04.

167 35 1
                                    

Ayah

master mirror selfi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

master mirror selfi


Bunda

like like angel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

like like angel



Abang

nggak pernah ngerasain glowup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

nggak pernah ngerasain glowup

Adek

btw aku ganti, jadi baby suli dan umurnya baru 4 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

btw aku ganti, jadi baby suli dan umurnya baru 4 tahun



[ ceritanya lagi berlibur gitu loh ]






Liburan kali ini memborong semua anggota keluarga, tetangga, bahkan sampai orang lewat diajak semua. Iya, sama Irene, katanya biar ramai jadi ayok semua ikut!

"Gaya bener dek dek, itu kipas buat abang aja sini, panas huh!" pinta Yejun sambil mengibas-ngibas tangan, nyari angin.

Nana menoleh sekilas terus menggeleng pelan. "adek juga panas." gitu jawabnya.

Yejun langsung sepet dengernya. Dalam hati menggerutu kenapa milih tempat liburan yang panas banget kaya gini cuacanya.

"Ayah pinjem kipas,"

Sunghoon yang lagi makan jajan tanpa basa basi langsung diambil kipasnya dan dikasihkan ke sulung. "Adek gak main sama Jae?"

"gak ah, panas, nanti merah."

"Apanya yang merah?" tanya Yejun menikmati angin semrabak dari kipas. "Minum es enak kali ya? hmm.."

"Mukanya bang, kan kena matahari jadi merah nanti kulitnya." saut Sunghoon, heran gara-gara kepanasan doang otak anaknya jadi lola gitu.

"Oh iya."

Mendadak si Nana berdiri dari duduknya, pindah doang, dari duduk di samping Yejun jadi pindah minta dipangku bapaknya.

"bunda mana sih?" keluh Nana dari tadi Isa nggak balik balik katanya cuma mau bantuin Irene doang sebentar, tapi ini udah jalan setengah jam.

"Di dapur, mau ke sana?"

"iyah."

Alhasil Sunghoon berdiri, "nanti kalo ada abang kecil bilang ayah di dapur," katanya pada Yejun, "ya bang?" cetusnya tegas.

"Iyaaaaa HAAAAAAAH~"

Yejun ditinggal sendirian di gazebo. "Enaknya ngapain ya?" monolognya sambil ngebug, tiba-tiba.

"bang jun! ayok main bola yok!"

Jae dateng bawa bola sepak, menghampiri Yejun yang masih aja melamun. "abang!!!"

"Eh iya, apaan?"

"hayuk main bola,"

"Panas cil, yakali main bola, tambah gerah nanti badan abang."

Melihat si bocah cemberut kesal lantas membuat Yejun menghela napas panjang dan beranjak dari duduknya. "Yaudah ayo, tapi limabelas menit aja."

"oke!!"

Dan terjadilah pertandingan sepak bola antara Yejun-Jae, ditontonin aja sama Isa. Padahal tadinya mau dipanggil buat ngurusin adiknya bentar.

"Mana?" tanya Sunghoon sambil gendong bungsu yang lagi nangis sekarang ini. Masuk dapur kebentur dinding terus nangis.

"Lagi main sama Jae, sini yuk sama bunda."

Nana yang tadinya menyandarkan kepala di pundak sang ayah, beralih ke dalam gendongan bundanya. "Udah udah, hei. Nanti bunda sembuhin, gak boleh nangis ah."

Setelah duduk di satu kursi, Isa melepas cepolan rambutnya dan mengusapkan rambut panjangnya ke dahi Nana yang terbentur tadi.

"Bentar dulu Jae! capek nih!"

Yejun jongkok di depan pintu dapur dan menangkap sang adik yang masih sesenggukan. "Kenapa tuh?"

"Kebentur dinding."

"Dinding?? wah nanti abang marahin dek, udah jangan nangis lagi."

Nana menerjab pelan kemudian nggak lama senyum lebar. "udah sembuh dong!" katanya memperlihatkan deretan giginya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ambil AlihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang