9

562 78 12
                                    

Drrrttt

Ponsel Mark bergetar. Layar menyala menampilkan ID caller Bubu. Mark mengeryitkan alisnya bingung. Mark kemudian melepas kacamata bacanya dan mengangkat telpon tersebut.

"Hallo, Bu."

"Hallo, Markie. Chenle ada di apart?"

"Ada, Bu. Aku masih di kantor. Agak lama pulangnya."

"Okedeh. Bubu mau ke apartmu. Kangen sama Chenle."

Mark membulatkan matany. Hah? Tapi kan Haechan juga mau ke apart. Bisa gawat kalau sampai dia dan Taeyong bertemu. Taeyong itu benar-benar marah sama Haechan dari dulu hingga sekarang. Jadi, Mark rasa pertemuan mereka bukanlah ide yang baik.

"Bu... bisa gak ke apartnya besok aja?"

"Ih gak bisa lah. Bubu udah kangen ini sama Chenle. Bubu udah di jalan bentar lagi nyampe."

Mark menghela napas. Mungkin sebaiknya ia menghubungi Haechan agar datang esok hari saja.

"Yaudah kalo gitu."

"Emang kenapa sih, Mark?"

"Gakpapa, Bu." Gak mungkin dia bilang karena ada Haechan, kan?

"Yasudah ini bubu udah sampe. Bubu tutup dulu telponnya. Kamu jangan kebanyakan kerja. Pulang cepet nanti Bubu masakin."

"Iya, Bu. Diusahakan."

"Okedeh. Love you."

"Love you more."

Mark menatap layar ponselnya yang kini menampikan foto Chenle saat masih di taman kanak-kanak. Menghela napas pelan. Setelahnya membuka ruang chat dengan Haechan.

Haechan

Chan, kamu dimana?
Bisa gak ke apartnya besok aja?
Bubu mau ke Apart soalnya
Chan?
Chan
Kok gak di baca?

Aku udah di apart kaka

Pulang aja ya, Chan
Bubu bentar lagi datang
Jangan ketemu dia dulu
Chan
Chan?
Kok gak di baca lagi?
Chan?

Mark panik saat ini. Astaga gimana ini? Gimana kalo mereka beneran ketemu?
Mark menatap pintu ruangannya yang perlahan terbuka, menampakkan Doyoung yang masuk.

"Bang, gue pulang duluan bisa? Urgent."

Doyoung menatap Mark heran. "Ya gakpapa, Mark. Bukan rapat penting, masih bisa gue handle. Urgent banget?"

Mark mengangguk. Memakai jasnya dengan tergesa. "Iya, Bang. Kapan-kapan gue cerita. Sekarang gue mau urus dulu."

"Okedeh. Hati-hati jangan ngebut."

Doyoung melihat anggukkan pelan Mark dan tepukan dibahunya. Sebelum Mark menghilang dari balik pintu ruangan itu.

======================================

"Ngapain kamu disini?!"

Chenle dan Haechan berdiri bersamaan. Dengan ekspresi wajah berbeda. Yang satu dengan wajah terkejut bercampur heran. Dan yang satu lagi terkejut bercampur gugup.

"Grandma datang? Kok gak ngabarin Chenle?"

Akhirnya Chenle memecah keheningan sesaat lalu. Jujur saja suasana ini sungguh menganggunya.

"Sengaja mau sureprise Chenle. Tapi malah Grandma yang kaget." Taeyong menjawab Chenle, namun pandangannya tak lepas dari Haechan. Penuh amarah.

"Ehmm.. Bubu.. apa kabar..?" Haechan menyapa dengan gugup.

Regret [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang