HUJAN

6 1 0
                                    


Hai! Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca ZennaLaska! Lovvyou 3 ribu dehh😻

Jangan lupa spam komen juga jangan lupa bintangnya ya?

  Saya author baru, hehe. Memefin kalau semisalkan nanti ada kesalahan ya, boleh ditegur kok😩.

Selamat membaca! Semoga anda suka!💕

Selamat membaca! Semoga anda suka!💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌧️

  Deru motor yang tadinya berlalu lalang, sekarang sudah tergantikan oleh suara hujan yang kian lama makin lebat.

   Wanita yang hanya memakai celana pendek juga baju oversize itu hanya mampu duduk dihalte, menunggu hingga hujannya reda.

  "Zenna kapan ya bisa sebahagia anak-anak lainnya diluaran sana?," Zenna, nama yang indah. Namun, tidak dengan hidupnya.

"Mama sama Papa pulangnya kecepetan, tunda dulu kek? Zenna capek mah, pah. Zenna capek hidup didunia. Ngga ada yang adil, ngga ada yang sayang Zenna!"bulir air mata jatuh begitu saja membasahi pipi gadis bersurai hitam panjang itu.

  Andai waktu bisa diulang, mungkin Zenna akan membawa kedua orangtuanya agar menjauh dari keluarga Papanya. Hanya karena harta, pamannya itu rela menghabisi nyawa kedua orang tuanya.

Dendam?

  Jangan ditanya lagi. Zenna yakin suatu saat nanti ia mampu membalaskan dendam kedua orang tuanya pada kedua iblis berwujud manusia itu.

  

🌧️

"Halo, Anneth? Zenna ada sama Lo gak?"

"Gak ada Ka, emang dia belum pulang?"

"Pulang? Emang dia kemana?"

"Katanya tadi siang, dia mau keperpustakaan buku. Gue kira udah pulang"

"Oh oke makasih"

  Sambungan telepon diputus sepihak oleh Laska, kekasih Zenna.

Kekasih?

  Zenna bahkan tak yakin jika Laska adalah kekasihnya.

  Dengan cepat Laska mengambil jaket juga kunci motornya.

🌧️

"Dingin...,"

"Laska kemana ya? Apa masih sibuk sama Taya ya? Zenna kamu harus sadar diri! Kamu itu Zenna bukan Taya. Jadi jangan berharap dikasih perhatian sama kasih sayang" Zenna terkekeh kecil, menertawakan nasibnya. Kenapa buruk sekali.

"Kayanya Zenna bakal mati kedinginan, bagus deh. Kan kalau udah mati bisa ketemu sama mama papa ya kan?"

"ZENNAA!!" Laska datang membawa jaket ditangannya.

   Zenna hanya menatap laki-laki itu tanpa berniat untuk menyahuti nya.

"LO NGAPAIN HUJAN-HUJAN?! KALAU LO SAKIT GIMANA?! YANG REPOT SIAPA?! JANGAN NYUSAHIN ORANG DONG!"

  Zenna memejamkan matanya, ia tahu jika ia sudah berada didekat Salaska, maka disitu juga ia harus menebalkan telinganya.

Muak?

Ingin putus?

Itu sudah pasti. Namun ia juga tidak bisa memutuskan hubungannya pada pria itu. Mungkin karena ia yang sudah jatuh terlalu dalam?

"Nih pakai! Jangan sampai Lo sakit, gue yang repot. Gue juga capek Zen ngurusin Lo terus!"

  Zenna melempar jaket itu hingga tergeletak ditanah. "yaudah, kamu kalau ngga mau repot ngga usah ngurusin aku aja sekalian, Ka. Aku juga bisa jaga diri aku sendiri. Kamu ngga tau apa? Aku capek dengar semua perkataan-perkataan tajam dari mulut kamu? Bisa ngga sih kamu bicara lemah lembut sama aku? Kayak kamu bicara sama Taya?!-"

"STOP BAWA-BAWA TAYA ZEN!"

"KENAPA?! SUKA-SUKA AKU MAU BAWA-BAWA DIA DALAM MASALAH KITA! KARENA EMANG DIA BIBIT MASALAHNYA KA!" Zenna tak kuasa lagi menahan dirinya, ia sudah terlanjur muak dengan Laska yang terus-menerus membela perempuan yang sudah merusak hubungan baiknya dengan Laska.

"ZENNA LO!"

plak!!

   Zenna memegang wajah nya yang barusan saja ditampar oleh Laska.

"Kenapa, Ka? Tampar lagi sini, tampar!." Zenna menuntun tangan Laska agar kembali menamparnya.

"TAMPAR LAGI KA! TAMPAR! KASIH BERDARAH-DARAH JUGA NGGA PAPA KA, ZENNA MAU MATI AJA. BIAR ZENNA BISA TENANG! TAMPAR KA!"

  Laska menarik tubuh Zenna kedalam pelukannya. Ia juga tak sadar bahwa ia tadi telah kelewat batas.

Ia menyesal,

Menyesal telah menampar, juga memarah-marahi gadis itu selama 1 tahun belakangan ini. "Maafin gue Zen, gue minta maaf."

   Zenna terisak hebat dipelukan Laska. Ia sudah tidak peduli dengan perlakuan Laska padanya tadi. Ia hanya ingin dipeluk, merasakan kehangatan ditengah-tengah dinginnya hujan, dan panasnya perdebatan.

----------------

Kira-kira Laska kenapa ya? Sampai-sampai begitu peduli sama Taya?

Jangan lupa vote nya ya bestie?

No plagiat-plagiat club😻

ZennaSalaskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang