01

50 28 17
                                    

"Ra! Lo dicariin kakel tuh di depan!" Seseorang berteriak dari arah pintu kelas.

Orang yang dipanggil menoleh, menyahut, "kakel? Siapa?" tanyanya.

"Ah, adalah itu, buruan keluar! Pada marah kayaknya," jawab orang tadi.

Dira beranjak dari tempat duduknya lalu menuju keluar kelas.

Mengintip sedikit lalu, "mampus gue!" gumamnya yang hanya bisa di dengar oleh dirinya sendiri.

Dira keluar dari kelas lalu menyengir lebar.

Ada 3 cowok yang sedang menunggunya dengan ekspresi marah. Oh tidak ketiganya yang terlihat marah, hanya dua orang. Yang satu menatap Dira dengan tatapan datar sambil menunjukkan layar ponsel nya yang pecah.

"Tanggung jawab," ucap ketiganya bersamaan.

"T, tanggung jawab apa ya kak? Perasaan gue nggak ngehamilin kalian deh," jawab Dira sambil mengelus leher belakangnya canggung.

"Nggak usah sok polos deh! Liat nih kaki gue! Tulang kaki gue retak gara-gara lo!" ucap salah satu dari ketiga cowok itu. Memang benar, ketika berdiri, dia terlihat menggunakan bantuan kruk.

"Uang jajan 2 bulan gue ilang gara-gara lo!" ucap cowok di sebelahnya sambil menunjukkan dompetnya yang kosong.

Cowok terakhir masih tetap diam menatap Dira datar dan masih juga menunjukkan layar handphonenya yang pecah.

"Eh gue nggak ngerti maksud kalian kak. Gue masuk duluan ya," setelah berkata seperti itu, Dira berbalik dan masuk ke kelas.

Sebelum Dira berhasil masuk, kerah baju belakangnya ditarik oleh salah satu dari tiga cowok tadi.

"Eh eh eh, mau kemana lo? Tanggung jawab dulu dong!" katanya.

"Kak lepasin dong kak! Gue bener-bener nggak ngerti maksud kalian tanggung jawab itu apa?" elak Dira masih berusaha lepas dari kakak kelas yang menarik kerah bajunya.

Tak tinggal diam, kakel itu mengapit leher Dira di ketiaknya.

"Mampus lu, mau kemana lagi hah?"

"Lepasin kak! Iya iya gue tanggung jawab! Tapi lepasin dulu!" ucap Dira dengan nafas tersenggal-senggal karena lehernya sedikit tercekik.

Cowok itu melepaskan kapitan tangannya dari leher Dira.

"Huh huh huh. Gila lo kak! Kalo gue mati gimana hah?" ucap Dira ngos-ngosan.

"Emang gue peduli? Udah ah, nggak penting! Yang penting sekarang lo tanggung jawab!" ucap cowok itu lagi.

"Iya! Gue harus ngapain?" tanya Dira.

Ketiga kakel itu terlihat berfikir.

"Gimana bro?" tanya salah satunya.

"Lo ganti biaya benerin ni hp," ucap cowok yang sedari tadi terus menunjukkan layar handphonenya yang pecah.

"Emang berapa sih itu benerinnya?" tanya Dira.

"Kira-kira, dua setengah juta," jawabnya.

"HAH?! Mana ada, gue duit segitu! Lagian cuma layarnya aja kan yang pecah, hapenya nggak mati! Kenapa semahal itu? " Dira terlihat kaget.

"Nggak peduli. Lo bisa cicil," katanya lagi.

Dira menarik nafas lalu menghembuskannya kasar, "oke! Terus apa lagi?" tanyanya.

"Gue nggak aneh-aneh sih, lo cuma cukup jadi kaki kanan gue sampe gue sembuh," jawab cowok yang berdiri menggunakan bantuan kruk.

"Kalo lo?" tanya Dira kepada cowok yang tadi mengapit kepala Dira.

Dunia DIRA | jasukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang