sudah sekitar 15 menit dan laki-laki disamping Karin masih terus bergumam sendirian. Hal itu tentu saja membuat karin sedikit terganggu. Biasanya kursi disampingnya hanya terisi dengan tas selempangnya saja atau barangkali sisa makanan yang ia bungkus dari kos-nya. Peraturan pertama sudah dilanggar. Orang disebelahnya mengganggu ketenangannya, tapi bagaimana cara untuk menegurnya ? Karin tau ini kendaraan umum dan ia tidak bisa berbuat banyak.
"maaf, bisa kecilkan suaranya ? saya sedikit lelah hari ini" Karin berusaha sesopan mungkin memberi tahu orang disampingnya ini.
Laki-laki itu menoleh dan menatap karin sambil tersenyum "tentu" bahkan laki-laki ini menghentikan aktivitasnya beberapa menit lalu. Setelah hening beberapa saat, laki-laki ini membuka pembicaraan yang Karin tidak pernah tahu hal itu ternyata menjadi awal kisah mereka.
"Mbak kerja di kantor gede ya ? bawaannya banyak banget, kok tidak disimpan di kantor saja?" tanya laki-laki itu.
"Hehehe memang harus dibawa pulang, karena nggak bisa nginap dikantor buat ngerjainnya"
"Ohh gitu, Mbak Arsitek ya?"
"Masih belum, saya belum jadi pegawai tetap"
Karin mengira percakapan mereka akan selesai sampai disitu saja karena setelahnya laki-laki itu tidak bertanya lagi. Ia kembali diam dan duduk dengan tenang hal itu membuat Karin menjadi sedikit lebih lega. Hal yang ia syukuri adalah ia tidak akan melanjutkan pembicaraannya dengan orang asing disebelahnya dan sebentar lagi ia bisa mengistirahatkan badannya sebentar sebelum mengerjakan maket yang ia bawa dari kantor. Namun, 2 menit sebelum Bus itu berhenti laki-laki itu bertanya kembali.
"Besok naik bus ini lagi kan mbak ?" Karin merasa sedikit ngeri dengan pertanyaan yang ia dengar barusan. Tapi benar juga, untuk apa orang asing yang baru saja ditemui menanyakan hal seperti itu ? bukankah sedikit aneh ?
"Iya, tapi ada apa ya?" tanya Karin.
"Oh tidak apa-apa kok. kalau begitu silahkan mbak, mau turun sekarang kan ?"
Karin mengangguk saja kemudian mengambil barang-barangnya lalu turun dari Bus. Setelah itu dia sama sekali tidak memikirkan kejadian yang ia alami sepanjang jalan pulang. Pikirannya sudah cukup penuh dan ia harus menyelesaikan maketnya lalu pergi tidur agar besok pagi ia tidak terlambat ke kantor. PEGAWAI MAGANG HARUS RAJIN begitu kata atasannya saat hari pertama ia bekerja.
''''''
Alarm di Hp Karin berbunyi pagi-pagi sekali. Setelah mematikan alarmnya ia bergegas mandi dan sarapan 2 lembar roti tawar selai kacang. Karin sudah memakannya selama 1 bulan, terkadang juga ia sarapan mie instan tapi seminggu yang lalu perutnya sakit karena kebanyakan makan mie jadi ia sekarang menggantinya dengan roti.
Selesai bersiap ia merapikan maket yang sudah ia kerjakan semalaman dan bergegas menuju halte untuk menunggu Bus datang menjemputnya. Pagi ini cuacanya sangat cerah, Karin melihat ke sekeliling. Orang-orang sudah ramai untuk berangkat bekerja, ada juga yang berangkat sekolah atau mungkin kuliah, ada juga tukang jamu yang lewat, tukang sapu jalanan, tukang bubur dan dari jauh ia melihat orang yang kemarin mengajaknya berbicara didalam Bus. Ya, laki-laki kemarin. Laki-laki itu! Karin sedikit kaget tapi ia bersikap biasa saja dan tidak menghiraukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
6 hari bersama Karin
Short Storycerita pendek pertemuan dua orang tak saling kenal didalam bus kota yang tanpa sadar keduanya saling memberi kisah masing-masing.