03; Mission

6 0 0
                                    


Warning 18+


Setelah seminggu Jevan di kurung oleh Marko, karena kasus penyelidikan sasaran terakhir itu.

Akhirnya, malam ini Jevan di bolehkan keluar dan di beri misi lagi.

"Cek cek cek." Ucap Jevan sembari mencoba earpods-nya.

"Sudah terdengar."

"Sekarang gue harus kemana?"

"Cek amunisi lo dulu, bodoh. Jangan terlalu buru-buru."

"Iya iya, santai dong Marko."

"Hm iya iya. Gimana? Pastiin amunisi lo ada 100 buah."

"Iya udah ada 100 buah. Sekarang gue kemana? Ke tempat perempuan itu kah?"

"Dasar bucin."

"Mana ada?!"

"Hahahaha!"

"Oke stop ngeledek gue. Sekarang gue harus kemana?"

"Iya deh. Tujuan lo ke Apartment Flamboyan 07, lantai 3 kamar 24."

"Huh? Gue harus masuk lewat pintu utama?"

"Nggak. Lo kan pandai manjat. Jendela-nya kebuka kok."

"Oke Marko."

"Jangan lupa topeng lo."

Jevan mengangguk lalu segera berlari ke Apartment yang di katakan Marko.

Kini ia sudah sampai. Ia bisa melihat bagaimana keadaan Apartement tersebut. Berantakan.

Terdapat banyak sekali baju dan sampah berserakan. Jevan menatap jijik Kamar tersebut.

Kemudian ia masuk ke kamar, orang yang harus ia tembak ada di kamar mandi sepertinya. Jevan mengambil tempat persembunyian lalu melihat ke arah pistolnya.

Sebetulnya ini hal yang paling Jevan tidak suka, yaitu menunggu target.

Sudah 5 menit target tersebut tidak keluar kamar mandi. Jevan yang tidak sabar langsung saja membuka pintu kamar mandi, ia tidak peduli akan hal yang akan ia lihat nantinya.

Tapi saat ia ingin menyentuh knop pintu. Knop tersebut bergerak sendiri, pertanda orang yang berada di kamar mandi ingin keluar. Dengan cepat Jevan kembali ke tempat persembunyian.

Jevan sudah melihat orang itu keluar kamar mandi lalu duduk di meja belajarnya.

Dengan cepat Jevan menodongkan pistolnya ke arah kepala orang tersebut.

"Ada kata kata terakhir?" Tanya Jevan. Ia bosan, jadi ia tanyakan kata terakhir target, siapa tahu ia menyerahkan harta karun.

"Cepat bunuh aku." Ucap orang tersebut.

Dor! Dor! Dor!

Setelah menembak orang tersebut Jevan segera keluar dari kamar melalui jendela. Tidak lupa juga ia tutup jendelanya, supaya tidak ada orang yang curiga. Tentu saja ia memakai sarung tangan khusus, jadi sidik jarinya tak akan di kenali.

Ia berlari ke tempat sepi dan gelap, lalu menghubungi Marko.

"Selanjutnya road 87, B 90 A8. Perempuan, rambut panjang, baju berantakan."

SPECIAL KLIENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang