Mendaki Sesuatu yg (nyaris) Datar

0 0 0
                                    

Siapa yg bisa mengetahui kejadian 5 menit ke depan? 1 jam ke depan? 1 hari, 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun, 10 tahun ke depan?

Siapa yg bisa selain Tuhan?

Dia tahu makanya Dia atur hidup kita agar bisa selalu memiliki harapan dan damai sejahtera.

Tapi kita sering kali sok tahu dan mau atur sendiri. Ujung²nya hidup kita berantakan dan kita salahin siapa? Tuhan.

Pertanyaannya adalah, emang kalau ikut rancangan Tuhan bisa lebih baik? Jelas! Walau bukan jadi lebih mudah ya. Mohon dibedakan.

Dia menyusun hidup ku sehingga perlahan namun pasti, naik bukan turun.

Enak dong?
Enak aja. Selama perjalanan naik yg perlahan itu, naiknya ga terasa tapi beratnya terasa walau pada akhirnya tahu² udah di puncak.

Pernah ga mendaki bukit yg landai, bukan terjal, ga miring banget jd rasanya kayak jalan datar aja sambil bawa barang di ransel. Cape dan lama banget rasanya jadi kadang kesel, bosan, ga liat ujungnya juga.

Tapi walau ga lihat ujungnya, kita coba istirahat sebentar dan nengok ke belakang, kita akan sadar kalau kita uda naik ke atas, seperti hidup saya saat ini.

Saat menjalani, mau nangis, merasa karir mandek, ada kalanya bosen dgn rutinitas pekerjaan, pas ada masalah mau jerit² dan nangis².

Ga pernah tuh kayak kesaksian² yang bilang "kejatuhan duit", "ada dermawan", "mendadak sembuh" dll

Bosen, jenuh, kesal, lelah, iri, marah tapi berusaha ingatkan diri terus untuk "jalan aja", bukan maunya saya tapi maunya Tuhan

So, secape²nya, saya berusaha untuk istirahat (spt saat ini) dan nengok ke belakang.

Yg dulu tinggal di rumah kontrakan petakan dengan lantai batu, toilet umum (pakainya gantian bareng orang sekomplek dan kebayang dong bau dan joroknya kayak apa, mana lampunya kecil.dan kuning jd serem banget)

Lalu pelan² naik jd tinggal di rumah kontrak petakan punya toilet sendiri

Naik lagi, kontrakan petakan lantainya keramik putih (cantiknya...)

Naik lagi, ngontrak di komolek perumahan

Naik lagi, dari tinggal di rumah 1 lantai jd tinggal di kontrakan 2 lantai

Naik lagi, bisa beli mobil

Naik lagi, bisa beli rumah sendiri

Naik lagi, bisa beli apartemen

Enak banget dong, sukses. Enak aja!

Selama proses naik² ke puncak gunung ini, ada prosesnya, bukan cm sekedar kerja keras penghasilan tokcer (krn penghasilan emang ga seberapa) tapi modal TAAT

Taat yg bagaimana? Next bab saya akan bahas mengenai proses pindah dari rumah petakan lantai batu ke rumah petakan lantai keramik.

Yg harus diingat adalah just believe in God

Hidupku adalah kesaksian bagi MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang