BENTAKAN

4 1 0
                                    


Hai hai hai welkom bek bestie😻

Jangan lupa bintangnya ya, kalau ngga sy banting km😤

  Pagi ini matahari terlihat begitu bersahabat, ia memancarkan cahayanya yang silau namun indah disebagian dunia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


  Pagi ini matahari terlihat begitu bersahabat, ia memancarkan cahayanya yang silau namun indah disebagian dunia.

  Zenna sedari tadi kewalahan mencari-cari sepatunya yang rasanya dia menyimpannya di rak dekat pintu. Namun, ia tidak menemukan sepasang  sepatu maupun kaos kaki di rak itu. "Tante, liat sepatu sama kaos kaki Zenna gak?!" Teriaknya pada Maya yang sedang asik meminum teh di teras depan.

  "Tante buang" Zenna membulatkan matanya, ia dengan cepat berlari menghampiri Maya. "Tante buang?!" Zenna mencoba untuk menahan emosinya.

  Maya berdehem, "lagian Tante liat sepatu kamu itu sudah usang, bau, kotor. Ngerusak pemandangan aja," Maya kembali menyeruput teh hangatnya.

   Zenna menggeleng tak percaya, lalu ia ke sekolah memakai apa? Membeli pun rasanya akan membuat ia terlambat masuk. "Jadi sekarang Zenna pakai apa ke sekolah?" Tanyanya.

  "Kamu kan bisa beli yang baru lagi." Tak ingin berdebat lebih panjang lagi, Zenna memilih untuk mengambil sandalnya lalu segera keluar gerbang untuk menemui Teyan.

  Teyan lah yang setiap hari menjemputnya. Dikarenakan sopirnya sudah beralih menjadi sopir pribadi Maya, ia harus merelakan dirinya mengemis ikut nebeng di mobil Teyan.

"Ngapain Lo make sandal? Sepatu Lo mana?"

"Ngga usah nanya-nanya deh Tey, sekarang jalanin mobil Lo cepat ke toko sepatu. Cepet ya ntar telat." Zenna segera mengeluarkan uang didalam tasnya, berharap uang itu cukup untuk membeli sepatu barunya.

"Pasti ulah si nenek lampir kan?" Tanya Teyan, ia sudah menduga-duga hal itu. Kenapa Maya selalu saja mengusik hidup Zenna, apa orang tua itu tidak merasa bersalah? Setelah ia dan suaminya telah menghabisi nyawa kedua orang tua Zenna, sekarang mereka memeras juga menyiksa Zenna seenak hati mereka. "Mungkin lo bakal bosan Zen, tapi gue cuma bisa ngasih semangat buat Lo. Mau bantu Lo tapi gue ngga tau mau bantu apa,".

  Zenna mendekat kearah Teyan. "sini gue kasih tau, gue punya rencana buat ngusir nenek lampir Itu. Tapi lo janji ya, bakal bantuin gue?" ajak Zenna dengan senyum smirk yang ia ukir di bibirnya.

🌧️

   Matahari yang begitu terik membuat para siswa-siswi kegerahan, ada yang duduk, ada yang jongkok, diam-diam, dan adapula yang pingsan, salah satunya_

Taya

  Taya memang anak yang lemah fisiknya, ia bahkan jika berdiri kurang dari 15 menit langsung pingsan. Jadi, oleh karena itu ia dijuluki ' pingsan girl ' oleh siswa-siswi di SMA Bijaksana Negeri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZennaSalaskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang