Pagi yang cerah ini, seorang perempuan menuruni tangga rumahnya dengan tergesa-gesa.
Tas tidak menempel dipundaknya dengan sempurna, penampilan tidak rapi, sungguh mahasiswi teladan bukan?
"Ibu! Ruby berangkat ke kampus dulu, ngumpulin tugas dari dosen."
Sebelum ibunya membalas perkataannya, dia pergi begitu saja dengan kunci mobil ditangannya.
Tidak ada kata sarapan pagi ini, karena dia sudah hampir terlambat menuju kampusnya.Perempuan yang akrab dipanggil Ruby menaiki mobil Brio berwarna merahnya dengan kecepatan yang cukup tinggi.
Mobil ini merupakan salah satu mobil yang cukup famous di kalangan mahasiswa selain harga yang bisa dibilang cukup terjangkau nyatanya mobil ini memiliki body yang lucu menurut Ruby.
Dering ponselnya pun sampai diabaikan karena ingin fokus dan cepat-cepat sampai di kampus.
Jangan sampai pengumpulan tugasnya terlambat, rapalnya dalam hati.
Dia mengklakson beberapa pengendara lainnya, tak peduli jika pengendara tersebut melontarkan makian pada dirinya.
Ruby mengambil tugas makalahnya saat mobilnya berhasil terparkir di salah satu jejeran mobil lainnya. Berlari menuju ruangan dosen dengan cepat hingga beberapa kali hampir mencium lantai akibat ketidakhati-hatiannya.
"Ruby stop!" salah seorang temannya menghadang dengan cara merentangkan kedua tangannya.
"Kenapa sih Nin ?"
"Nyari siapa lo?"
"Pak Agus lah ngumpulin makalah nih, awas dulu Nin!"
"Pak Agus lagi ijin," balasnya dengan cepat.
Ruby melongo, tak menyangka bahwa dosennya hari ini ijin.
"Gue tadi telepon lo tapi ga diangkat."
Ruby mengecek ponselnya, dan benar saja dia melihat beberapa panggilan tak terjawab dari Anin- temannya.
Anin terkekeh, "ayo ke kantin, gue tau lo pasti belum sarapan."
Dia menarik tangan temannya menuju ke kantin, berusaha menenangkan teman senasib."Gila! Sia-sia gue ngebut." ucapnya dengan sengit, masih tak terima dosennya itu justru ijin.
"Tenang, ga cuma lo yang berangkat pagi."
"Anin! Gue beli donat dulu."
Anin membalas ucapan Ruby dengan anggukan.
Keduanya sering menghabiskan waktu makan bersama entah itu dikantin kampus atau bahkan berbelanja barang di mall.
Perempuan dengan surai rambut bewarna hitam, memesan donat yang ia inginkan.
Sembari menunggu, Ruby melihat sekelilingnya, siapa tau ada cogan untuk cuci mata. Pemandangan indah tidak boleh disia-siakan begitu saja kawan.
Meskipun dia selalu terpana melihat cogan alias cowo ganteng, tapi dirinya tidak ada niatan sama sekali untuk menjalin hubungan dengan lelaki, lebih tepatnya belum siap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga Sebelah
FanfictionRuby tak tau ini sebuah malapetaka atau keberuntungan karena ajakan nikah dari mulut tetangga sebelah rumahnya. Dia seorang mahasiswi jurusan ekonomi pecinta cogan dengan prinsip 'tidak memiliki hubungan dengan lelaki manapun sebelum mapan.' Maklum...