Ada yang kangen?
Buktikan kangenmu dengan vote dan komen ya 😚Oh Sehun hanya menelan sedikit dari porsi makan malamnya hari ini. Menu berupa bubur ayam, ikan tuna krispi, dan tumis jamur tidak berhasil menggoda lidahnya. Selain karena tangan kirinya tidak handal untuk menyumpit, pikirannya yang penuh membuat ia kehilangan selera. Ia lantas memanggil perawat agar membereskan makanannya lalu beranjak tidur.
Pasien di sebelah asyik menonton televisi. Sesekali mereka akan tertawa seolah tidak memiliki beban hidup. Mereka sempat menawarkan mangga segar pada Sehun, tetapi pasien muda itu menolaknya.
"Kau sudah mau tidur?" tanya Paman Han, lelaki paruh baya yang sejak tadi lebih banyak memerhatikan Sehun.
"Iya. Aku sudah mengantuk." Sehun menarik selimutnya hingga ke bawah leher. Ia tidak berniat ikut menonton televisi atau bermain ponsel. Tidur selalu menjadi pilihannya ketika ia merasa lelah.
"Perlu aku matikan lampunya?"
"Tidak perlu, Paman. Aku bisa tidur dengan kondisi lampu menyala."
"Oh, baiklah. Kau tidurlah." Paman Han berdiri untuk menutup tirai penyekat di antara dua ranjang, kemudian kembali duduk di kursinya.
Di ranjang sempit itu, Sehun berbaring membelakangi teman satu ruangannya. Napasnya terhela pelan dengan kedua mata menerawang ke jendela. Langit malam tampak lebih bersinar akibat lampu-lampu yang bersinar benderang, tetapi tidak seterang langit yang biasa ia perhatikan dari kamar lamanya di Rumah Sakit Buyoung.
Sehun tidak kunjung memejamkan mata meski sudah puluhan kali berdoa. Ia menghela napas sekali lagi. Mengucap doa dalam hati lagi lalu berusaha memejamkan mata. Namun, usahanya tidak pernah berhasil. Wajah cantik sang ibu yang telah lama tiada memenuhi setiap bingkai penglihatannya.
Sudah bertahun-tahun sejak ibunya meninggal, maka sudah bertahun-tahun pula Sehun menderita. Ia berjuang seorang diri sebab sang ayah tidak pernah peduli. Sejak ia masih kecil pun begitu. Namun, ketika ibunya masih ada, setidaknya ada seseorang yang akan melindunginya. Kini ia tidak memiliki siapa pun kecuali dirinya sendiri.
Hal terburuk yang Sehun benci dari kesendiriannya adalah sakit tanpa ada yang menemani. Ia beberapa kali jatuh sakit karena kelelahan dan kurang makan. Setiap kali ia sakit, ia hanya bisa menangis berharap rasa sakitnya segera pergi. Seperti sekarang ini. Ia diam-diam menangis karena ada sebagian dirinya yang merasa sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Peter x Sehun] Heaven and Hell with You
FanfictionTuhan mempertemukan Peter dan Sehun dalam sebuah kecelakaan di tengah malam tanpa ada saksi mata. Tidak ada rencana menyatukan mereka agar terlibat urusan cinta, namun Peter sengaja memaksa agar ada romansa di antara mereka. Jika ia bisa memaksa Seh...