Kesempatan
Happy reading!
====="JEON ACHIM YEOROBUN!"
Paginya yang penuh semangat kembali. Zhafira yang baru turun dari mobilnya mengulas senyum lebarnya, menyambut hari senin yang kerap kali mendapat umpatannya, karena pada hari itulah dia harus rela di jemur seperti pakaian basah, demi rasa cintanya pada pahlawan yang telah bersusah payah memberikan kemerdekaan bagi negaranya tercinta.
Zhafira terus mengumbar senyumnya, sembari melambaikan tangannya ke beberapa siswa yang langsung memberinya tatapan kebingungan.
Tungkainya terus bergerak berirama, menuju kelas seseorang yang menjadi alasannya menarik sudut bibirnya. Zhafira sangat bahagia, sampai menghiraukan segelintir komentar yang di layangkan untuknya di sepanjang koridor.
Zhafira semakin bersemangat tatkala melihat pintu kelas Zayn, lalu tanpa perhitungan dia segera meraih knop pintu itu dan membukanya cukup lebar.
Begitu pintu terbuka, langkahnya langsung tercekat, pun dengan senyumnya yang luntur perlahan, meninggalkan raut kesal di wajahnya. Zhafira dengan mata kepalanya sendiri, melihat Zayn sudah ada di dalam kelas, bersama seseorang yang bukan sahabat cowok itu.
Brak
Zhafira membanting daun pintu yang belum terlepas dari genggamannya, menyentak dua orang yang tampak sibuk mengamati sesuatu.
Mata mereka bertemu sejenak, hingga akhirnya Zayn dengan santainya, mengalihkan pandangannya lebih dulu, berbanding terbalik dengan seseorang yang duduk tepat di sampingnya.
Zhafira berjalan perlahan mendekati meja Zayn, kemudian tanpa rasa malu sedikitpun, dia mendudukkan bokongnya tepat di kursi yang di duduki Carissa, hingga gadis itu terpaksa berdiri.
Dari tatapannya, tampak sekali kalau gadis itu merasa canggung berhadapan dengan Zhafira, yang terang-terangan menunjukkan rasa tidak sukanya
"Gue-"
"-Gue bawa sesuatu buat lo," potong Zhafira cepat, sembari memutar pandangannya pada Zayn.
"Zayn-"
Brak
Zhafira dengan ekspresi tidak bersalahnya melipat tangannya di dada, setelah membanting tasnya kasar, melampiaskan sedikit dari banyaknya emosi yang tersimpan di kepalanya.
"Lo nggak ada niat buat pergi?" Lontar Zhafira.
"Zhasa. Dia kakak kelas lo,"tegur Zayn, hingga Zhafira meliriknya sekilas.
"Gue nggak peduli."
Zayn menghela nafasnya, sebelum melempar senyum tipisnya ke Carissa, berharap gadis itu maklum menghadapi Zhafira.
"Bekalnya gue terima. Thanks," ucap Zayn menunjuk lacinya.
Carissa mengangguk, lalu pamit menuju kelasnya sendiri. Hingga detik berikutnya yang tersisa di kelas itu hanya Zhafira dan Zayn saja.
"Jangan bilang dia suka sama lo!" Ujar Zhafira menatap lurus ke depan.
"Enggak."
Zhafira memutar badannya menghadap Zayn sepenuhnya. Cowok itu hanya meliriknya sekilas, lalu sibuk kembali mengotak-atik ponselnya. Sangat tidak peka.
"ZAYN!" Panggil Zhafira menggelegar.
"Apa?" Jawab Zayn singkat.
"Enggak apa? Enggak salah lagi maksud lo?" Tukas Zhafira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Critical Point (REVISI)
Teen Fiction(PLAGIAT DIHARAP MENJAUH. NULIS SATU CERITA NGGAK GAMPANG! ) #01 on accident (10 oktober 2021) #02 on hurt (13 oktober 2021) #02 on harapan (1 november 2021) "ZAYN PACARNYA ZHAFIRA I LOVE YOU!" jangan tanyakan ekspresi Zayn ketika Zhafira berteriak...