Sudah tengah malam, namun desain rumah yang menjadi tugas untuk pertemuan minggu depan belum juga selesai. Aku menatap sketsa yang sudah tiga hari aku gambar dengan susah payah, masih ada beberapa detail yang harus aku tambahkan untuk melengkapi gambar ini.
Drrt drrt
"Halo?"
"Oh kamu masih belum tidur ternyata, masih mengerjakan tugas?"
"Ya begitulah, kamu sendiri bagaimana latihan hari ini?"
"Melelahkan, tapi aku senang karena koreo yang kemarin sulit sudah bisa aku lakukan dengan baik."
"Kamu memang yang terbaik."
"Ingin bertemu?"
"Boleh saja, tapi apa kamu boleh keluar?"
"Tentu saja boleh, aku akan ke tempatmu."
"Baiklah, ku tunggu."
Panggilan terputus, dan aku kembali menatap sketsa rumah yang sebentar lagi selesai aku kerjakan. Mungkin aku bisa istirahat sejenak hingga Yunho kembali ke asrama.
Yang barusan menelepon itu namanya Yunho, dia teman dekatku sejak sekolah dasar dan sampai sekarang kami masih berteman baik. Dia sekarang sedang menjalani pelatihan untuk debut sebagai idol, dan aku disini berkutat dengan berbagai pernak pernik bangunan sebagai mahasiswi di jurusan arsitektur.
Dulu aku dan Yunho sama sama berlatih di akademi untuk menjadi idol, mimpi kami sama. Hanya saja, setelah sekian tahun berlatih aku memutuskan untuk berhenti karena secara tidak sengaja lolos ke perguruan tinggi. Ya, mendaftar ke jurusan arsitektur awalnya hanya iseng belaka, aku tidak tau jika ternyata nilai-nilai di raporku cukup untuk bisa diterima. Sedangkan Yunho, setelah tamat SMA dia semakin serius berlatih di akademi hingga akhirnya lolos audisi dan sudah dua tahun ia menjalani trainee.
Yunho masih suka menghubungiku untuk bercerita tentang apa saja yang ia lalui di asrama. Jujur aku sedikit iri padanya, bagaimana pun juga aku dulu pernah bermimpi untuk menjadi idol, mimpi itu tidak bisa ku buang begitu saja. Sebentar lagi Yunho akan debut, aku tidak tau apakah setelah itu aku masih bisa sesering ini bertemu dengannya atau tidak.
Terkadang, saat melihat Yunho bisa tersenyum begitu ceria meski ia kelelahan setelah seharian penuh latihan, aku iri padanya.
Karena di saat seperti itu, aku menyesali keputusanku untuk berhenti dan berpindah jalur, padahal aku sudah sangat tau apa yang aku suka
; ; ;
Tidak banyak tempat yang bisa digunakan untuk bersantai karena kamar goshiwon yang aku sewa benar-benar cuma muat untuk satu orang. Karena itu setiap kali Yunho datang yang kami lakukan tidak lebih dari sekedar mengobrol santai. Sekarang Yunho sedang melihat-lihat tugasku yang lain yang belum sempat ia lihat sebelumnya.
"Habiskan ayammu terlebih dulu sebelum melihat kertas yang lain, yang itu belum aku kumpulkan."
"Tidak akan kena noda, tenang saja. Ini bangunan apa?"
"Itu desain auditorium."
"Wah, jika benar-benar dibangun aku ingin tampil disini."
Aku hanya tersenyum singkat menanggapinya dan kembali memakan ayam. Yunho sepertinya sadar jika suasana hatiku sedikit buruk, ia kembali duduk di depanku dan meletakkan ayamnya.
"Ada apa?"
"Entahlah, aku hanya bingung degan diriku."
"Ceritalah, akan aku dengarkan."
"Jujur saja, aku iri padamu."
"Kenapa?"
"Karena sebentar lagi kamu akan debut."
Yunho terdiam, sepertinya dia tidak memiliki ide kata-kata yang dapat menghibur, dia juga tidak bisa menolak karena itu benar.
"Tapi bukan iri yang seperti aku ingin kamu tidak usah debut, aku tau kamu sudah sangat bekerja keras untuk itu, iri yang aku rasakan juga seperti aku merasa kasihan kepada diri sendiri. Kamu tau? Seperti aku semakin jauh dengan apa yang aku harapkan, padahal sudah melalui setengah perjalanan ke arah harapan itu."
"Kamu merasa salah jalan?"
"Ya begitulah. Aku sudah tau apa yang aku inginkan di masa depan, tapi aku malah mengambil jalan yang lebih rumit, yang lebih panjang, dan hasilnya juga belum pasti apakah akan membawaku ke arah mimpi yang aku harapkan atau tidak. Aku bodoh ya?"
"Jangan bilang dirimu bodoh, kamu tidak seperti itu."
"Jujur saja, semakin aku mendalami hal ini, aku semakin merasa jika aku tidak berbakat sama sekali dalam arsitektur. Aku memang bisa menyukainya dan berusaha mengerjakan tugas sebaik-baiknya, tapi, aku tidak benar-benar bisa menikmatinya...
Terkadang aku cemas, apa yang akan terjadi jika aku bertahan disini? Rasanya seperti semakin terjebak. Aku membuat mimpiku terasa semakin jauh."
"Kamu sudah melakukan yang terbaik."
Aku menatap Yunho sedih, namun Yunho tersenyum begitu tulus kepadaku, "kamu pun sudah sudah berjalan maju."
Kali ini aku hanya diam, aku yakin ada banyak hal yang ingin dikatakan Yunho padaku.
"Aku melihat bahwa kamu sudah tumbuh dengan baik hingga hari ini, tidak masalah jika kamu kecewa, tapi jangan berhenti, kamu hanya sedang tersesat sebentar, namun dalam tersesat itu, kamu sudah menjadi lebih baik dari pada diri kamu yang dulu...
Semua orang tentu ingin memenangkan waktu yang mereka habiskan untuk meraih mimpi, tidak apa apa jika kamu ingin menangis, mimpimu masih akan tetap bersinar dan setia menunggumu untuk sampai padanya. Yang paling penting adalah, kamu sudah menjadi lebih baik dari pada dirimu yang kemarin."
; ; ;
Pegang tanganku, karena aku juga merasakan hal yang sama
Kita tau jika kita semakin membaik
Jangan khawatir, tidak ada masalah
Tidak apa-apa untuk kecewa, jangan berhenti
Bahkan disaat kita tersesat sebentar, aku berbeda dari kemarin
Now playing : Better by ATEEZ
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Koma [Various Artists]
KurzgeschichtenPejamkan matamu dan tariklah nafas perlahan. Bagaimana harimu? Apakah melelahkan? Jika iya, maka istirahatlah sejenak, hal itu tidak akan membuatmu tertinggal. Hidup ini sudah melelahkan, tidak apa sesekali berjalan pelan. © Eun Ahra - 2021