Natya terlihat segar keluar dari kamar mandi dengan handuk yang tersampir di bahu memakai kaos biru dan hotpants."Nat kamu siap-siap dulu keluarga Ibra 15 menit lagi akan sampai"
"Sabar bun ini Natya juga mau ganti"dengan wajah cemberut
"Senyum dong sayang".
Jarinya memegang bibir"ini nih udah senyum".
"gitu dong"Bunda menggeleng gelengkan kepalanya.
Ia membuka lemari toskanya memilih dress simpel selanjutnya ia memakai bedak tipis dan tak lupa liptint memberikan kesan manis.
Natya turun tangga memakai gaun terusan putih selutut dengan bagian dada sedikit rendah yang mengintip yang pas dengan tubuh mungilnya, simpel namun tetap terlihat manis dengan balutan make up natural.
Dibawah sudah terlihat keluarga Ibra yang sudah duduk di ruang tamu.
wait, itu calon istri gua bangsat manis banget apalagi itunya bikin adek gua berdiri duh 'batin Ibra.
Natya melihat ada seorang pria memakai kemeja biru dongker yang terlihat pas dengan tubuhnya yang bidang.
apa dia Ibra,anjir badannya bidang asli batin 'Natya."Natya,ini Ibra" memberikan lirikan mata agar anaknya menyapa Ibra
"Hai,Tante, om ,dan Ibra saya Natya"rasa canggung dan malu memenuhi perasannya
"Aduh,Natya calon menantu cantik banget ini"mata yang tampak berbinar.
"Nat,Kamu sebaiknya perkenalan dengan Ibra dulu"
Dengan ragu,"Ak Natya"menjulurkan tangan dengan deg-degan.
Ibra POV
Nama yang cantik sama dengan orangnya
Dia terlihat baik,tampak ragu saat mengulurkan tangan denganku.
Aku rasa dia pemalu tapi wajar sebenarnya karena ini pertemuan pertama kita sebelum hari pernikahan itu.
bodynya bikin gua pengen grepe-grepe anj.
End POV
menjabat tangan Natya tanpa ragu,"Ibra Prasetya"
setelahnya Natya mengurai jabatan terlebih dahulu.
Gelang permata milik Natya tidak sengaja jatuh di lantai.
Dengan hati-hati ia mengambil namun tidak disangka bagian dada dressnya terlihat mengintip membuat posisi Ibra yang didepan Natya panas dingin.Dengan senyum smirknya ,gila sih lihat aja kalau lu udah jadi istri gua 'batin Ibra
***Manik mata Natya tak sengaja bertemu dengan matik mata Ibra membuat ia menjadi sangat canggung, namun Natya belum menyadari akan hal tadi.
"Bun,Natya mau ke dapur sebentar ambil minum dan makanan"ujar Natya.
Bunda menganggukkan kepala memperbolehkan Natya ke dapur.
Ibra di posisi duduknya sedang memikirkan rencana bagaimana agar ia bisa mengobrol berdua dengan Natya dan ia memiliki niat terselubung.
Ibra meminta izin kepada semua yang berada di ruang tamu untuk ke toilet,"Mah,Tan semuanya saya izin ke belakang , toilet di sebelah mana Bun?"
Bunda mengarahkan jalan menuju Toilet,"Itu ada tangga ke kanan lurus ada dapur samping kirinya toilet pintu warna biru."
Ibra mengintip saat sampai di dapur ia memandangi pemilik badan ramping tersebut.
Posisi Natya memunggungi Ibra sehingga tangan Ibra yang bertengger di payudaranya membuat bibirnya mengeluarkan suara laknat, dengan tenaga yang kuat ia mendorong tangan Ibra dengan siku sehingga Natya yang membawa gelas air minum pecah.
"eummnghh"suara laknat beberapa detik itu keluar dari bibir mungilnya.
pyarr
"Hah, ngapain lu pegang-pegang?"dengan air mata yang menggenang.Ibra dengan senyum smirknya,"Jangan sok jual mahal lu besok lusa lu juga akan jadi istri gua jadi gua ada hak ya!"
"Kita belum sah ya engga sepatutnya lu begitu,walaupun kita akan menikah tapi seenggaknya lu ngehargain gua sebagai calon istri."air mata yang menggenang akhirnya turun membasahi pipi mungilnya.
Ibra mencekeram bahu Natya begitu kuat membuat empunya menahan sakit,"Inget baik-baik ya setelah nikah gua akan melakukan lebih dari ini ,gua jadi gasabar cicipin tubuh lu manis!"
Setelah mengatakan itu Ibra melenggang pergi kembali ke ruang tamu sedangkan Natya masih terkejut dengan apa yang baru saja terjadi.
"Aku takut".Natya menangis dengan tersedu-sedu dan badan ramping itu merosot kebawah.
***
Natya kembali ke ruang tamu dengan wajah menutupi kesedihannya akan peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu.
Mamah Ibra meminta izin pamit untuk pulang.
"Baik semuanya Bunda Natya terimakasih atas jamuannya kami pamit,semoga acara lusa berjalan dengan baik."
"Tidak perlu sungkan,acara sudah diatur dengan baik."Bunda tersenyum kepada calon besan.
Bunda, Natya dan lainnya mengantarnya sampai depan rumah.
Semua rombongan keluarga Ibra keluar namun Ibra yang berada di belakang rombongan memberikan tatapan tajam kepada Natya.
Natya yang merasa ditatap merasa cemas dan takut membuat pelipisnya berair.Tak lama kemudian suara klakson tanda hormat pamit mobil keluarga Ibra terdengar.
Tbc.
Next?
jangan lupa vote dan komen.