02.

181 37 4
                                    

"Apaaaaa??!" tanya Isa kepalang emosi dari tadi Sunghoon manggilin dia tapi nggak jelas banget.

Dan sekarang malah ketawa tawa oknumnya, wah kurang ajar. "Bisa bisanya diambil semua, plus deh tuh."

"Apanya sih?? Hoon, lo gue gorok nih ya!" ancam Isa yang emang sekarang lagi motongin buah buahan, mau bikin salad buat Nana (minta dibikinin).

"Ituu, galak tapi lucu sama cantik diambil semua, curang bener."

Isa menghirup napas dalam dalam, menetralkan amarah yang akan meledak. Dia menatap sinis Sunghoon ini.

"Bersyukur! lo doang emang, istri cantik dikatain curang, udah lah orang aneh lo, gak jelas."

Karena kepalang marah, dia motong buah sekarang pakai tenaga dalem. Keras banget bunyi talenannya.

Tapi si Sunghoon malah makin ketawa. Emang dia tuh ganteng ganteng tapi random.

"--- nah kan! tuh bun anak gadisnya nangis lagi."

Dirasa ditatap kemusuhan oleh Isa, Sunghoon mengangkat dua jarinya "peace" kemudian berdiri.

Beranjak melihat si bungsu yang menangis keras. "Diapain?" tanya dia ke Jae yang emang berdiri di samping Nana yang terduduk sambil nangis.

Jae menggeleng pelan. "ya gak tau lah, orang kan jae baru dateng, terus nana malahan nangis gitu."

Nana semakin keras nangisnya, ini dia kayanya lagi drama deh. "ayaaaaah mau abang huhuhuhuhuhu mau abaaanggg!!!"

"Loh? abang kan baru berangkat dua jam yang lalu, masa disuruh balik lagi?" cetus Sunghoon seraya mengangkat tubuh si bungsu.

Yejun lagi persami. Dan baru aja berangkat, pulangnya Minggu sore tapi Nana udah nyari nyari.

"Gak boleh gitu ah, besok sore juga abang udah pulang. Oh iya, tadi katanya mau salad buah? udah dibikin loh sama bunda."

Sunghoon mengajak Jae masuk juga ke dalam. Sekalian biar Nana ada temennya kalo mau main.

Jae duduk di satu kursi, mau lihat apa yang lagi dibikin bunda. "tante ibun bikin apa nii?"

Isa tersenyum kecil. "Salad buah, Jae mau? nanti bareng sama Nana ya,"

"oke!!"

Beberapa menit kemudian Nana udah sama Jae, ya makanin buah ya mainan. Bareng bareng lah di ruang tengah.

"Suapin sabi kali bun."

Isa menerawang badan Sunghoon dari atas sampai bawah. "Alat gerak masih berfungsi, masih sehat, makan sendiri!"

"Yah, yah, ayolah bun, sekalii ajaa."

Dengan sekali gertakan Isa mengambil buah dengan sendoknya dan menyuapkan ke Sunghoon tapi,

"Jangan pake sendok atuh!"

"....... terus?"

Dengan jahil Sunghoon menunjuk arah bibir ranum Isa dengan matanya. Padahal cuma mau becanda tapi karena Isa udah capek jadi bablas aja,

ambil buah, masukkin ke mulut, narik tekuk Sunghoon, dan ya kaya gitu...

"bunda ayah? ngapain?"

Ambil AlihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang