PART ONE ( 1 )

14 4 0
                                    

Sesampai sekolah seperti biasa Sheny pergi ke perpustakaan terlebih dahulu sebelum masuk kelas, sekadar menggeluti hobinya yaitu membaca. Baginya perpustakaan merupakan tempat dimana dia mendapat ketenangan selain kamarnya sendiri.
"Jeng...Jeng...Jeng
PUKUL 07.00 SEMUA SISWA DIHARAP SEGERA MENEMPATKAN DIRI DI KELAS MASING - MASING
Jeng...Jeng...Jeng "
Mendengar pemberitahuan itu, Sheny lantas menyudahi kegiatan membacanya, ia harus beranjak pergi.

Sesampai di kelas ia sudah disambut oleh ketiga sahabatnya yang meminta contekan PR.
Sheny mengetuk-ngetuk jari telunjuk ke dagunya, berfikir.

"soalnya pilihan ganda kan?"
Ketiga sahabatnya kompak mengangguk

"jawabannya..."Sheny sengaja menggantungkan ucapannya

"antara a b c d dan e" diakhiri dengan mencetak senyum termanisnya

"bunuh orang dosa nggak ya..."ucap Denara dengan nada mengintimidasi

"nggak dosa kalau termasuk kriteria orang yang halal dibunuh"

"ah Sheny enggak asik banget"rajuk Ines

Sheny hanya mengangkat bahunya acuh kemudian duduk di kursinya samping Bella.

"plis lah..."mohon Bella menampilkan puppy eyesnya

Sheny menggaruk hidungnya yang tak gatal, bukannya tak ingin memberi contekan, pasalnya dia tdk tahu kalau ada PR dan alhasil dia sendiri belum mengerjakan.

"gue aja belum ngerjain"akunya

"kenapa nggak bilang woy"

"ini dah bilang"

"serah dah serah"

Tak lama guru pun datang yang mau tak mau mengakhiri perdebatan unfaedah di pagi hari itu.

(灬♥ω♥灬)

Entah sudah kebiasaan para siswa SMA Antariksa atau bagaimana, rasanya ada yang kurang jika istirahat tidak diisi dengan pergi ke kantin, entah itu mengisi perut, meredakan haus atau hanya sekadar mengobrol, tak ketinggalan juga Sheny dan sahabat-sahabatnya yang telah duduk manis dengan hidangan yang mereka pesan tadi, benar-benar sebuah rutinitas yang tak bisa ditinggalkan.
Denara sedari tadi diam diam memperhatikan Sheny yang makan sambil bermain ponsel pun mengambil alih ponselnya

"ponsel gue..."

Denara menyita ponsel Sheny dengan menaruhnya di kantong kemejanya. Ia tahu betul jika sahabatnya ini terlalu mementingkan urusannya sampai tak memperhatikan pola makan.

"makan dulu! urusan apa sih kayaknya serius banget?"

Sheny hanya menggeleng kecil memutuskan diam.
'nanti gue perlu cek lapangan'

Sepulang sekolah Sheny tak langsung pulang, melainkan pergi ke restaurant miliknya, hasil kerja kerasnya, permodalan dari tabungan jatah yang diberikan kedua orang tuanya.Bukannya kekurangan malahan sangat amat berkecukupan hanya saja Sheny ingin mandiri.

"Sheny,udah lama nggak berkunjung"sapa seorang karyawan perempuan yang termasuk akrab dgn Sheny

Dalam memanggil tdk memakai embel² karena Sheny sendirilah yg memintanya, lagi pula kebanyakan karyawan disini lebih tua darinya.

ShenyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang