"Menurutmu, apa yang seharusnya aku lakukan padamu?"
Kepalanya mendongak tatkala perempuan itu menguatkan tarikan pada rambutnya. Manik coklatnya menatap dengan murka. Ia bersumpah, jika saja keadaannya tidak seperti ini, ia akan membongkar seluruh kelicikannya di depan semua orang.
"Enyahkan tanganmu dariku, sialan!" seruan Lionette menggema, membuat beberapa penjaga yang berada di luar sel sempat menoleh kearah mereka.
"Seharusnya kau yang membusuk di penjara ini!"
Lionette meludah kearah Aneline membuat perempuan itu refleks melepaskan tangannya dari rambut Lionette. Aneline hendak menampar pipinya, namun seseorang mencekal lengannya. Ia menoleh mendapati seorang pria berpenampilan mulia, tengah berdiri di belakangnya. Aneline langsung menunduk ketika pria itu berjalan membelakanginya.
"Kau sadar apa yang telah kau lakukan?" pria itu berucap dengan tenang, seolah tidak mengetahui perdebatan panas yang baru saja terjadi.
Lionette membuang muka tidak berniat untuk menjawab pria yang merupakan suaminya. Sebastian berjongkok di hadapan Lionette dan mengangkat dagunya. Ditatapnya mata almond itu dalam-dalam. "Semua dosa besar yang telah kau perbuat, harus kau pertanggung jawabkan."
Nada bicaranya masih terdengar santai, nyaris tidak ada emosi di dalamnya. Namun karena perkataannya itu, berhasil menyalakan percikan api di hati Lionette.
"Kau percaya aku yang melakukannya?"
Setiap nada yang keluar dari mulut Lionette terdengar bergetar, mampu mengiris hati siapapun yang mendengarnya. Dengan berkaca-kaca ia menatap manik abu-abu Sebastian. "Kita sudah bersumpah untuk saling percaya dan melindungi satu sama lain seumur hidup. Tapi sekarang kau ... lebih percaya padanya daripada aku?" rasa kekecewaan Lionette begitu mendalam melihat ekspresi Sebastian sama sekali tidak berubah. Ia menunduk dan memukul-mukul lantai penjara dengan keras, tanpa memedulikan tangannya yang mulai terluka.
"Sialan! Aku menyesal telah mempercayaimu lebih dari aku mempercayai diriku sendiri! Seharusnya aku batalkan pernikahan kita dulu dan kita tidak akan pernah bersama!" seru Lionette.
Sebastian kembali berdiri dan menyuruh Aneline untuk pergi meninggalkan mereka berdua. Sempat ada rasa ingin protes, namun Aneline telan mentah-mentah saat pria itu mulai mengeluarkan pedang dari balik sarungnya.
"Ba-baik, Your Majesty."
Tepat setelah pintu sel tertutup, terdengar teriakan yang begitu memekakkan telinga dari dalam. Tanpa sadar Aneline menarik ujung bibirnya dan berjalan menjauh bersama para penjaga yang mengikutinya. Suara itu perlahan menghilang digantikan oleh keheningan.
☆ ☆ ☆
Thank's for reading
Have a nice day
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Of Parker
FantasyMenghilangnya para pelayan tanpa jejak, membuat Zovana kelimpungan mencari keberadaan mereka. Namun, ia tidak menyadari bahwa hal tersebut merupakan salah satu rencana untuk menghabisinya. Semakin jauh ia melangkah, maka Zovana akan semakin terjerum...