REWARD

235 8 0
                                    

Di suatu lorong rumah sakit, Yoon Jeonghan yang sekarang berganti marga menjadi Choi Jeonghan sedang berjalan mondar-mandir dengan ponsel yang menempel di telinganya. Dia sedang menunggu panggilan tersebut tersambung di line seberang.

“Ya, Han. Ada apa?” terdengar suara pria menyahut di seberang panggilan.

“Choi Seungcheol, Kenapa lama sekali diangkat?” gerutu Jeonghan, karena ya ini bukan panggilan pertama yang dia lakukan.

“Sopan panggil begitu pada suamimu, Choi Jeonghan-ssi? Ada apa?” kesal Seungcheol, suami Jeonghan. Jeonghan dan Seungcheol adalah sepasang suami istri yang sudah menikah selama 4 tahun. Mereka kini sudah dikaruniai satu orang anak yang bernama Choi Lee Chan yang berusia 2,5 tahun.

“Ya maaf Cheol. Bagaimana Chan di rumah? Sudah makan siang?” Tanya Jeonghan. Begitulah Seungcheol. Jeonghan tau suaminya paling tidak suka jika di panggil dengan nama lengkapnya. Alasannya adalah Ia (Seungcheol) merasa seperti ada jarak diantara mereka jika dipanggil dengan nama lengkap saja. 

“Chan sedang main di ruang depan, handphoneku ada di kamar, ini aku sedang di kamar. Ya, kami sudah makan siang. Tadi aku hangatkan makanan yang kamu siapkan di kulkas.” 

“Syukurlah. Aku sekarang sedang menunggu di depan ruang operasi. tadi setelah diperiksa, dokternya menyarankan untuk operasi lutut agar sakit lutut yang sering Eomma rasakan jadi hilang dan mengembalikan fungsi sendi lutut. Makanya kemungkinan aku pulang agak malam. Selain harus menunggu Eomma selesai operasi, juga aku menunggu Appa atau Minki datang untuk bergantian jaga Eomma. Aku titip Chan ya Cheol”

“Astaga Jeonghan sayang kamu gak perlu khawatir dengan Chan. Chan bersamaku, dia baik dan lagipula aku Appanya, Kamu tenang saja. Fokus pada Eomma saja ya. Justru harusnya aku ada disana menemanimu.”

“Hmm, terima kasih sayang. Tidak apa-apa, kamu jaga Chan saja di rumah. Aku tidak mau malah Chan stay di Rumah Sakit terlalu lama. Rumah Sakit bukan tempat yang bagus untuk anak kecil.”

“Ya aku setuju. Yasudah ya Han, aku mau cek Chan di ruang tengah. Takutnya dia cari aku. nanti kalo malam kamu mau pulang, kabari aku. Biar aku dan Chan jemput di RS. Titip salam juga untuk Eomma dan Appa Yoon."

“Yasudah, Cheol makasih sudah mau jadi Appa untuk Chan. Saranghae!” *TUT. Jeonghan menutup sambungan telepon begitu saja dengan muka memerah. Jangan salah, walaupun ini sudah 4 tahun pernikahan ditambah 4 tahun masa pacaran, tapi mengucapkan cinta belum menjadi hal yang biasa untuk Jeonghan. 

Setelah itu, Jeonghan kembali duduk di depan ruang operasi menunggu operasi selesai oleh dokter. Tadi pagi Bibi yang bekerja di rumah keluarganya menelepon, mengabarkan sedang diperjalanan menuju rumah sakit membawa Ibunya, Yoon Nana terjatuh ketika sedang membersihkan kebun. Maka dari itu Ia buru-buru izin kepada suaminya untuk menemani Ibunya di Rumah Sakit. Karna saat ini hanya ada dia yang bisa menemani Ibunya. Ayahnya sedang ada di Busan menemani tim sepak bola didikannya untuk bertanding di musim turnamen sepak bola. Membutuhkan banyak waktu untuk ayahnya bisa sampai di RS. Ayahnya Yoon Doojoon adalah mantan pemain sepak bola Nasional yang sekarang setelah masa pensiunnya menjadi pelatih tim nasional.  Sedangkan, Minki adik kembarnya tidak tinggal di kota ini, dia ikut suaminya yang saat ini menjadi Wali Kota Daegu. 

– – – – 

Jarum pendek jam menunjuk angka sebelas dan jarum panjangnya menunjuk angka dua belas. Pukul sebelas malam, Jeonghan baru saja menutup kembali pintu rumahnya. Ia baru pulang, tadi Ayahnya menahan untuk pulang karna sudah terlalu malam. Salahkan dia yang terlalu khawatir dengan dua jagoannya di rumah. 

Jeonghan menyimpan sepatunya dan berjalan mengendap-ngendap melihat suasana rumahnya yang sudah sepi dan gelap. Dia menuju ke arah dapur untuk merapikan barang belanjaannya. Itu makan malam yang dia beli di jalan tadi, khawatir keluarganya belum makan malam. Tapi, sepertinya akan dia simpan di kulkas untuk di hangatkan besok pagi saja, melihat kotak pizza di tempat sampah sepertinya dua jagoannya habis berpesta. 

Setelah selesai dengan itu, Jeonghan kemudian ke kamar Chan untuk mengecek anaknya. Dia rindu sekali dengan anaknya, karna ini pertama kalinya Jeonghan meninggalkan Chan untuk waktu yang lama. cklek, oh kosong. sepertinya Chan tidur di kamar utama dengan suaminya. maka dari itu dia langsung melangkah ke kamarnya dengan Seungcheol. 

Melihat dua jagoannya sedang terlelap nyenyak di atas ranjang dengan berselimut berdua. Jeonghan memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu. Dia mengendap-ngendap ke lemari untuk mengambil baju tidur, dan memutuskan untuk mandi di kamar mandi dapur agar tidak mengganggu tidur suami dan anaknya.

Beberapa menit kemudian Jeonghan sudah selesai mandi dan bersiap untuk tidur menyusul Seungcheol dan Chan. Dia berjalan ke sisi kasur yang di tiduri Chan untuk mengecup pipi anaknya dan mengusap rambut Chan yang lembut khas bayi, lalu membenarkan letak selimut anaknya. Kemudian berjalan ke sisi kasur Suaminya, dia elus surai hitam suaminya berkali-kali dengan memberikan kecupan pada kening suaminya. 

“Seungcheol, sayang. Bangun dulu sebentar. Geseran sedikit aku mau tidur.” 

Seungcheol tidak merespon sama sekali. Jeonghan berganti mengelus pipi Seungcheol. “Sayang, bangun. Geser sedikit.”

Seungcheol akhirnya membuka sebelah matanya, dilihatnya Jeonghan tengah tersenyum kepadanya sambil tetap mengelus pipinya. Seungcheol menggosok kedua matanya, “kamu baru pulang? kenapa gak ngabarin aku buat jemput hem?”

“hum, gak apa-apa tadi aku diantar supir Appa. Maaf ya aku pulang terlalu malam.”
Seungcheol kemudian mendudukan tubuhnya dan bersandar pada kepala ranjang. Dia menarik Jeonghan yang sedari tadi berdiri untuk duduk dipangkuannya, kedua tangannya ia lingkarkan ke pinggang ramping istrinya yang saat ini duduk menyamping. Dikecupnya pudak kanan Jeonghan yang tertutupi piyama berwarna biru muda. Ia menempelkan hidungnya di ceruk leher Jeonghan, menghidup aroma sabun Jeonghan yang beraroma bunga-bungaan.

“Cheol, stop! geli” Kegiatan Seungcheol berhenti akibat pergerakkan Jeonghan yang menarik tubuhnya dan ganti dia yang melingkarkan kedua tangannya ke leher Seungcheol. 

“oh iya, Cheol. Sudah makan malam? Gimana tadi Chan? Dia rewel tidak? Apa ada nyariin aku?” Jeonghan memindahkan posisinya, Ia masih di atas pangkuan pria itu, menaikan kedua kakinya untuk berhadapan dengan Seungcheol.

Seungcheol meringis sedikit sebelum menjawab, “Sudah, kami pesan Pizza karna lelaki kecilmu ingin makan itu. dibanding rewel, Chan sama sekali tidak rewel, malah bersemangat sekali. Dia kayanya senang aku bermain bersamanya seharian sampai-sampai tidak mau tidur siang. anakmu tidak tidur siang, Han. Dia ada nanyain kamu, tapi aku bilang kamu sedang menemani Meoni di RS, jadi dia cuman bilang nanti kita jenguk Meoni ya Appa. Gitu aja, dia gak ada nangis, makan juga banyak, minum susu formulanya. Aku yang malah kelelahan menjaganya. Anak itu energinya tidak ada habisnya.”  Seungcheol menghela nafas setelah mengucapkan akhir ceritanya.

Jeonghan merengkuh kepala Seungcheol, menyandarkannya pada dadanya. “hmm, maaf ya Cheol hari libur kamu bukannya istirahat malah harus jagain Chan.”

Seungcheol menelan ludah, melihat dan merasakan dua gundukan kenyal yang menempel dengan wajahnya. Hmm, Jeonghan sepertinya membangunkan singa yang sedang tidur.

“It's okay babe. sudah dibilang aku tuh ya Appanya Chan. Jadi sudah jadi tugasku juga untuk menjaga dia.”

Jeonghan tersenyum mendengar jawaban Seungcheol yang teredam di dadanya. Ia mengecup puncak kepala sang suami dan menempelkan sebelah pipinya disana.

“Terima kasih Appanya Chan. Sebagai hadiah karna kamu udah jadi Appa yang baik hari ini, aku akan memberikanmu satu permintaan yang akan aku kabulkan.”

Seungcheol menyeringai tanpa Jeonghan sadari, “Apapun itu ya, Han?”

Tanpa banyak berpikir Jeonghan menjawab, “Yeah, apapun itu.”

Sekali lagi seringaian terukir di bibir Seungcheol, “Aku mau minum susu, Han.”

Pelukan itu terlepas. Jeonghan menatap Seungcheol heran, “Susu? tengah malam seperti ini? Tidak biasanya."

“Aku mau minum susu… Susu kamu Han.” sepasang tangan Seungcheol bergerak mengelus pelan kedua gundukan kenyal milik Jeonghan.

.
.
Full di KK L!nk di b!o!

DAILY CHEOLHAN FAMILY | SVT GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang