Tak bisa berbicara, ah tidak juga. Aslinya dia bisa, hanya saja tercekat. Selayaknya tak ada yang dilontarkan. Ya, dia bingung apa kata-kata yang akan keluar dari mulut.
Suara hilang. Sebutlah semacam itu, walau tak pernah terjadi. Terkecuali tidak tertolong lagi, semacam terjangkit oleh penyakit. Seakan ada yang tidak memperbolehkan, seakan segala-nya itu merampas.
Semuanya biasa terjadi jikalau ingin mengatakan sesuatu. Berakhir menghantui ke dalam mimpi, oh sungguh itu sesuatu yang mengerikan! Akan lebih baik, tak memikirkan hal tersebut.
Dalam sebuah ilusi melodi, dipiki-pikir ia telah mabuk dalam kondisi mendengarkan lagu yang telah diputar. Kenal jelas dengan siapa yang menyanyi lagu itu, membuatnya terhenti ditempat.
Malah seperti dia yang tak menampilkan ekspresi kagum. Apakah mungkin nanyian tak berlaku lagi, bagi dirinya? Inilah cerita tentang dia yang tak bisa diraih.
Toh, diraih bagaimana lagi? Dilirik saja tidak diraih apalagi? Sungguh lah tak berperasaan. Kadang kala malah berpikir, 'mengapa bisa orang menggapai yang diingin 'kan?' Tidak berpikir bahwa hal tersebut akan sulit dilakukan.
Matanya mulai terbuka, dia bermimpi aneh sekarang. Mengusap kasar wajah, nyatanya hal tersebut memanglah sebuah mimpi. Hei kawan, bagaimana bisa bunga tidur yang sering kali menjadi kebahagiaan tersendiri, malah begitu menakutkan?
Rasa kantuk masih mendominasi, makanya dia berpikir demikian. Mencuci wajah, dan segera mandi. Terlalu sulit mencerna mimpi, dia ingin segera bertemu dengan figur itu. Bahkan jikalau ia mampu.
"Sayang, hati-hati."
Ucapan yang menjadikan ia, mengulanginya kembali. Dia malah mendengar sesuatu lagi.
"Ah, tidak biasanya dirimu memanggilku sayang juga. Memimpikanku pasti, ya?" ujar figur itu yang sedari tadi telah, memegang tangan sang hawa.
Menerjap perlahan, membangunkan diri dari kata terlelap. Melihat sosok yang tak asing, eh? Dia adalah figur yang ada dalam mimpi. Oh, astaga! Jangan bicara bahwa dia seorang dukun. Perkataannya benar saja.
"...."
Tak mengeluarkan suara, seakan masih larut dalam mimpi. Dia menyipitkan matanya. Masih tidak menyadari bahwa tangan yang lain milik dia, telah menjalar ke arah kening. Guna memeriksa suhu tubuh, kasihan juga bukan?
Malangnya ia.
"Masih bermimpi? Kapan aku kembali?"
Benar, semua tak terduga. Seakan mimpi kembali ke dalam mimpi, dijalankan oleh sebuah memori. Kenangan pahit itu telah menghancurkan fakta, ia memang tak bisa berkata-kata lebih.
"[Name]-chan, aku sudah pulang. Jangan ditunggu lagi, ya."
Tersadar semuanya menjadi hitam, oh dia mulai kembali ke alam nyata. Apakah sebelumnya hanyalah mimpi mengerikan? Jikalau benar, tolong katakan segera untuk bangun sekarang. Ah, dia telah terbangun.
"...."
Belum ada sepatah kata yang keluar dari mulutnya. Dia terdiam dengan mendesah perlahan, seraya tangan mengambil sebuah ponsel milik diri, dan membuka aplikasi.
Sesekali tangan mengotak-aktik, bibir bawahnya dia gigit tanpa sadar. Menahan senang, sedih? Entahlah. Yang terpenting ia bahagia, sungguh. Apakah ini yang dinamakan mimpi bahagia?
"Sialan, Hakaze Kaoru pulang. Kembalikan diasku sekarang."
End
Ehehe, ga memuaskan? Maaf, ya. Ini terinsipirasi dari game gacha baru saja. Bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOUND LOST! Hakaze Kaoru. ✓
FanfictionTak bisa berbicara, tak ada yang dilontarkan. Suara hilang. Seakan ada yang tidak memperbolehkan, seakan segala-nya itu merampas. Dalam sebuah ilusi melodi, nanyian tak berlaku lagi. Inilah cerita tentang dia yang tak bisa diraih. Story © horuinzum ...