BARA VIEWPOINT

473 7 0
                                    

Carol memang gadis yang cantik. Dia memang berbeda dari gadis- gadis yang pernah aku temui. Dia gadis yang sederhana untuk ukuran putri seorang pengusaha sukses. Dia begitu menonjol dari teman- temannya karena kesederhanaannya. Dengan make up yang sempurna, dia kadang suka merubah penampilan sesuka hatinya. Pertemuan pertamaku dengannya sebenarnya tidaklah begitu baik, ada sedikit adu argumen dan kesalahpahaman waktu itu. Waktu itu kami sedang berdiskusi dengan sekelompok teman di kelas, diskusi tentang tugas yang diberikan salah satu dosen kami. Waktu itu diskusi berlangsung cukup panas, karena tidak ada yang mau mengalah satu sama lain, termasuk aku dan Carol. Tapi itu toh biasa, kami sering melakukannya, berdiskusi sambil beradu argumen sampai tidak ada habisnya. Tapi sayangnya hari itu aku sedang sial. Tidak sengaja aku menyinggung Carol tentang asal usul keturunannya yang campuran. Dia begitu tersinggung dengan perkataanku, apalagi perkataan itu keluar dari mulutku yang benar- benar baru mengenalnya hari itu. Maka sejak itulah dia mulai bersikap sinis kepadaku. Setiap ada kesempatan berjumpa, entah di dalam atau di luar kelas, dia selalu punya kesempatan untuk menyindirku dalam hal apapun. Aku sudah pernah mencoba minta maaf padanya, dan dia bilang sudah memaafkanku. Kupikir masalah kami sudah selesai waktu itu, tapi ternyata tidak. Dia masih suka sinis dan menyindir pedas kepadaku di setiap kesempatan, tapi lalu selalu berakhir dengan perkataan "hanya becanda" sebagai pembelaannya.

Dan paling tidak itulah yang harus aku hadapi selama 6 bulan belajar disana. Hingga akhirnya aku mulai terbiasa dengan situasi itu. Situasi yang anehnya kadang aku rindukan ketika Carol tidak ada.

Pada suatu siang, seperti pada hari- hari biasanya, aku berangkat ke kampus. Kebetulan hari itu jadwal kelasku dimulai pada siang hari. Jadilah aku sampai ke kampus pada siang hari. Aku melihat sekeliling kampus begitu ramai. Tidak biasanya kampus seramai ini, kecuali bila sedang ada acara kampus. Tapi setahuku tidak ada acara apa- apa hari itu. Maka aku mulai mencari tahu ada apa hari ini. Setelah bertanya kesana kemari barulah aku tahu ada apa sebenarnya. Ada kuliah umum dadakan hari itu. Seorang pengusaha sukses Eropa yang menjadi pembicaranya, dan sepertinya aku bisa menebak siapa orangnya. Ya, ayah Carol. Semua mahasiswa begitu excited dengan kedatangan orang tersebut. Begitupun aku yang juga penasaran seperti apa ayah Carol. Penasaran dari mana Carol bisa punya sifat keras kepala seperti itu. Dan sinilah aku siang itu, mengikuti kuliah umum bersama temanku yang lain.

Kuliah umum tersebut berlangsung selama 2 jam. Cukup menarik bagiku materi kuliah yang disampaikan. Tapi ada yang aneh hari itu. Aku tidak melihat Carol sama sekali di kampus. Aku bertanya kepada teman- temannya soal keberadaan dia. Tapi sayangnya tidak ada yang tahu kemana dia hari itu. Menurutku aneh, ayahnya sendiri datang ke kampusnya untuk jadi pembicara kuliah umum, tapi Carol malah tidak muncul batang hidungnya sama sekali hari itu. Paling tidak untuk memberi support pada ayahnya. Lalu ketika aku baru mau keluar dari kelas yang sudah mulai sepi waktu itu, aku melihat ada amplop berisi tumpukan kertas di lantai. Tapi setelah bertanya kepada beberapa orang yang masih ada dikelas, tidak ada yang mengakui pemilik kertas tersebut. Seorang teman menyarankan padaku untuk lebih baik menyimpan dulu sementara amplop tersebut, baru besok aku berikan ke bagian administrasi biar mereka yang mengurus.

Malamnya aku iseng mengeluarkan amplop tersebut dari dalam tasku. Aku mencoba melihat- lihat kertas- kertas tersebut kali saja bisa menemukan petunjuk siapa pemilik amplop tersebut. Sampai akhirnya aku melihat pada lembaran terakhir. Di bagian bawah ada sebuah tandatangan dan nama orang yang menandatanganinya. Disitu tertera dengan jelas nama ayah Carol. Barulah aku tahu siapa pemilik amplop tersebut. Tapi ada yang aneh tentang isi dari kertas- kertas tersebut. Karena penasaran, semalam suntuk aku membaca dan mempelajari kertas- kertas tersebut. Paginya aku mulai mengerti isi kertas- kertas tersebut. Itu adalah dokumen penting perusahaan. Tapi masih ada yang mengganjal dalam hatiku mengenai dokumen tersebut. Isi dokumen tersebut bukan seperti isi dokumen biasa pada umumnya. Aku curiga dokumen itu berisi hal- hal ilegal. Walaupun aku masih belum yakin mengenai hal itu. Akhirnya pagi itu aku putuskan untuk mengkopi dokumen tersebut dan aslinya aku berikan ke bagian administrasi kampus. Aku mengaku menemukan amplop tersebut di kelas kemarin dan tidak tahu siapa pemiliknya.

RUNAWAY 2 : RUN AGAIN IN EUROPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang