PART THREE ( 3 )

6 1 0
                                    

     Dengan setengah badan terbalut selimut seorang pria masih setia memejamkan matanya tanpa terganggu cahaya mentari yang menelusup masuk ke dalam kamarnya dan terganggu dengan aktivitas di luar sana.
Seorang pria lain membuka pintu, dan alangkah terkejutnya ia mendapati sang adek masih hikmat tertidur.

"Narend bangun!" sentaknya dengan suara tertahan

Bukannya membuka mata Narend lebih memilih menaikkan selimut sampai atas kepala hingga menutupi seluruh tubuhnya.

"Bocah disuruh bangun malah tidur lagi" omelnya

Ia menarik kaki Narend sampai sang empu terjerambap ke lantai.

Narend menyibak selimutnya kasar, menatap nyalang sang kakak

"abang laknat lo emang"

"makanya bangun!"

"sabar elah" Narend berdiri dengan badan sedikit nyeri akibat ulah abangnya ini

Geraldi Max Leonard, nama kakak Narend itu terkekeh dengan adeknya yang kesal

"nih..beresin tuh kamar gue" Narend dengan watadosnya melempar selimutnya ke arah Gerald

"woy...siapa elo nyuruh gue"

Narend mengangkat bahunya acuh, mengambil handuk lalu pergi ke kamar mandi

"sabar sabar gue punya adek kek dia"

"adek setan"

"adek gak tau diri"

"adek laknat"

Dumel Gerald tak urung juga membersihkan kamar Narend dengan hati dongkol.

Usai dari ritual mandinya Narend keluar dari kamar mandi dengan berdecak kagum, kamarnya jadi rapi nan bersih.

"ngomel tapi tetep dilakuin juga..."ucap Narend diakhiri kekehan geli

Setelah siap dengan atribut sekolah, Narend turun perlahan ke ruang yang ia dapati papa serta kakaknya yang sedang menikmati sarapan dengan tenang. Tumben sekali batinnya, papanya ada di rumah.

Merasakan aura aneh disekitarnya Gerald menoleh, dan mendapati wajah datar sang adek.

"Good night my bro" sapa Gelard hangat

"buta mata lo?"sarkas Narend jengah
jelas jelas ini pagi dan Gerald malah bilang selamat malam,

"canda elah, baperan amat"

Narend memilih abai dan duduk di samping Gerald.

Ekhem

Deheman sang keluarga menginterupsi, membuat atensi penuh Narend dan Gerald tertuju ke sana. Jika sudah begini, berarti sang kepala keluarga sedang mode serius.

" papa mau ngomong "

" itu dah ngomong " sahut Narend yang mendapat pelototan langsung dari sang kakak disampingnya.

"kurang ajar sekali kamu!" bentak Leon langsung emosi, memang dasarnya dia orang yang tempramental.

Merasa keadaan memanas Gerald buru buru menenangkan sang papa.

"udahlah pa....Narend tu emang gitu. Papa tadi mau ngomong apa?"

Narend hanya berdecih sinis mendengar pembelaan sang kakak.

"kamu jangan terlalu baikin adek kamu terus ...lama lama nglunjak" tajam Leon menatap nyalang Narend, yang dibalas dengan tatapan tak kalah sinis dari empunya.

Brak

Narend berdiri dengan kasar sampai kursi yang di dudukinya jatuh menghantam lantai, menimbulkan suara yang memekakkan telinga. Tanpa kata Narend berlalu, tapi sebelum itu ucapan sang papa menghentikan langkahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ShenyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang